Velicia dianggap berselingkuh dari Jericho setelah seseorang memfitnahnya. Jericho yang sangat membenci Andrew—pria yang diyakini berselingkuh dengan istrinya, memutuskan untuk menceraikan Velicia—di mana perempuan itu tengah mengandung bayi yang telah mereka nanti-nati selama tiga tahun pernikahan mereka, tanpa Jericho ketahui. Lantas, bagaimanakah hubungan mereka selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lilylovesss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbaring
****
Seina membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Menghirup dalam-dalam aroma dari bantal yang membuat perasaannya sejuk dan tenang. Jika saja dia bisa melakukannya setiap hari. Tertidur lelap di sana, kemudian terbangun dengan Jericho di sampingnya.
"Aku benar-benar menantikan hari itu segera datang. Menjadi istri darinya, kemudian kemi memiliki sepasang anak kembar yang lucu-lucu." Seina tersenyum saat kepalanya membayangkan hal tersebut.
Sudah setengah jam ia berada di atas ranjang milik Jericho. Sejak Jericho pergi meninggalkan rumah, Seina membaringkan tubuhnya di sana. Selain itu, perempuan itu juga sesekali membuka lemari tempat pakaian-pakaian Jericho, kemudian menciuminya satu persatu. Membayangkan bagaimana sosok pria itu tengah memeluknya begitu erat.
Sejenak, Seina merasa iri kepada Velicia. Hidup perempuan itu cukup tidak beruntung karena harus hidup di sebuah panti asuhan, tetapi justru berakhir dengan hidup bersama pria idaman yang sanggup memberikan apa pun padanya. Akan tetapi, nasibnya tidak sama dengan Velicia padahal Seina juga menderita sejak kecil. Itu lah alasan Seina tidak merasa adil dengan takdir kehidupannya.
"Apakah aku harus membunuh perempuan itu agar Jericho segera menjadi milikku? Sepertinya tuduhan perselingkuhan yang ibuku ajukan pada Jericho tidak menghasilkan apa pun. Bahkan perceraian mereka saja belum aku cium lagi."
Seina meregangkan tubuhnya. Ia sudah merasa cukup menghabiskan waktu setengah jam untuk berbaring di sana sembari membayangkan bagaimana rasanya menjadi istri Jericho. Meskipun kenyataan kembali merenggutnya. Ia harus kembali menjadi asisten rumah tangga Jericho yang harus membersihkan rumah besar itu dengan sesegera mungkin.
"Ah, sialan. Aku benci pekerjaan ini, tetapi jika tanpa pekerjaan ini maka aku tidak akan mendapatkan kesempatan apa pun."
Seina kemudian beranjak dari ranjang besar tersebut. Berjalan menuju pintu keluar dan membukanya. Akan tetapi, perempuan itu harus dikejutkan dengan ibunya yang tiba-tiba berdiri di hadapan pintu kamar Jericho dengan kedua tangan yang melipat di atas dada.
"Ibu ... sejak kapan kau di sana?"
"Jika kau ingin berbaring di atas ranjang Tuan Jericho, setidaknya tunggu sampai jam makan siang."
"Memangnya kenapa, Bu?"
"Bagaimana jika dia mendadak kembali karena sesuatu yang tertinggal? Kau bisa habis, Seina." Bibi Anne lantas bergegas meninggalkan putrinya tersebut. Sementara itu, Seina hanya menyunggingkan senyumnya. Kesal dan tidak terima dengan komentar sang ibu.
****
"Jericho, apakah kau tidak merasa terganggu saat anak dari asisten rumah tanggamu bekerja di rumahmu?"
Pertanyaan Jeremy seakan menjelaskan bagaimana perasaan Jericho selama Seina bekerja di rumahnya. Padahal perempuan itu belum genap satu bulan, tetapi sudah berhasil membuat Jericho terganggu dan tidak nyaman dalam beberapa waktu. Akan tetapi, Jericho tidak bisa menghentikannya, sebab ia merasa tidak enak terhadap bibi Anne yang sudah menolongnya.
"Aku merasa biasa saja. Itu, kan perasaanmu. Bukan perasaanku. Lagi pula, aku menganggapnya seperti adikku sendiri, meskipun kenyataannya aku tidak memiliki seorang adik. Baik itu laki-laki mau pun perempuan."
Jeremy menyesap kopi panasnya dengan perlahan, sementara kedua bola matanya terus tertuju pada Jericho yang sedang menyibukkan diri menatap laptopnya di atas meja. Siang ini, mereka memutuskan untuk makan siang di sebuah restauran yang biasa mereka datangi. Akan tetapi, mereka hanya makan siang biasa. Tidak membicarakan soal pekerjaan sekalipun.
"Biasanya perasaanku tidak pernah melesat. Entah mengapa, aku melihat perempuan itu terasa tidak nyaman dan jujur saja aku merasa terganggu. Apalagi saat aku menemuinya di ruangan kerjamu. Ruangan itu tidak pernah dibersihkan oleh siapa pun selain Velicia, bukan? Mungkin itu lah salah satu alasan kenapa aku tidak menyukai pertemuan kami."
