Judul: KEBANGKITAN PENDEKAR ABADI
Deskripsi:
Ling Chen, seorang pemuda tangguh yang penuh dengan pengalaman pertempuran, terjebak dalam perjalanan menuju takdir yang lebih besar. Setelah terluka parah oleh makhluk tingkat Emperor Bintang 9 di Hutan Terlarang, ia menemukan dirinya berada di ambang kematian. Namun, sebuah kekuatan misterius, Sistem Dewa Alam, terhubung dengannya, membuka jalan baru yang penuh dengan peluang dan tantangan.
Dengan bimbingan sistem dan hadiah luar biasa yang diterimanya, Ling Chen bertekad untuk menguasai kekuatan baru, memperbaiki kesalahan masa lalunya, dan menaklukkan dunia yang dipenuhi makhluk-makhluk legendaris. Dalam perjalanan ini, ia tidak hanya harus melawan kekuatan besar dari luar, tetapi juga menghadapi ambisi dan kesombongannya sendiri yang perlahan ia ubah menjadi kebijaksanaan.
Akankah Ling Chen berhasil mencapai puncak kekuasaan dan membalas dendam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16 TARUHAN
BAB 16 TARUHAN BESARR
PROLOG
Di aula utama kediaman Tetua Mei, suasana penuh rasa ingin tahu. Jin Feng dan Xue Liuying berdiri dalam diam, menunggu instruksi dari guru mereka. Xue Liuying akhirnya memecah keheningan dengan suaranya yang dingin.
“Guru, kenapa Anda memanggil kami?” tanyanya sambil melirik Jin Feng.
Tetua Mei tersenyum kecil, matanya tenang seperti air danau yang tak berombak. “Aku ingin memperkenalkan kalian kepada seseorang,” jawabnya lembut.
Jin Feng mengerutkan kening. “Seseorang?”
“Dia adalah murid pertamaku,” kata Tetua Mei, membuat kedua muridnya tertegun.
Xue Liuying langsung menoleh dengan ekspresi penuh tanda tanya. “Murid pertama? Sebelum kami? Tapi kenapa kami tidak pernah mendengar tentang dia?”
Pintu aula perlahan terbuka, memperdengarkan langkah kaki yang mantap. Sesosok pemuda dengan pakaian sederhana melangkah masuk. Wajahnya bersahaja, namun ada ketenangan yang sulit dijelaskan dalam caranya berjalan.
“Ling Chen?” Jin Feng hampir tidak percaya pada apa yang dilihatnya.
Pemuda itu tersenyum tipis, menatap Jin Feng dengan santai. “Lama tidak bertemu, Jin Feng.”
Xue Liuying memandang Ling Chen dari ujung kepala hingga kaki. “Jadi, kau murid pertama Guru? Kau tidak terlihat istimewa,” katanya, suaranya mencerminkan ketidakpercayaan.
Tetua Mei melangkah maju, mengangkat tangan untuk menenangkan. “Kalian bertiga adalah murid-muridku. Masing-masing dari kalian memiliki kelebihan yang unik. Ling Chen adalah murid pertamaku karena alasan yang hanya aku yang memahaminya. Aku berharap kalian bisa saling mendukung dan belajar satu sama lain.”
Meskipun kata-kata itu bermaksud menenangkan, ketegangan tetap terasa di antara ketiga murid itu. Xue Liuying tetap memandang Ling Chen dengan curiga, sementara Jin Feng tampak bingung tetapi tidak ingin memperpanjang perdebatan.
Hari-hari berikutnya di sekte berlangsung penuh ketegangan. Meskipun Ling Chen terlihat tidak terganggu dengan situasi yang ada, para murid lainnya mulai berbicara lebih banyak tentang dirinya. Banyak yang masih merasa bingung dengan alasan Tetua Mei memilih Ling Chen sebagai murid pertama, padahal dia tampak begitu biasa dibandingkan dengan Jin Feng dan Xue Liuying yang jelas memiliki bakat luar biasa.
Di ruang makan, beberapa murid muda membicarakan hal ini dengan bersemangat.
“Kenapa Tetua Mei memilih Ling Chen? Dia sama sekali tidak punya aura kekuatan seperti Jin Feng atau Xue Liuying,” kata seorang murid dengan nada tak percaya.
“Mungkin ada alasan tersembunyi. Aku dengar dia cukup tenang dalam segala situasi,” jawab temannya.
“Tenang? Itu bukan jawaban yang cukup. Aku dengar dia bahkan tidak pernah mengikuti banyak ujian, tapi langsung diterima begitu saja,” sahut murid lain.
Obrolan ini terus bergulir dari satu kelompok murid ke kelompok lainnya, semakin menambah rasa penasaran mereka terhadap Ling Chen. Setiap orang bertanya-tanya, apa yang membuatnya begitu istimewa sampai Tetua Mei memilihnya sebagai murid pertama.
