Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Saka meraih tangan Rere untuk ia genggam, tapi sekuat tenaga Rere tetap menghindar dan tidak akan membiarkan Saka menyentuh tubuhnya sedikit saja. “Jangan sentuh aku, Mas!” Rere mendorong tubuh Saka agar tidak dekat dengannya.
Disaat Rere ingin berbalik badan. “Aku minta maaf dengan semua yang telah tanpa sengaja aku lakukan, sayang. Aku akan menceraikan Zoya agar pernikahan kita tetap berlangsung. Aku akan melakukan semua itu..” Sungguh tegas dan penuh keyakinan Saka mengambil keputusan tersebut.
Langsung Rere berbalik badan, ia menjatuhkan air mata mendengar apa yang Saka katakan. Hingga wajah cantiknya penuh air mata, ia memegang dadanya yang sangat sakit.
“Aku berjanji tidak akan melakukan pengkhianatan lagi, selamanya aku akan tetap menjadi suamimu. Disampingmu, semua kerusakan selama lima tahun ini akan aku perbaiki.” Saka tetap menyakinkan.
“Apa yang harus diperbaiki, Mas? Katakan apa?!” Tanya Rere dengan berteriak, ia menatap tajam Saka yang terus diam menatapnya. “Tidak memiliki suami seperti mu tidak masalah bagiku, Mas. Jangan bersikap seolah aku bisa mati jika tidak memiliki mu!” Ujar Rere dengan sangat tegas.
Saka terdiam sebentar, ia tahu bagaimanapun Rere akan tetap jatuh pada pesona yang ia miliki. Saka perlahan berjalan menuju Rere yang terus menatapnya dengan air mata yang berlinang.
“Tapi, aku bisa mati jika tanpamu, Rere. Tetap bersamaku, jika kau mau maka aku akan menceraikan Zoya sekarang juga.” Ucap Saka dengan penuh percaya diri.
Terdengar Rere berdecak sebal, ia menatap tidak percaya Saka yang sangat pede mengatakan semua itu padanya. “Mau kau kawin dihadapan ku dengan Zoya.. Aku juga tidak perduli, Mas!” Rere merasa Saka sudah gila mengatakan semua itu.
Tiba-tiba saja Saka memeluk tubuh Rere dari belakang, tentu saja Rere memberontak. “Lepaskan aku, Mas! Lepaskan!” Rere sekuat tenaga memberontak, ia tidak sudi bersentuhan dengan Saka lagi.
Tapi Saka sangat kuat memeluk Rere, ia mengecup area leher Rere bahkan meninggalkan jejak disana. Rere tidak akan bisa lepas dengan mudah, ia harus berusaha lebih kuat lagi.
“Aku sudah katakan, lepaskan aku, Mas!” Rere mendorong tubuh Saka hingga tersungkur ke lantai.
“Aku tidak sudi disentuh pria jalang sepertimu, tidak akan!” Rere berlari keluar dari kamar karena tidak mau Saka melakukan hal-hal yang berlebihan lagi.
Saka tidak mengejar Rere melainkan tersenyum sinis sembari memegang ujung bibirnya. Rasa manis dari leher Rere sungguh membuatnya candu, apapun akan Saka lakukan untuk mendapatkan kembali Rere. Rasa perhatian serta rasa percaya dari Rere harus kembali ia genggam, sekalipun harus membuang Zoya yang sangat ia cintai.
“Aku akan membuatmu jatuh berlutut meminta kenikmatanku, Rere. Kau harus merasakan tubuhku..” Saka tertawa kencang, ia tidak akan melepaskan sumber uang seperti Rere dengan sangat mudah.
Rere terus berlari menuju ruang tengah meskipun semua lampu sudah dimatikan karena memang sudah larut malam. Didalam kegelapan Rere terus berjalan tidak tahu mau kemana, yang terpenting ia harus jauh dari Saka yang sudah gila itu.
