Sang penjaga portal antar dunia yang dipilih oleh kekuatan sihir dari alam
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon faruq balatif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Masa Lalu
Dalam keheningan, Vaneca yang menjaga Araya di kamarnya duduk sambil memandang ke arah luar jendela. Dia melihat Dom dan para pengikutnya, beserta para roh, sibuk menyiapkan makanan di depan tenda-tenda mereka. Hal ini dulu sangat mengkhawatirkannya, terutama ketika Dom pertama kali berinteraksi dengan para roh. Namun, kekhawatirannya itu seolah telah hilang. Sekarang, ia lebih mengkhawatirkan kondisi keponakannya, Araya.
Suara Araya yang memanggil nama ibunya membuat Vaneca tersentak dari lamunannya. Ia segera menghampiri Araya yang tersadar dan mencoba untuk bangkit. Vaneca memberinya minum, kemudian menyuruhnya untuk bersandar. Dengan senyum lembut yang mirip dengan ibunya, Araya ikut tersenyum melihat wajah Vaneca.
Vaneca membelai lembut rambut Araya sembari menanyakan keadaannya. "Bagaimana keadaanmu? Apa kau merasa lebih baik?"
"Kepalaku masih sedikit pusing," jawab Araya pelan.
Sambil tersenyum, Vaneca memijat kepala Araya, dan mereka mulai bertukar cerita. "Siapa nama nenekmu?"
"Namanya nenek Jao. Dialah yang merawatku sejak kecil," jawab Araya sambil tersenyum, kemudian melanjutkan cerita tentang kehidupannya bersama neneknya.
Araya yang bingung dan canggung dalam memanggil Vaneca dengan sebutan tertentu, membuat Vaneca tersenyum lebar dan tertawa.
"Kau boleh memanggilku Bibi, atau Ibu jika kau mau," kata Vaneca sambil tertawa kecil.
Percakapan yang panjang akhirnya membuat Vaneca menceritakan kejadian besar yang dulu pernah terjadi pada mereka semua.
Ketika peristiwa besar itu terjadi, tepatnya tujuh belas tahun yang lalu, seorang penyihir yang sangat terobsesi dengan kekuatan kegelapan berusaha menguasai dunia dengan membuka paksa portal dunia kegelapan menggunakan sihir terlarang yang ia pelajari setelah mencuri kitab hitam dari ruangan rahasia di markas Giory. Perang besar yang tak terelakkan pun akhirnya terjadi.
Kuos, itulah nama si pengkhianat itu. Dengan liciknya, dia menipu semua orang dan mencuri sebuah kitab hitam terlarang yang telah disegel puluhan tahun lalu oleh Viline. Hasratnya yang haus akan kekuasaan untuk menjadi raja dunia telah membawa malapetaka besar. Pertempuran besar para penyihir dari berbagai aliansi pecah ketika ia dengan kekuatannya membuka portal dimensi kegelapan secara paksa, memanggil banyak monster dan makhluk kegelapan ke dunia.
Pertempuran dahsyat itu merenggut ribuan nyawa. Para penyihir dari berbagai tempat berusaha menahan makhluk-makhluk itu agar tidak terlepas dan menghancurkan dunia ini. Tiga aliansi sihir besar bersatu, yaitu Ve, Flo, dan Murar, yang menjadi garda terdepan dalam pertempuran ini. Kelompok Giory berada di bawah aliansi Ve, yang dipimpin oleh ayahnya sendiri, Vincente Akof.
Sebagai penerus pimpinan aliansi, Viline justru lebih suka berada di kalangan masyarakat biasa, membaur dengan orang-orang yang tidak memiliki kekuatan sihir dengan tujuan melindungi mereka. Hingga akhirnya, Viline membentuk kelompok bayangan yang mengatasnamakan keadilan. Ia berhasil membangun kelompoknya yang tersebar dan memiliki banyak pengikut di berbagai tempat. Kebaikan hatinya mampu menjaga keharmonisan kelompok besar agar saling menjaga satu sama lain.
Viline juga menjadi pewaris, atau orang terpilih, yang memiliki kekuatan untuk membuka dan menutup portal dimensi kehidupan. Dia adalah pemilik kunci sihir portal antar dimensi, penjaga yang mencegah kegelapan membuat kerusakan di muka bumi. Akan tetapi, apa yang dilakukan Kuos adalah kesalahan besar yang membuat Viline geram, karena dampaknya sangatlah fatal ketika makhluk kegelapan terlepas ke dunia fana. Kekuatan mereka sangat dahsyat, dan sangat sulit melawan mereka dalam jumlah besar.
Hari itu, bahkan Viline pun tak sanggup melawan lagi. Hingga akhirnya, Viline dan para pengikutnya harus mengambil satu keputusan yang sangat berat. Dengan seluruh strategi dan kekuatan yang mereka punya, mereka berhasil menarik makhluk kegelapan itu ke portal antar dimensi, yaitu dimensi pertengahan yang memisahkan dunia nyata dan gaib.
