Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pemeriksaan
Seorang laki-laki bertubuh tegap nan gagah, tampan dan juga berwajah dingin tengah melakukan serangkaian pemeriksaan di sebuah rumah sakit terkenal, ia di dampingi oleh asisten setianya yang selalu ikut bersamanya kemanapun ia pergi. Lelaki tersebut bernama Edgar Giomani Cristian. Seorang pewaris dari keluarga Giomani, ia meneruskan usaha kakeknya yang sudah menghancurkan keluarganya sampai ia terpisah dari saudara kembarnya dan ditinggal pergi untuk selama-lamanya oleh sang ibunda tercinta yang sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Siapa sangka, dibalik sikap dingin dan juga tegasnya tersimpan rahasia besar yang ia sembunyikan dari semua orang kecuali asiten pribadi dan juga teman yang sudah ia anggap saudara sendiri yaitu Rasya, anak kedua dari Wiguna pengusaha nomor satu di negara I.
"Apapun hasilnya loe harus tetap tenang boss." ucap Leo.
"hemm." ucap Edgar.
Seorang dokter keluar membawa selembar kertas yang berisikan hasil pemeriksaan Edgar, dengan berat hati ia menyerahkan hasilnya pada Edgar untuk dibacanya. Edgar mengambil kertas yang di sodorkan oleh dokter Andrologi bernama Gilang, dengan ragu Edgar membuka kertas tersebut dan membaca hasilnya.
"Aku impoten?" tanya Edgar memastikan.
"Iya, dari semua pemeriksaan yang dilakukan tuan dinyatakan impoten. Impoten bisa saja terjadi karena kombinasi fisik dan psikologis pria seperti.
* cedera pada ******** pria.
*Kolesterol tinggi.
*Obesitas.
*Penyakit jantung.
*Syndrom metabolisme.
*Merokok dan minum-minuman beralkohol.
*Penyalahgunaan obat-obat terlarang (narkotika).
*Gangguan tidur.
*Cedera tulang belakang.
Point-point yang tadi saya sebutkan itu adalah fokter penyebab masalah kesehatan fisik, ada juga kondisi emosi yang tidak stabil yang menyebabkan impoten. Masalah psikologis ini biasanya di sebabkan.
*Stress.
*Depresi.
*Kecemasan.
*Kelainan mental.
*Hubungan dalam asmara.
Disfungsi ereksi atau disebut impoten dapat disembuhkan dengan melakukan berbagai penanganan, mulai dari obat-obatatan,penanganan psikologis, juga terapi testosteron. Selain itu tuan juga harus menjaga pola makan, pola tidur dan berolahraga." jelas dokter Gilang.
Edgar mendengarkan penjelasan dokter dengan seksama, semua faktor yang disebutkan oleh dokter Gilang memang ada sebagian yang memang dialami oleh Edgar.
"Aku memang perokok, sering mabuk-mabukkan, jam tidurku berantakan dan yang terakhir aku sering ditekan oleh kakekku dan juga ibu tiriku sehingga dari kecil sampai beranjak dewasa aku sering stress." ucap Edgar.
"Untuk saat ini saya sarankan tuan menghentikan aktifitas merokok, minum-minuman beralkohol, atur pola tidur usahakan tidak begadang dan yang terakhir jangan sampai pikiran kita stress karena itu yang paling berpengaruh." ucap dokter Gilang.
"Dokter aku pernah baca artiker tentang impoten, disana tertulis kalau mas******i juga bisa menyebabkan impoten?" tanya Leo.
"iya betul sekali, jika dilakukan secara sering hal tersebut bisa membuat seorang pria impoten." jawab dokter Gilang.
Edgar dan Leo lanjut membicarakan penyakit yang di derita Edgar, setelah dirasa semuanya cukup Edgar pun diresepkan obat oleh dokter Gilang, keduanya pulang menuju apartemen milik Edgar.
Di dalam mobil.
Edgar terus saja diam tanpa bicara sepatah kata pun, dia menatap jalanan yang ramai kendaran mobil berlalu lalang serta banyaknya gedung pencakar langit berjejer di sepanjang jalan.
"Udah bos jangan di pikirin terus, ingat apa kata dokter kalau boss gak boleh banyak pikiran apalagi sampai stress." ucap Leo.
"Bagaimana aku tidak kepikiran Leo? Aku takut kalau penyakitku ini tidak bisa di sembuhkan, aku ingin memiliki keluarga seperti adikku Satria dan Albert yang kini mereka memiliki pasangan, Albert kini dikaruniai seorang anak yang lucu, rumah mereka di penuhi canda tawa dan riuhnya suara anak kecil yang berlarian kesana kemari." ucap Edgar dengan suata bergetar.
"Kesana kemari membawa alamat jreng..jreng..tapi yang ku temui bukan dirinya, saaa..yang..mungkin diriku sudah tertipu, membuat aku frustasi di buatnya.." Leo malah bernyanyi menanggapi ucapan Edgar.
Dugh.
Edgar memukul bahu Leo dengan cukup keras, suaranya sudah bergetar menahan tangisnya bahkan bicaranya pun sudah sangat melow, tetapi assisten kurang asemnya malah bernyanyi.