Tiba-tiba saja tangan Rere ditarik oleh pria asing, Rere hampir menjerit tapi bibirnya segera dibungkam oleh tangan. Rere di bawa menuju dibawah anak tangga, meskipun cahaya sangat minim tapi Rere dapat melihat jika pria yang menangkapnya adalah Galih.
“Galih?” Langsung Rere memeluk Galih sangat erat, ia menangis dalam pelukan Galih yang sangat menenangkan.
Galih baru sempat datang ke Mansion Anita karena ia harus membereskan segala masalah Perusahaan. Sebelum masuk kerja sebagai supir pribadi Rere maka Galih harus mempersiapkan semuanya dengan baik.
“Kau kemana saja, Hem? Aku mencarimu siang tadi, aku sangat membutuhkan dirimu, Galih..” Rere terus mengomel disaat Galih sedang menyeka air mata di wajahnya.
Kedua tangan Galih menangkup wajah cantik Rere, ia mendekatkan bibirnya pada bibir Rere yang sangat manis. Melakukan pagutan bibir yang Galih yakini jika Rere akan tenang dengan hal yang ia lakukan. Dan benar saja tubuh Rere sudah tidak terisak karena menangis, atau bisa dikatakan jika Rere sudah jauh lebih tenang.
Merasa cukup maka Galih langsung melepaskan pagutan bibir tersebut. Ibu jarinya mengusap bibir Rere, lalu wajah tampan Galih tersenyum manis. “Maafkan aku.. Aku tidak ada disaat titik kerapuhanmu, karna aku ada tugas penting tadi.” ucap Galih dengan tatapan mata yang sangat penuh damba kepada Rere.
Tangan Rere memegang wajah tampan Galih, ia seperti mimpi bisa bertemu dengan pria yang sudah menemani setiap kehancurannya. “Kau tahu, Galih.. 8 jam tidak ada dirimu tadi kehidupanku sudah sangat kacau, aku hancur..” Adu Rere kepada Galih.
Semakin Rere menangis, ia sesenggukan tepat dihadapan Galih yang terus menatapnya. “Aku tidak berguna, Galih. Aku merasa sangat hancur sekarang, aku tidak sanggup lagi..” Ujar Rere dengan nada bergetar, ia terus memegang tangan Galih seolah meminta pertolongan pada pria tampan itu.
Hati Galih sangat sakit melihat Rere hancur seperti itu, ia menyesali delapan jam ketidakberadaan dirinya tadi. “Maafkan aku, Rere. Jangan sedih lagi jangan takut, kau memiliki aku sekarang.” Ucap Galih dengan penuh keyakinan pada Rere.
Rere tidak tahu apakah semua ucapan Galih bisa dipercaya kali ini, tapi melihat ekspresi wajah Galih membuat perasaan terdalam Rere yakin.
“Aku tidak bisa berjanji untuk selalu ada tapi aku akan membuktikan jika dikehidupanmu yang rapuh.. kau memiliki aku.” Ucap Galih, ia kembali mengecup bibir Rere.
Mengusap dan terus melakukan Rere penuh kasih sayang, ia terus menenangkan Rere yang sudah tidak menangis lagi. “Kau tidak perlu takut lagi, Rere. Aku ada sekarang bersamamu,” Galih memeluk erat Rere yang langsung membalas pelukannya.
Disaat tanpa sengaja kaki Galih menyentuh kaki Rere. “Ahhh.. Sakit..” Lirih Rere yang langsung membuat Galih melera pelukan tersebut. Pandangan mata Galih menuju kaki Rere, ia terkejut melihat kaki yang selalu ia kecup setiap bercinta itu terdapat perban disana.
“Kenapa dengan kakimu, Baby?” Tanya Galih dengan tatapan tajam serta menahan amarah sampai Rere sendiri takut menjawab sejujurnya.
baruu nii suka 👍😁😁