Sudah jatuh tertimpa tangga itu lah pepatah yang pantas untuk Raya saat ini.
Pengabdian seorang istri tapi tak sedikit pun di hargai oleh Fadil sang suami.
Tak hanya sampai di situ derita Raya,Fadil menalak nya di saat dia baru selesai keguguran dan secara terang-terangan sang suami membawa selingkuhan nya kerumah.
Perasaan Raya hancur mentalnya di hajar habis-habisan oleh sang suami dan mertua yang menyalahkan nya atas kematian sang anak.
Bagaimana kelanjutan kisahnya.
Apakah Raya mendapatkan pengganti sang Suami atau justru memilih menyendiri?
Akan kah ada solusi untuk Raya setelah mengalami siksaan batin ini?
Yuuk baca di novel terbaru ku ibu susu untuk Mikhayla...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mall
"Hari ini main sama oma ya La,biar Oma yang buatkan kamu susu,kalau nggak kamu tinggal bareng oma aja La biar lebih terkontrol kamu lihat sendiri kan tinggal di sini nggak ada yang memperhatikan kamu, seperti anak nggak di harapkan oleh mama mu saja" sindir bu Sri membuat Hilda menatap sinis sang mertua.
"Ma" tegur Haris tak enak pada sang istri yang memang tidak pernah akur dengan mama nya.
"Nggak usah negur mama Ris, itu benar ada nya jadi kamu nggak perlu membela nya lagi"
"Tapi nggak gitu juga ma,kalau nggak ada Hilda nggak akan ada Mikhayla cucu mama"
"Numpang rahim doang" ketus bu Sri lagi
"Udah lah mas nggak perlu kamu bela aku,kamu seneng kan mama kamu hina aku terus,aku capek mas! Sengaja hari ini aku telat ke kantor cuma mau bawa Mikhayla pulang bersama tapi apa jadinya hanya hinaan ibu kamu yang aku dapat kan" marah Hilda
"Maafin mama Hil"
"Aku berangkat dulu mas,jaga Mikhayla di rumah" ucap Hilda segera pergi membuat Haris menghela nafas panjang
"Bener kan La,kamu cuma numpang di rahim dia doang, buktinya dia nggak mau main bareng kamu sebentar aja,kamu kan baru keluar dari rumah sakit"
"Ma, Jangan di ajarkan Mikhayla yang nggak benar"
"Ris buka mata kamu lebar-lebar,Kamu bisa bahagia tanpa perempuan itu"
"Ma!!!"
"Ma, sudah...Haris juga masih lelah ma jangan di tambah lagi beban pikiran nya" ucap papa Haris memeringati buk Sri.
"Siapa juga yang menambah beban pikiran nya pa,mama bicara apa ada nya kok"
"Ris kalau kamu mau istirahat, istirahat saja dulu sudah beberapa hari ini kamu tidak nyenyak tidur kan biar Mikhayla sama mama dan papa"
"Iya pa,aku titip ya,mata ku berat banget pa" jawab Haris dan di anggukki sang papa.
****
"Kalau kamu sudah mendingan ibu akan pecat pembantu harian di rumah ini"
"Bu,mbak Raya baru operasi bu belum boleh kerja berat,biar saja pembantu itu di sini yang menggajinya kan juga bang Fadil"ujar Angga membela.
"Kasihan mas mu,cari uang siang malam sedangkan istri nya enak-enakan tidur,kerja juga dong!"
"bu aku belum sembuh betul" jawab Raya
"Hahaha......jangan bohong kamu, saya lihat kamu sudah bersemangat makan memang dasar kamu nya pemalas! Kalau nggak mau kerja di rumah kamu kerja dong di luar cari pemasukan biar bisa bantu bayar pembantu di rumah ini"
"Baik bu saya akan usaha cari kerja" jawab Raya
"Mbak"
"Udah nggak papa Ngga,Mbak akan cari kerja yang nggak berat"
"Mbak, orang operasi itu nggak bisa seenaknya bekerja"
"Iya mbak tau Ngga,mbak akan usaha kan hati-hati"
"Udah....jangan dramatisir di sini,kamu juga Ngga,saya ibu kamu jadi jangan sok belain dia" tunjuk bu Rita membuat Angga terdiam
Ibu nya benar-benar jahat pada Raya padahal Raya satu-satunya menantu di rumah itu yang seharusnya di manja oleh mertua tapi kenyataannya tidak.
****
"Brak" bunyi pintu di banting oleh Hilda
"Kenapa sayang?" tanya Herman terkejut
"Aku kesal mas,kesal!"
"Kesal kenapa? Kesal sama mas?" tanya Herman lembut.
"Bukan! Kesal sama mertua ku,dia seperti monster yang terus memutari otak ku mas"
"Memang nya kenapa sayang, cerita dong sama mas"
"Dia selalu saja menyalahkan ku mas padahal aku kerja buat memenuhi kebutuhan rumah tangga ku dengan mas Haris, seharusnya dia mengerti penghasilan anak nya nggak seberapa,buat biaya perawatan ku saja tidak akan cukup" adu Hilda
"Sabar sayang,jangan emosi masih pagi,kata nya kamu izin masuk siangan kok jam segini udah datang?"
"Bagaimana aku nggak datang mas,kamu pikir saja nenek lampir itu berkeliaran di rumah ku, kepalaku hampir mau pecah mas"
"Terus kamu mau nya gimana?"
"Aku mau ke mall aja mas,mumet pikiran ku"ajak Hilda
"Yakin jam segini?"
"Ya,kamu keberatan?" tanya balik Hilda sambil cemberut
"Nggak,buat kamu nggak ada kata keberatan,ayo baby kita berangkat"
"Oke....go" ujar Hilda sambil tersenyum manis.
semoga lekas sehat kembali Thor...