"Gue udah serius guoobblookss." kesal Edgar.
"Gak usah mikirin hidup, yang penuh tanda tanya, jalanin aja asyikin aja ikutilah alurnya, disaat kau sudah mulai lelah.. Bermimpilah syalalallala." bukannya menjawab ucapan Edgar Leo malah kembali bernyanyi.
Pukk..Pukk..Pukk.
Edgar kembali menimpuk punggung Leo menggunakan buku majalah yang ada didepannya, Leo tertawa keras melihat Edgar yang kesal padanya.
"Hahahaha.." tawa Leo pecah seketika.
"Ketawa loe! Gue lagi sedih juga." sewot Edgar.
"Gak pantes muka loe boss kalau sedih, menurut gue nih ya bikin have fun aja. Loe gak inget apa gimana perjuangan loe sampai saat ini kek gimana? sekarang nikmati hidup loe yang sudah mulai teratur boss, sekarang loe bisa kumpul sama saudara kandung loe setelah puluhan tahun lamanya pisah, pikirin juga ibu Nadia kalau tahu loe sedih kayak gini, di alam sana pasti dia juga sedih ngeliat loe yang kek gini lagian dokter juga udah bilang kalau loe masih bisa sembuh kok." ucap Leo panjang lebar.
"Iya juga ya." ucap Edgar.
"Makanya kalau punya otak tuh di riset biar gak blank mulu." cibir Leo.
"Berisik loe, semenjak kakek tua itu udah gak ada loe makin berani aja sama gue Le?" tanya Edgar.
"Yakali gue terus-terusan pura-pura hormat sama loe, kita kan temenan udah lama juga ngapain harus terus formal, formalitas kita sebagai atasan sama boss itu berlaku cuman di depan kakek tua doang, sedangkan dia kan udah kagak ada sekarang mah." jawab Leo.
"Serah loe deh, mending gue telpon Rasya biar kita ngumpul di apart rame-rame." ucap Edgar.
"Telat, orang dia udah nyampe di apart." ucap Leo.
"Loe tadi udsh telpon dia?" tanya Edgar.
Leo menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, dia menambah kecepatan mobilnya menuju apartemen Edgar. Sesampainya di larkiran Edgar langsung keluar dari dalam mobil disusul oleh Leo, mereka berdua selalu saja menjadi pusat perhatian penghuni apartemen lain karena ketampanannya apalagi para wanita.
Triingg..
Edgar keluar dari dalam lift bersama Leo yang terus melirik wanita yang berlalu lalang, Edgar menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Leo yang ingin belajar menjadi buaya dadakan.
"Ck, ngapain sih liatin cewek mulu? Bukannya udah banyak yang ngantri buat jadi bini loe?" heran Edgar.
"Haiissh, kan masih tahap seleksi boss. Gue gak mau ada bau-bau kegagalan dalam berumah tangga nantinya, gue pengen kayak si madam pernikahannya harmonis terus." ucap Leo.
"Gue juga pengen kayak si madam, tapi takdir berkata lain Le." ucap Edgar sedih.
"Yaelah, dibilangin jangan sedih selama masih bisa diobatin." ucap Leo.
"Hemm." ucap Edgar berdehem.
Edgar menekan pasword apartemennya, saat pintu mulai terbuka dia masuk kedalam dan dilihatnya seorang pria sedang tidur telungkup diatas sofa dengan rambut yang acak-acakan.
Sreeett.. Pukk..
Leo mengambil bantal kemudian melemparnya kearah Rasya, lemparannya tepat mengenai kepala Rasya sampai si empu terbangun.
Euunngghhhh.
"Hooaam, kalian udah sampe?" tanya Rasya dengan suara seraknya.
"Kenapa penampilan loe kayak dakocan gini Sya?" tanya Edgar.
"Biasa lah, ini ulah dua bocah si madam." jawab Rasya.
"Udah gak aneh sih." ucap Leo.
"Eh, gimana hasilnya Ed?" tanya Rasya kepo.
"Seperti yang udah gue duga, gue impoten Sya." jawab Edgar lesu.
"Sabar ya Ed, gue yakin loe pasti bisa lewatin semuanya. Ikuti semua yang disarankan oleh dokter, ubah gaya hidup loe jadi lebih sehat lagi. Emm, btw loe udah kasih tahu bokap loe belum? Si Satria juga?" ucap Rasya.
"Belum Sya, biarin aja ini jadi rahasia kita bertiga. Gue gak mau lihat bokap kecewa, kalo buat Satria biarin dia fokus sama rumah tangganya apalagi sekarang dia juga udah mau punya anak, kasihan kalau nantinya dia kepikiran sama gue dan ganggu konsennya sebagai kepala rumah tangga."jawab Edgar.
"Yaudah, loe jangan sedih kita pasti nemenin loe kok." ucap Rasya menepuk pundak Edgar.
"Thank ya." ucap Edgar.
Untuk menghibur Edgar agar tidak berlarut dalam kesedihan Rasya mengajak Edgar bermain tebak-tebakan bersama Leo, Rasya tak pernah gagal untuk menghibur Edgar, hasilnya Edgar kembali ceria bersama dua orang yang selalu menemaninya.
Rasain Lo Alina.