Namun, tidak semua orang senang dengan status Ling Chen sebagai murid pertama. Zhao Lin, seorang murid senior yang sudah lama berada di sekte, merasa tertantang dan bahkan terhina. Ia merasa sudah membuktikan kemampuannya di setiap ujian dan pelatihan yang ada, namun Tetua Mei memilih Ling Chen yang dianggapnya tidak lebih dari seorang pemuda biasa.
Zhao Lin mulai mendengar desas-desus tentang Ling Chen dan merasa perlu untuk melakukan sesuatu. Di ruang latihan, ia berbicara kepada beberapa murid lainnya.
“Jadi, Ling Chen itu murid pertama? Aku masih tidak bisa mempercayainya,” gumamnya penuh kebencian.
“Kenapa kau tidak mempercayainya?” tanya seorang murid yang berdiri di dekatnya. “Dia pasti punya sesuatu yang istimewa yang belum kita ketahui.”
Zhao Lin tertawa dingin. “Mereka hanya terpesona karena Tetua Mei memilihnya. Aku sudah di sini lebih lama, membuktikan diriku di setiap ujian. Tapi tiba-tiba seorang pemuda yang tampaknya biasa-biasa saja dipilih lebih dulu. Aku tidak akan membiarkan itu begitu saja!”
Beberapa murid lain mencoba menenangkannya, tetapi Zhao Lin sudah tidak bisa menerima kenyataan itu. “Aku akan menantangnya. Kalau dia memang benar-benar murid pertama, dia harus membuktikannya!”
Berita tentang niat Zhao Lin untuk menantang Ling Chen menyebar cepat ke seluruh sekte. Banyak murid yang tertarik dengan tantangan ini, sebagian besar ingin tahu apakah Ling Chen benar-benar bisa mempertahankan statusnya sebagai murid pertama, sementara yang lain hanya penasaran apakah Zhao Lin akan menang dengan mudah.
Di sisi lain, Ling Chen mendengar kabar tentang tantangan itu dari Jin Feng yang datang dengan wajah cemas.
“Ling Chen! Kau tahu Zhao Lin menantangmu?” seru Jin Feng.
Ling Chen tampak tenang seperti biasa. “Aku tahu. Tapi aku tidak tertarik untuk melayaninya.”
Jin Feng tercengang. “Apa? Kamu tidak mau menerima tantangan itu? Kalau kamu tidak melakukannya, semua orang akan menganggapmu pengecut!”
Ling Chen hanya tersenyum tipis. “Jika Zhao Lin ingin bertarung, dia harus menawarkan sesuatu yang menarik.”
Jin Feng semakin bingung. “Taruhan? Apa kau serius?”
“Kenapa tidak?” jawab Ling Chen santai. “Tanpa taruhan yang memadai, pertarungan itu hanya buang-buang waktu.”
Ketika berita tentang tuntutan Ling Chen agar ada taruhan yang memadai tersebar, banyak murid mulai merasa semakin penasaran. Mereka bertanya-tanya apa yang sebenarnya dimiliki oleh Ling Chen yang membuatnya tidak takut dengan tantangan besar itu.
Zhao Lin akhirnya mendengar bahwa Ling Chen hanya akan bertarung jika ada taruhan yang pantas. Dengan penuh percaya diri, Zhao Lin membuat pengumuman besar di aula latihan.
“Ling Chen hanya mau bertarung jika ada taruhan? Baiklah! Aku akan memberinya taruhan yang tidak bisa dia tolak!” katanya, suaranya penuh keyakinan. “Aku mempertaruhkan 50.000 koin emas dan lima inti jiwa binatang tingkat Pembentukan Inti!”
Seketika, seluruh sekte gempar. Taruhan yang sangat besar itu langsung menjadi topik pembicaraan para murid. Mereka bertanya-tanya apakah Ling Chen benar-benar akan menerima tantangan itu.
Ketika Jin Feng mendengar taruhan yang diumumkan, ia segera mencari Ling Chen dan memberi tahu. “Ling Chen, taruhan itu sangat besar. 50.000 koin emas dan lima inti jiwa binatang tingkat Pembentukan Inti.”
Ling Chen hanya tersenyum tipis. “Baiklah, aku akan terima.”
Jin Feng sedikit terkejut dengan ketenangan Ling Chen, tetapi ia tidak bisa menyangkal bahwa Ling Chen tampaknya benar-benar siap untuk menghadapi tantangan tersebut.
Dengan taruhan besar yang terpasang, suasana sekte semakin tegang. Para murid bertaruh siapa yang akan menang. Semua orang kini menunggu untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi Ling Chen tetap tenang, fokus pada kultivasi, seakan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya tidak lebih penting daripada kesiapannya untuk apa yang akan datang.