Hidup sebatang kara karena kecelakaan orangtuanya memaksa Felysia seorang wanita cantik harus mengubur mimpi masa kecilnya dan membanting tulang dengan bekerja menjadi seorang office girl di salah satu perusahaan besar, semuanya dilakukannya demi untuk melunasi semua hutang ayahnya yang sudah meninggal karena kecelakaan.
Namun peristiwa tak terduga terjadi di kantornya di mana peristiwa yang membuat mahkota nya harus direnggut oleh bos nya sendiri dan membuatnya mengandung anak dari bosnya itu, karena tidak ingin sang bos tahu Felysia pun memilih untuk pergi jauh dari sana dan menghilang bagaikan di telan bumi.
Bagaimana kelanjutan dari kisah Felysia seorang office girl dan bosnya itu???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Setelah berjalan beberapa saat Felysia sudah sampai di apotek, awalnya dia memang ingin ke klinik namun ternyata kliniknya sedang tutup sehingga Felysia membatalkan rencananya untuk periksa dan memilih untuk membeli obat di apotek saja karena Felysia juga sebenarnya takut jika sesuatu hal yang tidak ia inginkan terjadi.
Sampai di sana Felysia segera masuk dan membeli barang yang ingin dia beli, entah bagaimana mengatakannya tetapi Felysia sangat bingung karena dia belum pernah membeli barang tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu mbk?" tanya mbk mbk penjaga apotek tersebut.
"ambil, saya mau cari testpack ada mbk?" tanya Felysia.
"Oh iya ada mbk, mau yang harga berapa yang mbk?" tanya mbk nya lagi.
"Yang murah aja mbk," jawab Felysia.
"Baik, mbk. Mau berapa mbk?" tanya mbk nya lagi.
"Tiga saja mbk," sahut Felysia.
Mbk mbk apotek pun segera mengambilkan barang yang akan di beli oleh Felysia, tak mala mbk nya pun datang dengan testpack di tangannya.
"Ini mbk testpack nya," sahut mbk apotek tersebut.
"Berapa mbk?" tanya Felysia.
"Lima belas ribu mbk," sahut mbk apotek nya.
Felysia segera membayar barang yang ia pesan kemudian segera pergi setelah ia mendapat kan barangnya dan juga membayarnya tadi, dengan tergesa gesa Felysia pun menuju ke rumahnya saat sampai rumah mbok Sumi melihat Felysia sudah pulang pun sedikit bingung dan bertanya kenapa Felysia sudah pulang.
"Loh nduk kok sudah pulang?" tanya mbok Sumi karena seharusnya Felysia belum pulang jam segini.
"Iya, mbok. tadi Felysia gak enak badan makanya Felysia izin setengah hari," sahut Felysia.
"Astaga kan tadi juga mbok sudah bilang lebih baik kamu istirahat dulu, ya sudah kalau gitu kamu masuk aja nanti biar mbok buatkan teh hangat buat kamu," shut mbok Sumi.
Felysia pun masuk ke dalam kamarnya setelah itu ia ke kamar mandi untuk melakukan tes pada testpack yang baru saja ia beli tadi di apotek.
Segera Felysia melakukan tes nya, dia menunggu beberapa menit kemudian hasilnya pun keluar membuat Felysia terkejut karena sebuah hasil yang tidak pernah Felysia harapkan sebelumnya yaitu dua garis biru tercetak di sana membuat Felysia menutup mulutnya yang menganga lebar karena terkejut.
"Enggak, enggak mungkin! Ini pasti bohong," sahur Felysia tak terima dia pun mencoba untuk mengetes di alat selanjutnya di mana ia memang membeli beberapa untuk cadangan.
"Bismillah semoga saja tadi cuma salah tes," ucap Felysia mencoba berharap bahwa itu hanyalah palsu.
Namun ternyata salah saat dia melakukan untuk yang ke dua kalian tenyata hasilnya pun masih sama tidak berubah dan juga yang ketiga kalinya juga ia melakukan tes lagi dan hasilnya selalu dua garis biru membuat Felysia langsung lemas dan tidak tahu harus bereaksi apa, seketika dia pun segera memegang perutnya yang rata.
"Kenapa kamu hadir di sini!" sahur Felysia dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Ya Allah, aku belum siap kenapa dia harus hadir di dalam sini ya Allah," sahur Felysia memohon kepada Tuhan agar semua ini hanya mimpi dan tidak terjadi.