Terjadi dua pertempuran besar. Ayah Viline, Vincente, bersama dua pimpinan aliansi besar lainnya, yaitu Fergo dan Murarian, beserta beberapa aliansi kecil lain, bertarung melawan Kuos yang sudah berubah menjadi naga besar berkat kekuatan kegelapan yang ia serap. Di sisi lain, Viline dan kelompoknya bertarung melawan ratusan ribu makhluk kegelapan yang berhasil mereka tarik ke dimensi pertengahan.
Viline menyadari bahwa Kuos mendapatkan energi dari dimensi kegelapan dan terpikir untuk menutup portal agar Kuos bisa dikalahkan. Namun, harga yang harus ia bayar sangat mahal. Karena yang membuka portal adalah Kuos, jika Viline memaksa menutupnya, ia harus mengorbankan jiwanya dan termakan bersama portal kegelapan.
Air matanya menetes saat pertempuran berlangsung. Ia teringat pada anaknya yang baru saja lahir, Vin Araya, yang ia titipkan kepada sepasang orang tua di desa terpencil. Anak yang ia dapat dari pernikahan rahasia dengan seorang pemuda tampan di desa kecil itu.
Tak ada satu pun yang tahu bahwa Viline sedang berada dalam situasi dilema besar. Namun, kondisi para pengikutnya yang sudah sangat lelah, serta pertempuran panjang yang dialami aliansi-aliansi, membuatnya harus mengambil keputusan untuk menukarkan nyawanya demi keselamatan semua orang. Dengan air mata yang terus mengalir di wajahnya, ia menyuruh semua pengikutnya keluar dari portal.
Para pengikutnya yang sangat setia merasakan ada sesuatu yang aneh. Mereka pun enggan meninggalkan Viline. Dengan suara bergetar, seorang pengikutnya berkata, "Kami akan mati bersamamu."
Viline, yang tak ingin mereka terjebak di dimensi kegelapan, hanya punya satu pilihan, yaitu meninggalkan mereka di dimensi pertengahan. Dengan sisa tenaganya, ia membuka portal dan menarik semua makhluk kegelapan itu bersamanya. Di saat yang sama, dengan sihirnya, ia mengirimkan pesan serta sebuah kalung kepada nenek Jao, wanita tua yang dipercayanya untuk menjaga anaknya.
Dengan tiupan sihirnya, pesan tersebut berubah menjadi kupu-kupu bercahaya yang terbang membawa angin, menahan para pengikut Viline yang mencoba mendekat, namun mereka tak mampu melangkah ke arahnya. Sampai akhirnya, semua monster dan makhluk itu terseret ke dalam portal, dan portal itu pun tertutup.
Hanya terdengar suara tangis dan pesan terakhir dari Viline yang menyuruh para pengikutnya kembali ke dunia, serta permintaan maafnya kepada ayahnya. Namun, melihat ratu mereka hilang ditelan kegelapan, para pengikutnya menangis dan tak mampu menahan kesedihan. Tak ada satu pun yang mau pulang ke dunia nyata hingga portal perlahan tertutup, membuat mereka terjebak di dimensi pertengahan antara dunia nyata dan gaib.
Araya takjub sekaligus sedih mendengar cerita luar biasa tentang peperangan dan kepemimpinan ibunya. Dia memegang tangan Vaneca, mencoba menguatkan hatinya tentang kenyataan siapa dirinya sebenarnya. Vaneca menguatkan hati Araya dengan menceritakan hal-hal lain tentang keluarganya dan sosok pemimpin aliansi Ve yang sangat kuat, yaitu kakeknya sendiri. Vaneca juga menceritakan hal-hal lucu dan sesekali menggoda Araya dengan menanyakan ketampanan ayahnya yang mampu meluluhkan hati wanita cantik seperti ibunya. Vaneca terus berusaha agar Araya tidak larut dalam kesedihan yang dialaminya.
Araya yang kembali tertawa membuat Vaneca tersenyum lebar. Mereka seolah menjadi begitu terikat, layaknya seorang ibu dan anak. Araya yang akhirnya tahu tentang keberadaan para roh itu kini tidak terlalu takut. Vaneca menjelaskan bahwa dimensi pertengahan memang adalah tempat tinggal para roh.
Vaneca juga berterima kasih kepada Araya, karena kedatangannya membuat perselisihannya dengan Dom seolah hilang begitu saja.
Araya hanya tersenyum kecil. Dalam hatinya, ia masih bingung bagaimana ia bisa masuk ke dalam dimensi pertengahan ini. Dia menjelaskan kepada Vaneca bahwa ia terpisah dari teman-temannya dan berjalan menyusuri sungai hingga menemukan desa Ribe. Dia yakin tak melakukan sihir atau apa pun, tetapi tiba-tiba saja ia berada di tempat ini.