Novan dan Diana menjalin hubungan sekitar empat tahun lama nya sejak mereka sekolah SMA, sudah banyak yang Novan berikan pada gadis cantik berdarah minang itu.
namun suatu hari Novan melihat Diana malah bersama pria lain yang menggunakan mobil mewah, sejak saat itu juga hubungan mereka renggang, tak lama Diana sakit dan selalu menjerit jerit karena gigi yah semula bagus itu mengeluarkan banyak nanah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35. Aksara dapat tugas
Gadis ini berjalan dengan emosi yang begitu tinggi, pantas saja dia sangat kesakitan setengah mati pada gigi nya. ternyata karena ulah Novan yang sudah membuat Santet, Diana tidak terima karena Novan jadi begitu tega kepada diri nya, sedikit pun Diana tidak menyadari salah nya juga karena sudah selingkuh dengan pria lain.
Dia hanya fokus dengan kesalahan orang sehingga tidak akan diri nya yang juga punya salah, andai saja Diana sadar kalau dia tidak selingkuh maka nasib buruk ini tidak akan menimpa nya, selama nya Novan akan tetap mencintai walau di tentang oleh orang banyak sekali pun karena cinta pemuda itu sudah sangat over.
Sayang nya Diana tidak sadar dan tetap menyalahkan Novan penuh atas penyakit yang ia derita, Diana berjalan tanpa alas kaki dengan langkah tergesa gesa karena sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Novan yang membuat santet, sungguh dia sangat marah pada pria yang pernah bertengger di hati nya ini.
Yang di belakang sibuk mengejar Diana karena mereka sangat takut bila gadis ini akan membuat keributan di rumah Novan, Pak Bujang sudah cukup malu dengan keluarga nya Novan yang di rugikan banyak oleh putri nya, jadi sudah cukup dan dia bertekad tidak akan menggangu nya lagi akibat rasa malu yang sangat besar.
"Cepat tangkap adik mu, Den! Bapak tidak mau bila dia mendatangi rumah nya Novan." suruh Pak Bujang yang sudah tidak sanggup lagi untuk berlari.
"Biar aku saja yang kejar, Bapak diam lah di sini." angguk Deni.
"Ayo cepat, Da!" Ria juga mengejar adik nya yang mungkin sekarang sudah tiba adi rumah Novan.
"Aku akan membawa Diana pulang, Bapak pulang lah kerumah." Deni segera berlari.
"Ya allah, kenapa keluarga ku berantakan begini." keluh Pak Bujang sambil menatap Deni berlari.
"Pak! saya dan Ustad Basri akan mengejar Diana." ujar Joni menggunakan motor nya.
"Iya, terima kasih banyak sebelum nya." Pak Bujang tergagap.
Joni membonceng Ustad Basri untuk mengejar Diana yang sudah entah di mana, namun dugaan mereka kuat bahwa gadis itu mendatangi rumah nya Novan, hari sudah semakin larut dan mereka sama sekali belum memejamkan mata barang sekejab pun, Joni mengucek mata nya agar bisa lebih jelas melihat jalan.
"Hati hati bawa motor nya, Mas." ujar suara wanita di belakang Joni.
"Hah?!" Joni melihat dari kaca spion dan seketika dia loncat dari atas motor.
"Hohohooooo, ayo ku temai kerumah nya Novan." pocong tentakel tertawa kencang.
"Ya allah, kenapa bisa berubah dia?!" Joni sangat ketakutan melihat bentukan pocong yang begini seram.
"Maka nya kalau mau bonceng orang harus kau lihat dulu." pocong tentakel mengejek.
"Menjauh dari ku! aku tidak punya masalah dengan mu." sentak Joni.
"Karena kau tidak punya masalah dengan ku, jadi jangan cari masalah dengan sibuk mengurus gadis itu! biarkan saja dia mati bersama ku, hohohooo." pocong tentakel kembali tertawa, membuat tentakel gurita itu bergerak liar dari mulut nya.
"Ya allah, lindungi lah aku dari setan ini." Joni langsung lari tunggang langgang.
