Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. saudara sepupu
Julia yang ditarik mendadak seperti itu menjadi oleng, Ia juga terpaku melihat orang tersebut yang ada di depannya. Ganteng itulah kesan pertamanya.
"Julia sedang apa kamu di sini..?? Bukannya setiap 2 minggu sekali ada pertemuan keluarga atau hangout gitu ya punya keluarga...? Tapi kamu kenapa malah berada di pasar malam ini..?" Tanya orang tersebut dengan pertanyaan yang beruntun.
Julia yang tak mengenali orang itu sontak menjadi bingung. Ia juga heran dari mana pemuda ini tahu kalau keluarganya, tepatnya keluarga besar Kusuma itu sedang melakukan hangout sekeluarga besar.
"Kamu siapa ?? Kenapa kamu mengenaliku..??" Tanya Julia dengan penuh penasaran.
Lelaki atau pemuda itu pun dibuat melongo mendengar pertanyaan Julia. Apa maksud Julia bertanya seperti itu terhadapnya dan menanyakan Siapa dirinya. Apakah Julia tak mengenali dirinya ? Pikir orang tersebut.
"Kau tak mengenaliku Julia..??" Tanya balik pemuda itu. Julia itu pun langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Sementara lelaki tersebut malah mend-esah dan merasa frustasi melihat Julia yang tak mengenali dirinya.
"Kau serius tak mengenali kakakmu sendiri Julia... Aku Melvin. Kakak sepupu yang sangat dekat denganmu waktu kecil..!!!" Ujar Melvin sambil menoyor-noyor kening Julia dengan jari telunjuknya itu.
Mendengarkan penuturan lelaki tersebut, yang mengatakan dirinya adalah saudara sepupunya. Apalagi saat Julia mengetahui namanya. Sontak saja ingatan Julia menerawang jauh ke masa lalu.
Iya Melvin adalah saudara sepupunya, saudara yang selalu menjahilinya dan membuatnya menangis. Saudara yang begitu senang mengerjainya bahkan menakut-nakuti dirinya.
Mengingat itu semua, Julia kembali waspada. Barangkali saudara sepupunya ini akan kembali menjahilinya dan mungkin lebih parah bisa menyakitinya. entah kenapa pemikiran buruk itu seketika hinggap di kepalanya.
"Jadi kamu adalah saudara sepupuku..? Maaf aku tak mengenalimu.. karena kita sudah lama tidak bertemu. Kalau begitu nikmatilah harimu kakak. Aku tidak akan mengganggu.." ujar Julia membuat Melvin berpikiran ambigu. Julia pun bergegas untuk undur diri dari sana, tapi lagi-lagi Melvin malah menahan tangannya.
"Ada apa Julia..?? Kenapa sikapmu seperti itu sedang menjaga jarak denganku. Aa... Apakah kamu berfikir Aku akan kembali menjahili mu lagi..??" Ujar Melvin sambil memicingkan matanya ke arah adik sepupunya itu sambil tersenyum jahil ke arah sang adik.
Mendengarkan pertanyaan yang keluar dari mulut Melvin itu. Sontak membuat Julia memundurkan langkahnya dua langkah ke belakang. Kemudian menatap lekat-lekat wajah saudara sepupunya itu.
Tak hanya Julia yang menatap Melvin, Melvin juga ikut mengamati gerak-gerik Julia. Dan Melvin yang mempelajari psikologi, dari tatapan dan gerak-geriknya saja melvin dapat menangkap kalau Julia saat ini tengah menjaga jarak dengannya. Ia juga dapat menilai ada tatapan dan sikap waspada yang dilayangkan ke arah Melvin dan juga sebuah sifat yang tak biasanya ia dapatkan dari Julia.
"Ada apa Lia..?? Kenapa kamu menatap Kakak seperti itu..?? Apa ada yang salah pada kakak..??" tanya Melvin kepada adik sepupunya itu. Julia yang menyadari kalau ia telah mengeluarkan sifat waspada terhadap keluarga kusuma itu sontak saja menjadi gugup sendiri.
"Tidak apa-apa kakak sepupu.." ujar Julia sambil menundukkan kepalanya berusaha menghindari tatapan sang kakak. Sementara Melvin ia melangkah satu langkah dan berdiri tepat dihadapan sang adik sepupu, kemudian bertanya kepadanya.
