Seorang wanita muda, Luna, menikah kontrak dengan teman masa kecilnya, Kaid, untuk memenuhi permintaan orang tua. Namun, pernikahan kontrak itu berubah menjadi cinta sejati ketika Kaid mulai menunjukkan perasaan yang tidak terduga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Titik Balik
Setelah Mira diusir dari rumah, ketegangan di antara Luna dan Kaid sedikit mereda. Namun, ancaman Reza masih membayangi mereka. Luna berusaha mengalihkan pikirannya dengan kembali aktif bekerja di perusahaan Kaid, sementara Kaid semakin fokus memperkuat sistem keamanannya. Di sisi lain, Reza tidak tinggal diam. Kegagalannya mendapatkan informasi melalui Mira membuatnya semakin bertekad untuk menghancurkan kehidupan Luna dan Kaid.
Pagi itu, Luna mengenakan blazer hitam dan celana panjang krem. Rambutnya diikat rapi, dan ia berjalan masuk ke kantor dengan penuh percaya diri. Karyawan-karyawan menyambutnya dengan ramah, tapi Luna bisa merasakan ada tatapan berbeda dari beberapa rekan kerja.
“Selamat pagi, Bu Luna!” sapa Clara, salah satu sekretaris di lantai eksekutif.
“Pagi, Clara. Bagaimana laporan untuk rapat hari ini?”
Clara menyerahkan map biru sambil tersenyum. “Semua sudah disiapkan. Pak Kaid juga sudah berada di ruang rapat.”
Luna mengangguk dan melangkah masuk ke ruang rapat. Ketika ia membuka pintu, ia melihat Kaid berdiri di depan layar proyektor, menjelaskan rencana ekspansi perusahaan kepada timnya.
“Maaf, saya terlambat,” kata Luna sambil mengambil tempat duduk di sebelah Kaid.
Kaid menoleh, memberikan senyum hangat. “Tidak masalah. Aku baru saja mulai.”
Selama rapat, Luna memberikan beberapa masukan yang membuat seluruh tim terkesan. Kaid tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap Luna.
Setelah rapat selesai, Kaid mendekati Luna. “Kamu hebat tadi,” katanya.
Luna tersenyum. “Aku hanya mencoba membantu.”
“Lebih dari itu. Kamu adalah aset penting bagi perusahaan ini. Jangan pernah meragukan dirimu.”
Di tempat lain, Reza duduk di kantornya dengan raut wajah penuh amarah. Ia sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.
“Kegagalan Mira bukan berarti kita berhenti,” kata Reza dengan suara dingin. “Aku butuh seseorang yang lebih pintar, seseorang yang tidak akan ketahuan.”
Orang di ujung telepon menjawab dengan penuh percaya diri. “Aku sudah punya orang yang tepat untuk itu. Dia memiliki akses langsung ke kehidupan pribadi Luna dan Kaid.”
“Bagus. Pastikan semuanya berjalan sesuai rencana. Aku tidak mau ada kesalahan lagi.”
Reza menutup telepon dan menatap keluar jendela dengan senyum penuh arti.
Malam itu, Kaid mengundang Luna untuk makan malam di sebuah restoran mewah. Luna, yang tidak tahu rencana Kaid, hanya mengira itu makan malam biasa. Ketika mereka tiba di restoran, Luna terkejut melihat ruangan yang sudah didekorasi dengan bunga-bunga putih dan lilin. Di tengah ruangan, ada sebuah meja dengan dua kursi.
“Kaid, apa ini?” tanya Luna dengan mata berbinar.
“Hanya ingin membuat malam ini spesial untukmu,” jawab Kaid sambil menarik kursi untuk Luna.
Mereka menikmati makan malam dengan suasana romantis. Kaid terus memuji Luna atas dedikasinya, tidak hanya untuk pekerjaan, tetapi juga untuk keluarga mereka.
Namun, di tengah kebahagiaan itu, Kaid menerima pesan dari Reno.
“Tuan, kami menemukan seseorang yang mencurigakan mencoba masuk ke sistem keamanan perusahaan.”
Kaid mencoba menyembunyikan kekhawatirannya agar tidak merusak suasana. Ia segera membalas pesan itu.
“Pantau terus. Jangan bertindak sampai aku memberi perintah.”
Setelah makan malam selesai, Kaid mengantar Luna pulang.
“Terima kasih untuk malam ini,” kata Luna sambil tersenyum.
Kaid mencium kening Luna. “Kamu layak mendapatkan lebih dari ini.”
Kaid langsung menuju ruang kerjanya setelah memastikan Luna sudah istirahat. Reno sudah menunggu di sana dengan laporan lengkap.
“Kita menemukan aktivitas mencurigakan di server utama perusahaan,” kata Reno sambil menunjukkan data di laptopnya.
Kaid membaca laporan itu dengan saksama. “Apakah kita tahu siapa yang melakukannya?”
“Belum, tapi kami menduga seseorang di dalam perusahaan bekerja sama dengan pihak luar. Kami sedang melacak IP-nya.”
Kaid mengepalkan tangannya. “Aku ingin tahu siapa dalang di balik semua ini. Jangan berhenti sampai kau menemukan jawabannya.”
Reno mengangguk. “Akan saya tangani, Tuan.”
Keesokan harinya, Luna menghadiri sebuah seminar bisnis mewakili perusahaan Kaid. Acara itu penuh dengan pengusaha sukses dari berbagai bidang. Saat Luna sedang berbincang dengan beberapa kolega, seorang pria tinggi dengan rambut hitam rapi mendekatinya.
“Luna, sudah lama sekali,” kata pria itu dengan senyum lebar.
Luna berbalik dan terkejut melihat Arga berdiri di depannya. “Arga? Apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku sekarang menjalankan perusahaan ayahku. Kita ternyata berada di industri yang sama,” jawab Arga dengan santai.
Luna merasa canggung, tetapi mencoba bersikap profesional. “Bagus sekali. Semoga bisnisnya berjalan lancar.”
Arga tersenyum. “Terima kasih. Dan aku dengar kamu sudah menikah? Suamimu pasti pria yang sangat beruntung.”
Luna hanya tersenyum tipis. “Ya, aku sangat bahagia dengannya.”
Arga menatap Luna dengan penuh arti. “Kalau begitu, aku senang untukmu. Tapi kalau suatu saat kamu butuh bantuan, aku selalu ada.”
Sebelum Luna sempat menjawab, teleponnya berbunyi. Itu dari Kaid.
“Luna, aku butuh kau pulang sekarang. Ada sesuatu yang penting,” kata Kaid di ujung telepon.
“Baik, aku akan segera ke sana,” jawab Luna sebelum menutup telepon.
Arga menatap Luna dengan penuh penasaran saat ia meninggalkan ruangan.