Gara, cowok dengan semangat ugal-ugalan, jatuh cinta mati pada Anya. Sayangnya, cintanya bertepuk sebelah tangan. Dengan segala cara konyol, mulai dari memanjat atap hingga menabrak tiang lampu, Gara berusaha mendapatkan hati pujaannya.
Tetapi setiap upayanya selalu berakhir dengan kegagalan yang kocak. Ketika saingan cintanya semakin kuat, Gara pun semakin nekat, bahkan terlibat dalam taruhan konyol.
Bagaimana kekocakan Gara dalam mengejar cinta dan menyingkirkan saingan cintanya? Akankah Gara mendapatkan pujaan hatinya? Saksikan kisah cinta ugal-ugalan yang penuh tawa, kejutan, dan kekonyolan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Insiden Tragis yang Jadi Lelucon
Dodo mengangguk antusias. “Iya! Ada komunitas kolektor yang serius, loh. Gimana kalau kita coba cari lagi lewat lelang online? Siapa tahu ada yang jual!”
Yoyok yang tadinya sedih, tiba-tiba matanya berbinar-binar. “Wah, ide bagus, Do! Gue bakal cari di forum kolektor! Mungkin masih ada harapan buat dapetin yang lebih keren!”
Sementara itu, Gara masih melongo menatap kedua temannya yang lebih peduli dengan stiker daripada kontrakan yang kebakar beserta tugas dari dosen killer. “Gue lagi pusing gara-gara tugas, terus kalian sibuk ngomongin lelang stiker?”
Dodo menepuk bahu Gara. “Bro, hidup tuh harus seimbang. Di balik kehilangan besar, kita harus nemuin yang bikin kita bahagia. Ya, kayak stiker!”
Gara cuma bisa geleng-geleng kepala, sambil meratapi nasibnya yang harus ngulang tugas dari awal. “Mungkin gue yang harus nyari kebahagiaan di pasar loak juga, ya ....”
Sambil geleng-geleng kepala, Gara duduk di tepi trotoar, menatap kontrakannya yang kini hanya tinggal puing. Yoyok dan Dodo masih ribut soal stiker hologram yang katanya bisa jadi jalan kaya mendadak, tapi pikiran Gara sudah melayang ke tugas yang harus ia kerjakan ulang.
Tiba-tiba, dari jauh, seorang petugas pemadam datang menghampiri dengan sesuatu di tangannya.
"Mas, ini tadi kami temukan di tumpukan sisa kebakaran. Nggak tau masih bisa dipakai atau nggak."
Gara mendongak, dan mata langsung membelalak. Di tangan petugas itu, terlihat sesuatu yang sangat ia kenali—laptopnya!
Namun, sebelum sempat dia ambil, petugas itu menambahkan, “Tapi ada yang aneh, Mas ... di dalam laptop ini, ada stiker hologram yang nempel di casing-nya. Dan stiker itu ... nyala di gelap.”
Yoyok dan Dodo serentak berhenti ngomong, mata mereka langsung terpaku pada laptop yang dipegang petugas itu.
"Glow in the dark ...?" bisik Yoyok dengan suara hampir tak percaya.
Gara menatap laptop itu, lalu ke arah Yoyok yang kini pucat pasi. Ada sesuatu yang sangat salah.
"Gar," Yoyok menelan ludah, "jangan bilang itu stiker langka gue yang udah lu tempel di laptop lu sejak lama ..."
Gara menatap Yoyok dengan pandangan kaku, menyadari bahwa masalah barunya bukan hanya soal tugas dosen killer ... tapi juga soal stiker yang nilainya bisa lebih dari yang ia kira.
"Jadi ... kita selamatin tugas gue, atau selamatin stiker lu, Yok?"
Yoyok menatap laptop itu dengan wajah penuh konflik. Dia menggaruk-garuk kepala seolah-olah sedang berpikir keras, lalu dengan wajah serius, dia berkata, “Gar, tugas lu bisa diulang. Tapi stiker langka gue? Itu cuma ada sekali seumur hidup!”
Gara melongo. “Yok, seriusan? Lu milih stiker daripada tugas yang udah gue kerjain seminggu gak tidur?”
Yoyok mengangkat bahu dengan enteng, “Gar, lu pinter, gue yakin lu bisa bikin tugas itu ulang dalam semalam. Tapi stiker gue? Lu mau nyari di mana lagi yang glow in the dark, limited edition, dan ... *nyala di gelap*, Gar?!”
Gara cuma bisa menatap Yoyok dengan wajah putus asa. “Yok, stiker lu kayaknya emang beneran sejarah hidup lu, ya ....”
***
Setelah insiden "tabrakan cinta" yang memalukan dan kebakaran di kontrakan, Gara duduk lesu di warung kopi langganannya, *Warung Kopi Mas Jon*, tempat berkumpulnya orang-orang yang menurut Gara punya "wawasan cinta" tak tertandingi, meskipun kenyataannya, mereka sama clueless-nya seperti Gara.
Clueless : tidak tahu apa-apa" atau "kurang pemahaman atau pengetahuan, atau bodoh.
