NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta CEO Duda

Mengejar Cinta CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Alya, gadis miskin yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tertarik saat menerima tawaran menjadi seorang baby sister dengan gaji yang menurutnya cukup besar. Tapi hal yang tidak terduga, ternyata ia akan menjadi baby sister seorang anak 6 tahun dari CEO terkenal. kerumitan pun mulai terjadi saat sang CEO memberinya tawaran untuk menjadi pasangannya di depan publik. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apa kerumitan itu akan segera berlalu atau akan semakin rumit saat mantan istri sang CEO kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3, Tara Alina

Tara, meski baru berusia enam tahun, dikenal sebagai anak yang sangat cerdas dan kritis. Meskipun seringkali tampil ceria dan ceroboh, ia mampu menangkap banyak hal dengan cepat—terutama saat seseorang mencoba berpura-pura atau tidak jujur. Hari itu, Alya berhasil menarik perhatiannya dengan cara yang sangat berbeda dari pengasuh lain yang pernah ada.

Sambil menggambar bersama Alya, Tara merasa ada ikatan yang lebih kuat dibandingkan dengan pengasuh-pengasuh sebelumnya. Alya tidak hanya membuatnya tertawa, tetapi juga memberi perhatian penuh padanya. Sifat ceria dan energi positif Alya seperti menyentuh bagian dalam diri Tara yang selama ini tidak terlalu banyak mendapat perhatian. Tara bisa merasakan bahwa Alya berbeda—berbeda dengan pengasuh-pengasuh lain yang datang dan pergi hanya untuk memenuhi kewajiban mereka. Alya tidak hanya menganggapnya sebagai pekerjaan, tetapi sebagai teman yang seimbang.

Namun, yang lebih mengejutkan adalah sikap Tara yang sangat kritis terhadap apa yang ada di sekitarnya. Meski tampak lembut, ia memiliki insting yang tajam untuk menilai seseorang, terutama jika seseorang tidak sesuai dengan harapannya. Dan hari itu, ia memutuskan bahwa Alya adalah orang yang tepat untuk menjadi pengasuhnya.

Tara tidak segan-segan untuk melawan keputusan ayahnya, yang selama ini menjadi sosok otoriter dalam hidupnya. Baginya, inilah saat yang tepat untuk menunjukkan bahwa ia bukan anak kecil yang bisa dipermainkan—meskipun baru berusia enam tahun, dia tahu apa yang dia inginkan.

Hari ini hari pertama Alya bekerja di rumahnya untuk mengasuh Tara, karena masih hari pertama Aditya belum memberitahu apa saja syarat yang harus dilakukan oleh Alya selama mengasuh Tara.

Karena hari pertama Alya bekerja, Aditya sengaja tidak pergi ke kantor, ia ingin melihat langsung bagaimana Alya bekerja.

Aditya, yang melihat interaksi antara Tara dan Alya, masih merasa tidak yakin. "Apa yang istimewa dari gadis itu? Mengapa Tara bisa begitu cepat menyukainya?"

Ia merasa jika Tara masih anak kecil yang mudah terpengaruh hingga Tara bisa akrab dengan Alya tapi kemudian ia kembali menepis pikirannya sendiri, "Atau mungkin... saya terlalu keras kepala bagaimana menjadi pengasuh yang ideal bagi Tara?"

Aditya meremas gelas kopi di tangannya, memikirkan segala kemungkinan. "Tara bukan anak yang mudah untuk dipahami. Dan saya rasa gadis itu tidak akan bisa melakukannya." gumamnya lirih

Namun, saat Aditya melirik ke arah mereka, melihat senyum Alya yang tulus dan cara Tara begitu nyaman bersamanya, sebuah keraguan mulai muncul di hatinya. "Mungkin saya terlalu cepat menilai. Tara tampaknya sangat nyaman. Tapi apakah itu cukup?"

Tara tiba-tiba memotong lamunan Aditya dengan suara yang penuh keyakinan. Ia berjalan mendekati Aditya dan berdiri tepat di depan sang ayah,

 "Ayah, aku mau Alya jadi pengasuhku dan tinggal di sini malam ini,"

Aditya menatap putrinya dengan tatapan dingin, "Jangan memutuskan terlalu cepat, Tara, kamu baru kenal denganya beberapa jam lalu, bagaimana kamu bisa memutuskan itu? Biarkan dia pulang dan kembali besok pagi."

