Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 35 Menenangkan Diri
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (35)
" Itu nanti saja, nanti mas lama keluarnya."
Rama pun menurut, ia langsung pergi membeli soto ayam untuk sang istri.
" Maafkan aku, mas. Aku terlanjur kecewa." Lirihnya sambil menelpon seseorang.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
"Kamu yakin tidak akan menyesal?,"
" Tidak. Aku terlanjur kecewa. Lagipula hanya sementara sampai aku tenang. Ada di sana hanya membuatku banyak pikiran. Sementara aku tak ingin lagi kehilangan janinku." Salma mengusap perutnya sambil kembali melihat ke arah luar.
Kini, ia sedang berada di mobil yang akan membawanya ke tempat yang jauh dari jangkauan suaminya.
" Aku merasa kasihan tahu. Pasti suamimu akan khawatir." Ucap wanita berhijab yang ada di balik kemudi.
" Setidaknya aku meminta bantuan pada calon kakak iparku. Bukan pada yang lain. Aku juga yakin kamu akan memberitahu kak Zayden sekalipun aku minta ini di rahasiakan."
" Hehe." Aisyah hanya nyengir. " Mana bisa aku berbohong pada calon suamiku."
Salma manggut-manggut.
Salma memang pada akhirnya memutuskan untuk pergi sementara waktu. Ia ingin menenangkan diri. Seandainya suaminya jujur dan mau melibatkan dirinya dalam mengambil keputusan yang diambil atas permintaan Bu Ana, tentu ia tidak akan melakukan ini.
Namun, setelah berhari-hari di rawat, suaminya malah tetap diam-diam menemui mantan istrinya itu. Itu artinya, dia telah melanggar janji yang pernah ia ucapkan pada Salma waktu itu.
Sementara itu, di ruang rawat Salma, Rama merasa frustasi. Ia tidak menemukan Salma dimana pun.
Rama yakin, istrinya itu pergi. Hingga akhirnya ia menelpon semua yang ia yakini tahu keberadaan dari Salma.
Hasya dan Insi terkejut bahwa Salma benar-benar merealisasikan rencananya. Sekalipun mereka tahu bahwa Salma akan pergi, mereka tidak tahu kemana tujuan Salma.
Namun, ia tidak menelpon Aisyah karena memang tidak menyimpan nomor kontaknya.
Salma memang mengatakan akan pergi jika kamu tidak jujur padanya tentang apa yang kamu lakukan di belakangnya.
Rama tertegun saat Insi menceritakan mengenai Bu Ana yang menemui Salma dan meminta izin padanya.
" Ini salahku. Aku melanggar janjiku. Seandainya aku jujur." lirih Rama.
Rama membantu Bu Ana bukan karena masih menyimpan rasa pada mantan istrinya itu. Namun, sebatas rasa kasihan. Apalagi, Dewi adalah ibu dari Faisal. Tidak mungkin ia membiarkan wanita itu mencelakakan dirinya sendiri atau berakhir di rumah sakit jiwa.
Rama pun tidak berani memberitahukan masalah ini pada ibunya. Karena ia tidak ingin ibunya khawatir.
Hingga ia akhirnya mengingat sang kakak ipar. Walaupun kemungkinan kecil Salma memberitahukan pada kakaknya, namun Rama pun tidak bisa menyembunyikan masalah ini pada kakak iparnya tersebut.
Akhirnya, dengan mengumpulkan keberanian, Rama menelpon Zayden. Ia menyampaikan apa yang terjadi pada Zayden.
Zayden sendiri mengatakan ia tidak mengetahui kemana sang adik pergi. Sekalipun ia tahu bahwa adiknya memang pergi.
Sekalipun kesal dengan sikap adik iparnya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Selain menasehatinya.
Biarkan Salma menenangkan dirinya. Lagi pula kamu sendiri yang mengatakan jika kamu menemui mantan istrimu diam-diam lagi kamu mengizinkannya pergi dari sisimu. Salma tidak berniat pergi selamanya dari sisimu. Dia hanya butuh waktu. Bersabarlah sampai dia memutuskan kembali pulang.
Rama terdiam mencermati kata-kata Zayden. Apa yang ia katakan ada benarnya. Ini juga demi ketenangan Salma apalagi ia sedang mengandung buah hati mereka yang menurut dokter, kandungnya cukup lemah sehingga tidak boleh banyak pikiran.
Hingga seseorang menelpon dirinya. Namun, Rama mengabaikan telpon itu.
" Harusnya aku tidak lagi terlibat denganmu. Aku akan mengehentikan ini dan memberi saran lain pada Tante Ana. Aku tidak ingin kehilangan Salma dan anak kami." lirih Rama sambil me-reject telpon Dewi yang sudah ia buka blokirannya.
Rama melangkahkan kakinya menuju barangkar kosong yang semula di tempati Salma hingga netranya melihat sebuah kertas yang di letakkan di bawah gelas, di atas nakas.
Di sisi lain, Dewi marah karena Rama tidak mengangkat telponnya dan malah me-reject telpon darinya.
" Kenapa Rama tidak bisa di hubungi?Padahal aku senang karena dia mau memperhatikanku. Mungkin dia sedang sibuk. Lebih baik aku menelponnya lagi nanti. Ternyata, ada manfaatnya aku melakukan percobaan bu_nuh diri ini." Gumam Dewi.
Dewi memang benar-benar depresi sampai melakukan upaya yang nekad itu. Namun, saat ternyata Rama justru bersimpati padanya, ia pun memanfaatkan apa yang menimpa dirinya.
Di balik pintu, seseorang mendengarkan apa yang Dewi katakan. Rasa bersalah pun menghampirinya.
TBC