Gara duduk dengan mata kuyu kayak orang yang habis diterjang badai tsunami kehidupan. Dia masih ngedumel karena semalaman nggak tidur buat revisi tugas dosen killer, ditambah insiden memalukan yang masih segar di ingatannya. Yoyok, yang duduk di seberang, dengan santainya ngunyah gorengan sambil nanya, “Eh, Gar, lu, 'kan bilang mau *pdkt* sama Anya. Jadi gimana? Berhasil nggak?”
Gara menghela napas panjang kayak orang yang baru gagal ujian hidup. “Yok, bukan cuma gagal. Itu ... memalukan, pakai banget.”
Yoyok langsung kepo. “Hah? Memalukan gimana? Ceritain dong!” sambil mangap lagi buat masukin gorengan.
Gara mulai cerita dengan wajah suram. “Gue udah siap mental, siap strategi. Gue bayangin Anya duduk manis di bangku taman kampus, rambutnya tergerai, dan gue bakal muncul sebagai pahlawan naik motor bebek kayak di film-film action.”
“Terus? Terus?” Yoyok makin semangat nunggu punchline-nya.
Punchline adalah bagian terakhir dari sebuah lelucon atau cerita yang memberikan kejutan dan menimbulkan tawa.
“Gue gas motor bebek gue, Yok. Ngebut di antara pejalan kaki, semua demi narik perhatian Anya. Pas dia udah deket, gue udah bayangin pose keren ... tapi gue lupa satu hal krusial,” Gara jeda sebentar sambil menatap kosong.
“Apa tuh?” Yoyok penasaran.
“*Rem*, Yok. Gue lupa rem gue bermasalah.” Gara menghela napas dalam-dalam sebelum lanjut. “Akhirnya gue ... nabrak tiang lampu.”
Yoyok ngakak sampai nyemprot gorengannya. “Wkwkwk! Tiang lampu, Gar?! Itu kayak kartun beneran!”
“Tunggu dulu, Yok! Itu belum puncaknya!” Gara memutar matanya. “Pas gue jatuh, helm gue mental jauh, motor gue hampir terguling, dan gue tersangkut di stang. Anya liat semua itu, terus dia cuma nanya dengan ekspresi setengah nahan ketawa, ‘Lo ngapain, Gar?’”
“Wkwkwk! Gila, Anya nonton live show slapstick ( pertunjukan komedi) gratis!” Yoyok semakin ngakak.
“Dan gue jawab ... ‘Gue cuma tes suspensi buat keselamatan.’” Gara memukul dahinya sendiri. “Lu tau gimana reaksinya? Dia cuma ketawa kecil dan langsung jalan pergi, ninggalin gue kayak begitu aja.”
“Wkwkwk! Parah, Gar! Abis nabrak tiang, lo malah ngelawak!”
“Tunggu! Itu belum yang paling memalukan!” Gara menatap Yoyok dengan serius. “Setelah Anya pergi, gue bangkit dengan penuh tekad, siap buat pergi lagi dan … *brum brum*… motor gue nggak jalan!”
Yoyok masih ketawa sambil sesekali ngusap air mata di ujung matanya. “Hahaha, terus kenapa?”
“Rantai motornya putus, Yok! Gue baru sadar abis tabrakan, rantai motor gue putus. Gue bengong kayak orang bego, sementara motor bebek gue nganggur di sana.”
Yoyok langsung tersungkur dari kursinya sambil ketawa ngakak, nggak bisa berhenti. “Wkwkwk! Gara, lu pahlawan ... tapi tanpa rantai!”
Gara buang napas kasar meratapi nasib sial. Mukanya benar-benar menyedihkan.
Yoyok berusaha menetralisir tawanya. Lalu dengan ekspresi serius berkata, "Bro, lo harus pake jurus maut!" kata Yoyok yang selalu merasa punya solusi untuk segala hal, meskipun hampir 99% idenya lebih buruk dari masalah yang sedang dihadapi.
Gara, yang masih sibuk mengaduk kopi sambil memandangi jempol kakinya, menatap Yoyok dengan tatapan kosong. "Jurus maut apaan, Yok? Gue udah pake jurus tabrak tiang lampu tadi, tapi Anya malah ketawa ...."
Yoyok menggelengkan kepala dengan gaya sok bijak, seolah Gara baru saja melewatkan rahasia alam semesta. "Lo kurang dramatis, Gar. Cewek tuh suka yang romantis-romantis gitu. Lo harus bikin sesuatu yang bikin Anya terpesona. Kayak di film-film!"
"Kayak apa misalnya?" tanya Gara mulai tertarik, meskipun hatinya masih sedikit ragu-ragu.
Yoyok langsung menyandarkan diri ke kursi sambil mengangkat satu tangan, seolah sedang mendikte sebuah rencana brilian. "Lo inget adegan di film *Titanic*? Yang di ujung kapal itu?"
Gara langsung mengernyit. "Yok, gue enggak punya kapal."
"Enggak masalah, bro. Kita improvise. Kita bisa pake tempat apa aja yang tinggi. Misalnya jembatan penyebrangan, atau ...."
"Atau apa?" tanya Gara merasa penasaran, matanya menyipit seolah berusaha menebak ide gila apa lagi yang akan muncul. Tangannya meraih cangkir kopinya.
...🌸❤️🌸...
.
To be continued
Ditunggu launching novel terbarunya ya smg sehat sll dan sukses sll dan semangat sll terus berkarya.....