"Ayolah ayah, Tara nggak mau sendiri kalau malam. Ayah pulangnya selalu malam dan berangkat pagi-pagi, Tara kesepian." rengek Tara membuat Aditya sedikit bingung

Aditya mencoba tetap tegas, meski merasa kebingungan dengan sikap putrinya, biasanya Tara tidak begitu antusias membiarkan pengasuhnya tinggal di rumah, "Tara, kamu tidak bisa hanya memilih pengasuh berdasarkan perasaanmu saja. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan."

Tara melipat kedua ltangannya dengan sikap serius, mirip sekali dengan cara Aditya jika sedang membahas pekerjaan* "Ayah, aku sudah pertimbangkan semuanya. Alya bisa main, bisa belajar bareng, dan dia bisa ngerti kalau aku nggak mau ganggu orang yang kerja. Dan yang paling penting, aku nyaman sama dia."

Aditya menatap putrinya, sedikit terkejut dengan seberapa serius Tara berbicara, "Tara, kamu baru berusia enam tahun. Kamu tidak bisa... menilai seseorang begitu saja."

 "Ayah, aku jenius, ingat? Aku bisa tahu siapa yang bisa aku percaya dan siapa yang nggak. Alya itu orangnya." ucap Tara dengan suara yang begitu meyakinkan.

Aditya terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Tara, dengan kecerdasannya yang luar biasa, tidak hanya berbicara seperti anak kecil, tetapi juga dengan keyakinan yang sulit dibantah. "Apakah saya salah? Apakah saya terlalu keras pada anak saya? Tara sudah bisa menilai dengan begitu matang. Tapi... apakah saya bisa menerima keputusan ini?"

Aditya merasa terperangkap dalam kebingungannya. "Gadis itu tampak tidak terlalu buruk." gumamnya sambil melirik ke arah Alya yang tengah mengemasi mainan Tara yang berserakan di lantai.

"Baiklah minta dia menemui ayah di ruang kerja ayah, setelah ini." ucap Aditya kemudian berdiri dan meninggalkan Tara di tempatnya. Ia berjalan menjauh dari ruangan itu.

"Yesssss," Tara bersorak gembir mendengar keputusan sang ayah, ia dengan cepat mendekati Alya.

"Alya." panggilnya tanpa basa-basi.

"Iya?" Alya pun menoleh dan tersenyum seperti biasanya.

"Ayah memintamu ke ruangannya, setelah ini." ucap Tara dengan serius.

Alya mengerutkan keningnya, ia pikir semua sudah selesai kemarin tapi ternyata ia masih harus berhadapan dengan CEO tampan itu, "Ada apa ya?" batinnya.

"Baiklah, aku selesaikan ini dulu ya, nona." ucap Alya sambil menunjuk mainan Tara yang masih terserakan.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
semoga Alya menerimamu
yuning
semangat Alya
yuning
ada yang mencair
yuning: hatiku say 😁
Tri Ani: tapi bukan es, apa tuhhhh😁
total 2 replies
yuning
aku ikutan menghangat
yuning
waalaikumsalam,sama sama Thor
Nursina
seru lanjutkan
Entin Fatkurina
so aweet
Tri Ani: makacihhhhhh
total 1 replies
yuning
calon istri idaman
yuning
menjadikan Alya istrimu solusinya
SRI JARWATI
Mama alya ....uuh pasti happy banget si tara , mwmiliki mama pengganti yg lpsmuh kasih sayang
SRI JARWATI
Semengat Tara , kamu memang anak yg cerdas.
SRI JARWATI
Bagus banget ceritanya, aqu suka
SRI JARWATI
Dasar manusia es , nyebelin
SRI JARWATI
Jangan menyerah alya , kamu pasti bisa mencairkan manusia dingin itu , semangat
SRI JARWATI
Terus semangat alya
SRI JARWATI
Semangat alya , kamu bisa
SRI JARWATI
Tuan CEO nya dingin banget ya , iihh serem
SRI JARWATI
Ceritanya bagus , selalu bikin penasaran dan menambah wawasan bagi yg belum berpengalaman
SRI JARWATI
Bagus banget cara merayunya /Good/
yuning
sarangheo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!