"Hohohoooo, bawa aku bersama mu." pocong tentakel mengejar Joni.
Tapi pocong tentakel tidak bisa menyentuh nya, karena Joni terus membaca doa kepada allah agar di lindungi, dia hanya mengejar dari jauh sambil merasakan betapa panas nya aura yang keluar dari tubuh Pak RT muda itu.
"Gila, pengalaman seumur hidup di kejar pocong." batin Joni sangat takut di buat nya.
Mau pulang kerumah juga tidak mungkin karena dia selaku RT tidak mungkin diam saja, apa lagi warga nya sedang membuat heboh begini, bahkan kalau bisa Pak Lurah juga harus tau dan ikut turun tangan mengejar Diana yang tidak tentu arah itu.
Jujur saja Joni sebenar nya tidak respek dengan Diana, bisa di lihat dari gelagat nya bahwa Diana tidak punya keinginan tobat. coba lah saat bangun tadi mengucap nama allah, bukan nya malah kabur tidak jelas begini dan sampai mendorong Ibu nya juga.
...****************...
Arya sudah membaca pesan nya dari Novan bahwa besok sepupu nya ingin bertemu dan membahas masalah setan yang terus mengejar nya, kini Arya mulai sadar bahwa ada yang tidak beres dengan sepupu mha itu.
Pasti ada sesuatu yang sudah Novan lakukan hingga berakibat fatal begini, karena tidak mungkin juga bila setan langsung datang mengganggu tanpa di mulai lebih dulu. Arya menghembuskan nafas berat, tidak ada kata libur pokok nya tentang hal ghaib yang terus datang dalam hidup nya, kadang memang lelah tapi ada rasa bahagia tersendiri bila sudah bisa menolong mereka.
"Kenapa?" Aksara menatap Arya yang mendatangi nya.
Salah satu member Purnama yang paling tampan dengan kekuatan pedang emas, sayang nya dia sudah punya pawang walau pun sang pawang sekarang sedang bertapa untuk mencari ilmu yang sangat tinggi sehingga tidak jadi kuntilanak rendahan lagi.
"Bisa kah aku minta tolong?" pinta Arya pelan dan serius.
"Apa?"
"Pergi lah kedesa nya sepupu ku, tolong pastikan ada apa dengan diri nya." suruh Arya.
"Sekarang?"
"Tidak, tahun depan kau baru kesana!" sengit Arya.
"Gitu saja langsung sengit, kan aku cuma tanya!" rutuk Aksara.
"Wajah doang tampan tapi otak lelet!" kesal Arya.
"Wajah doang tampan tapi tukang kompor!" Aksara tidak mau kalah.
Arya menggeram kesal karena tidak bisa membantah, sebab dia memang tukang kompor yang sangat luar biasa. semua member milik Purnama sudah tau dan siap siap bila yang satu itu mau bicara, kalau tidak maka akan dapat serangan.
"Sepupu mu yang mana sih?" Aksara memang tidak tau.
"Novan nama nya, dulu pernah kau melihat nya." jawab Arya.
"Nasib ya begini, tidak tau alamat tapi langsung di suruh pergi." keluh Aksara.
"Baca di maps." suruh Arya lagi sambil mengambil buku.
"Aku ini sudah jadi setan ya, Arya! tidak pegang ponsel lagi, lama lama ku potong juga mulut mu ini." kesal sekali rasa nya Aksara.
Arya hanya mengejek saja tanpa menjawab, Aksara berangkat menuju rumah Novan yang ada di desa sebelah. sebenar nya bukan sebelah, karena lumayan agak jauh juga karena dia bisa di bilang satu desa dengan kembang desa yang dulu mati tragis.
Ria saja bekerja di pabrik sepatu di kampung nya Purnama, agak lumayan jauh sebenar nya. namun ya di turuti saja oleh Aksara, karena memang sudah jadi tugas nya untuk kerja, lebih baik tinggal di agensi Purnama walau kadang juga harus makan hati bila menghadapi Kakak Adik yang sangat luar biasa menguras emosi itu tentu nya, banyak sabar dan mengusap dada.