"Lalu sedang apa kamu di sini..?? Bukankah saat ini ada perkumpulan keluarga kita di restoran pelangi..??" Tanya Melvin kepada adiknya.
"Dan kakak juga memperhatikanmu, kamu tak pernah menghadiri pertemuan keluarga kita sampai kamu telah berusia 17 tahun ini. Ada apa..??" Tanya sama kakak sepupu kepada Julia. Mendengar pertanyaan seperti itu, Julia sendiri malah memilih untuk bungkam.
Memangnya apa yang akan ia katakan dan jelaskan kepada saudara sepupunya itu. Julia rasa Tak ada hal penting mengenai dirinya yang harus ia katakan kepada saudara sepupunya ini. Julia sekilas menarik nafasnya dengan dalam sebelum menjawab pertanyaan sang kakak.
"Kenapa bertanya pada Julia Kak..?? Kenapa tidak bertanya kepada keluarga besar Kusuma. Julia rasa mereka lebih tahu jawabannya ketimbang Julia."ujar Julia dengan suara yang pelan dan tak bersemangat itu.
Melvin yang mendengar penuturan sang adik langsung mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti arah dan tujuan pembicaraan Julia.
"Maksudnya..?? Maksudnya bagaimana Julia..?? Kakak tidak mengerti sama sekali..??" Tanya Melvin kepada Julia. Julia pun tersenyum miris ke arah sang kakak sepupu itu.
"Kakak saja tidak mengerti?? Lalu bagaimana dengan Julia..?? Untuk lebih akuratnya lagi. Julia sarankan agar Kakak bertanya kepada keluarga besar Kusuma saja... By the way.. tapi kenapa Kakak juga berada di pasar malam..?? Bukankah ini adalah hari perkumpulan besar keluarga kusuma ?" Tanya Julia kembali membalikkan pertanyaan itu kepada kakak sepupunya. Mendengar penuturan sang adik sepupu itu, Melvin malah mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Hais.. kakak malas melakukan hal itu... Pasti pembicaraannya hanya seputar pernikahan-pernikahan dan pernikahan. Mentang-mentang Kakak umur kakak sudah bisa menikah, malah disuruh untuk terus-terusan menikah dan menikah. Malas lah kakak.. makanya Kakak lari ke sini..?? Eh taunya malah bertemu dengan kamu..!! Ya sudah yuk, ayo kita kencan malam ini sampai puas..." Ujar Melvin menggoda adik sepupunya itu. Lagi pula itu adalah hal yang biasa bagi keluarga Kusuma untuk memanjakan adik-adik perempuan mereka.
"Tidak perlu kak. Kita berjalan sendiri-sendiri saja. Takutnya nanti akan menimbulkan fitnah di antara kita." Ujar Julia kepada Melvin.
Melvin yang masih belum mengerti arah pembicaraan sang adik sepupu kembali melihat adiknya itu. Ia juga berpikir, bagaimana orang akan menyala pahami hubungan mereka. Sementara mereka sendiri adalah sepasang saudara sepupu dari keluarga Kusuma.
"Lah kok ngomongnya gitu... Ya nggak papa lah. Atau jangan-jangan kamu takut pacar kamu melihat ya..??" Tanya Melvin kepada sang adik yang langsung memicingkan matanya.
Namun Julia malah memilih untuk bungkam. Biasanya kalau selalu meladeni pertanyaan sang kakak sepupu ini, urusannya malah akan bertambah panjang dan tak ada selesai-selesainya.
"Hai kamu ini masih kecil masih belum boleh untuk pacar-pacaran.. dan kalau sampai Kakak bertemu dengan laki-laki itu, Kakak tak akan segan-segan untuk memberikan bogem mentah di wajahnya itu. Ayo katakan.. siapa laki-laki itu..!!" Seru melvin lagi sambil mengepalkan tangannya dan meninju sebelah tangannya yang tidak terkepal itu.
Julia mendesah, memang susah lah kalau berbicara kepada kakak sepupunya yang satu ini.
"Hais... Julia nggak punya pacar Kak... Hanya saja, Kakak jalan sendiri saja dan Julia jalan sendiri.!! Kita masing-masing saja. Lagi pula aku masih ragu, Apakah aku ini benar keturunan Kusuma atau ti-" Julia langsung membungkam mulutnya dengan tangannya sendiri.
kasihan bngett yaaa