TOK TOK TOK
"Nduk, kamu kenapa kok kayak nangis?!" sahut mbok Sumi karena khawatir melihat Felysia yang berada di kamar mandi lama sekali dan seperti sedang menangis pelan.
"Fely gak papa kok mbok!" pekik Felysia.
Segera ia pun membasuh wajahnya agar tidak terlihat seperti habis menangis, kemudian dia pun menyembunyikan testpack nya di saku celananya agar mbok Sumi tidak mengetahui hal tersebut karena Felysia belum siap memberitahukan kepada mbok Sumi, bagaimana jika mbok Sumi marah dan tidak menganggap Felysia sebagai anak angkatnya lagi.
"Nduk kamu kenapa?" tanya mbok Sumi saat melihat Felysia yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Fely gak papa kok mbok, tadi cuma pusing jadi ya nangis sedikit deh," alasan fely.
"Beneran nduk?" tanya mbok Sumi lagi dan langsung mendapat kan anggukan kepala dari Felysia.
"Iya, mbok Sumi tenang aja ya." ucap Felysia kemudian kembali ke kamarnya dan meletakkan testpack tersebut di laci yang sekiranya mbok Sumi tidak tahu.
"Astaga bagaimana ini, bagaimana aku akan menghadapi pak Zico?!" sahut Felysia merasa frustasi dengan yang di alaminya sekarang ini.
"Ibu, Ayah maafkan Felysia karena sudah membuat kalian berdua malu, Felysia sama sekali tidak berniat seperti itu!" sahut Felysia kembali menangis tersedu sedu.
Karena terllau lama menangis membuat Felysia pun tertidur begitu lama bahkan saat mbok Sumi membangunkan Felysia dia pun tidak ingin makan hingga pagi hari pun datang sehingga Felysia pun tidur dengan perut kosong.
Baru saja pagi datang Felysia pun terbangun dengan mual yang mendera nya membuat Felysia pun segera ke kamar mandi untuk memuntahkan semuanya yang ia rasakan.
Mbok Sumi yang melihat Felysia selalu muntah di pagi hari pun segera memijat tengkuk fely dengan kasih sayang, setelah selesai dengan mual nya Felysia pun segera duduk di meja makan yang sederhana, baru saja mencium bau ikan asin dia pun langsung kembali ke kamar mandi dan muntah muntah lagi.
"Kamu kenapa nduk?" Naya mbok Sumi saat Felysia datang setelah dua kali muntah muntah ke kamar mandi terus.
"Mbok, itu ikannya bisa singkirin dulu gak ya fely mual kalau cium ikan asin," sahut Felysia dengan menutup hidungnya agar baunya tidak menyengat di hidung nya.
Sedangkan mbok Sumi yang melihat Felysia seperti itu pun merasa bingung karena biasanya Felysia juga makan ikan asin yang sama terus kenapa dia malah menyuruh mbok Sumi untuk menyingkirkan ikan tersebut membuat mbok Sumi mengerutkan dahinya dan melihat perilaku Felysia malah seperti orang hamil saja yang tidak kuat dengan aroma masakan yang berbau kuat.
"Iya, akan mbok singkirkan." sahut mbok Sumi kemudian menyingkirkan ikan tersebut.
Setelah di rasa sudah membaik Felysia pun membuka hidung nya dan mulai sarapan pagi dengan lauk tempe kesukaannya dan juga kebetulan ada sayur asem yang juga sayur kesukaannya.
Setelah sarapan Felysia pun berangkat dengan menjemput mbk suci terlebih dahulu karena mbk suci masih sibuk dengan urusan anaknya Amanda maklum lah ibu beranak satu ya begitu.
"Maaf ya fel, kamu jadi nunggu mbk lama." sahut mbk suci yang sudah siap untuk berangkat.
"Gak papa kok mbk," jawab Felysia yang malah senang kalau lihat mbk suci bersama dengan sang anak yang sangat aktif sekali.
Selama perjalanan mbk suci terus saja menceritakan tentang Amanda sang anak yang baru saja masuk usia ke tiga tahun dan akan segera masuk PAUD, Felysia yang mendengar kan cerita mbk suci pun tanpa sadar langsung memegang perutnya dia bergejolak dengan hatinya karena adanya anak di dalam perutnya sekarang ini, sempat terbesit di pikirannya untuk menggugurkan janin di perutnya ini.
.
.
Bersambung..........
kurang konsen penulisnya
.agak bertele2 juga.....bos kayaraya nyari bukti nyeliki aja dak berhasil