Jericho menghentikan jari tangannya yang tengah berkutat di atas keyboard laptop. Pikirannya mendadak teringat soal Velicia dan juga ruang kerjanya. Benar apa yang dikatakan Jeremy padanya barusan. Sejak awal, tepatnya setelah ia menikahi Velicia, ruangan kerja itu hanya disentuh oleh Velicia dan itu pun terjadi atas permintaan perempuan itu.
Mengingat hal tersebut, Jericho mendadak sedikit tidak enak hati. Secara tidak langsung ia telah memasukkan perempuan lain ke ruangannya. Padahal jelas dia selalu melakukannya sendiri apabila Velicia sedang tidak bisa melakukannya.
"Siapa yang bilang begitu? Aku pernah sesekali meminta bibi Anne untuk membersihkannya. Kau tidak perlu berlebihan, Jeremy. Tidak ada hubungan apa pun antara aku dan Seina. Seperti apa yang aku bilang dari awal, hubungan kami ibarat kaka dan adik. Aku memperkerjakan dia di rumah untuk sementara sampai aku menemukan posisi yang pas di perusahaan ini untuknya."
"Benarkah begitu? Kenapa aku merasa begitu janggal, ya?"
"Kau memang selalu bersikap seperti itu setiap kali sesuatu terjadi padaku."
"Ya, justru aku merasa hal itu terjadi karena aku sangat mengkhawatirkanmu sebagai teman dekat.
Jericho yakin, setelah ia pulang ke rumahnya ia pasti akan memikirkan perkataan Jeremy sampai ia kesulitan untuk tidur. Karena sejak awal mereka berteman pun, apa yang dikatakan Jeremy terkadang ada benarnya. Justru lebih banyak benarnya di banding salahnya.
"Jangan terlalu mengkhawatirkanku. Semua akan baik-baik saja."
"Ya, aku pin berharap begitu sebagai teman dekatmu, Jericho."
****
"Sharine, apakah kau sudah memastikan Velicia meminum obatnya? Apakah makannya teratur? Dia tidak menyentuh area taman lagi, kan selama aku tidak ada di sana?"
Sharine menghela napas dalam ketika ia baru saja mendapatkan pertanyaan beruntun dari Andrew di luar sana. Sejak tadi pagi Andrew menghubunginya berulang kali, tetapi Velicia tidak mengizinkan perempuan itu untuk mengangkatnya. Hingga akhirnya Sharine melakukannya setelah Velicia tidur siang dengan nyenyak di dalam kamarnya.
"Dia makan teratur. Dia meminum obatnya dan dia tidak menyentuh taman itu lagi. Aku juga berulang kali menasihatinya agar ia lebih hati-hati lagi. Sekarang, dia sudah tertidur. Maaf karena aku tidak dapat mengangkat telepon darimu sejak tadi." Sharine menyenderkan tubuhnya pada dinding dengan tatapan yang mengarah pada luar gerbang di mana beberapa tetangga sedang berlalu lalang di sana.
"Kau sudah makan? Maaf karena berakhir dengan merepotkanmu, Sharine. Aku tahu, Velicia pasti melarangmu untuk mengangkat telepon dariku. Dia pasti melakukannya agar telinganya tidak bisa mendengar ocehanku. Aku sudah tahu itu."
Sharine tertawa kecil. "Aku sudah makan sebelum Velicia. Jangan terlalu sibuk memikirkan Velicia di sini selama ada aku. Fokuskan dirimu saat berkerja. Percayakan Velicia padaku, Andrew. Aku akan menjaganya sebagai teman dekatku."
"Terima kasih. Kapan-kapan, aku akan mengajakmu pergi sebagai tanda terima kasihku karena telah merepotkanmu."
Pergi?
Jantung Sharine mendadak berpacu lebih cepat. Setelah makan malam hari itu, sekarang Andrew mengajaknya pergi? Tentu hal tersebut membuatnya begitu senang dan kesulitan untuk menahan diri agar tidak berteriak dalam detik itu juga.
"Kau mau, kan? Pergi denganku? Ke manapun, kau bebas memilihnya."
"Benarkah? Ini serius?"
"Tentu saja. Bagaimana?"
"Mm ... baiklah, aku setuju."
****
*mereka selalu merasa benar, paling tersakiti, dan tidak pernah melihat kesalahannya
*mereka kebaperan dan memuja kebaikan pria lain
dalam novel ini jelas2 biang masalahnya adalah velicia dan andrew
*velicia seorang istri tapi masih berhubungan dengan pria lain bahkan lelaki yang tidak disukai suaminya, velicia tidak pernah menjaga perasaan suami dan menjaga dirinya dari fitnah, velicia berbuat semaunya, dekat dengan prian bahkan pergi ke hotel dengan pria lain yang jelas2 bisa menimbulkan fitnah yang bisa melukai perasaan dan harga diri suaminya
*andrew lelaki licik yang selalu licik mendekati dan memberi bantuan pada istri orang yang jelas2 bisa membuat fitnah dan menghancurkan rumah tangga orang, tapi dia tidak peduli karena terlihat jelas andrew menyukai velicia jadi kehancuran rumah tangga velicia itu yang dia harapkan
ini lah masalah kalian wanita dalam membuat novel, kalian selalu membenarkan kelakuan pemeran utama wanita dan selalu membela pebinor
jelas2 novel kalian biang masalahnya adalah velicia dan andrew
tapi..mesti hati2 pada 2 manusia jahat macam mereka 👍😡