March Alfian, laki-laki berdarah Inggris-Indonesia yang harus rela menjadi duda setelah sang istri yang ia nikahi selama satu setengah tahun, berselingkuh darinya. Alasan Mey, berselingkuh dari March hanya karena Mey ingin memiliki anak. Maklum saja, saat mereka baru menikah empat bulan, March mengalami kecelakaan yang membuat 'adik kecilnya' cidera dan harus mati suri. Segala pengobatan sudah March lakukan, bahkan obat perangsang dari dosis rendah sampai dosis tinggi pun sudah March minum, tapi hasilnya tetap nihil, 'adik kecil' itu tak kunjung sadar.
Setelah menjadi duda, banyak wanita mengejar-ngejar March, tanpa mereka tau apa masalah March yang sebenarnya. Begitupun dengan sang sekretaris pribadinya Febry. Febry yang sudah lama menyukai March pun merencanakan penjebakan untuk March agar dirinya bisa menjadi pengganti Mey. Tapi sayang, penjebakan yang di lakukan Febry malah membuat March harus meniduri July, seorang janda yang sedang mabuk. Dan keesokan paginya, disaat March membuka mata, ia sudah tidak menemukan July di sampingnya.
Akan kah March bisa menemukan July?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# 3
Dengan emosi yang bergemuruh dalam dada, March masuk ke dalam mobilnya.
"Mang, kita ke apartemen." Perintah March pada supir pribadi istrinya itu.
"Baik Tuan." Jawab Mang Sardi.
Mobil pun berjalan.
Sambil mobil berjalan menuju apartemen, March terus berpikir, kapan istrinya itu pergi berselingkuh, karena setaunya istrinya selalu ada di rumah, kalau pun pergi keluar, Mey selalu pergi bersama dengan Mang Sardi, dan selama ini Mang Sardi juga tidak pernah memberikan laporan macam-macam tentang Mey pada nya. Lalu kapan? Apa Mang Sardi ikut bersekongkol dengan Mey dan selingkuhannya?.
"Mang.."
"Iya Tuan." Jawab Mang Sardi sambil melirik March dari kaca spionnya.
"Apa selama ini Nyonya tidak pernah keluar bersama laki-laki lain?" Tanya March dengan tatapan menyelidik.
"Tidak pernah Tuan, kecuali dengan Pak Okta." Jawab Mang Sardi.
March mengenal Okta, karena Mey memperkenalkan Okta sebagai adik sepupu Mey yang tinggal di Singapura. Mereka pun pernah beberapa kali pergi ke Singapura untuk mengunjungi Okta.
"Apa Mang Sardi tidak bohong? Jujur saja Mang, kalau memang Mang Sardi pernah mengantar Nyonya ketemuan dengan laki-laki lain." Tanya March lagi.
"Saya jujur Tuan. Memangnya ada apa yah Tuan? Kok dari tadi Tuan bertanya seperti itu terus?"
"Istri saya hamil Mang. Dan Mang kan tau pasti, kalau itu bukan anak saya." Jawab March.
"Astaga. Kok bisa Tuan? Apa Nyonya tidak bilang siapa laki-laki yang menghamili Nyonya, Tuan?" Tanya Mang Sardi kaget.
"Dia merahasiakan siapa laki-laki itu." Jawab March sambil menggelengkan kepalanya.
Berulangkali March menghela nafasnya untuk mengatur emosinya. Mood nya untuk bekerja sudah tidak ada.
March pun mengambil ponselnya dan melakukan panggilan ke nomor Neon, asisten pribadinya.
Tuut Tuut Tuut. Nada sambung panggilan.
"Halo." Sapa Neon di seberang sana.
"Jan, bawa pengacara Philips ke apartemen ku sekaligus pekerjaan ku. Hari ini aku sedang tidak mood bekerja." Ucap March.
"Kenapa? Apa kau sedang sakit March?" Tanya Neon. Selain menjadi asisten pribadi March, Neon juga merupakan sahabat March sejak mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
"Nanti saja ku ceritakan. Kerjakan saja dulu apa yang ku perintahkan pada mu." Jawab March malas.
March pun mengakhiri panggilan teleponnya dengan Neon.
*****
Kini March sudah berada di dalam apartemennya. Ia duduk di mini bar sambil meminum whisky.
"Aaaargh...." Teriak March penuh emosi.
PRAANG. March melempar gelas whisky ke arah tembok.
"Aku mencintai mu Mey!! Tapi kenapa kau mengkhianati ku!!! Kenapa kau meninggal kan ku disaat aku seperti ini!!! Kenapa Mey???!! Kenapa kau tidak bilang kalau kau butuh pelampiasan!!! Kesepuluh jari ku masih bisa ku pakai untuk memuaskan mu Mey!!!" Teriak March.
"Aaaargh..."
PRAAAANG. Kali ini botol whisky yang masih tersisa setengah, March lempar ke arah tembok.
Ting Ting Ting Tong. Suara bel unit apartemen March.
Mendengar bunyi bel, March mengatur nafasnya, lalu berjalan menuju pintu.
Ceklek. March membuka pintu unit apartemennya.
"March, apa yang terjadi? Kenapa kau berantakan sekali?" Tanya Neon saat March membuka pintu.
March tidak menjawab, ia malah berjalan kembali ke mini bar nya.
Melihat itu, Neon yakin pasti ada sesuatu yang tidak beres.
"Hei March, kau ini kenapa?" Tanya Neon sekali lagi sambil mengekori March dari belakang.
March masih diam.
Mata Neon membulat saat melihat mini bar yang sudah berantakan dan serpihan kaca yang berserak di lantai.
"Apa kau yang melakukan ini semua March?" Tanya Neon.
"Mana pengacara Philips?" March tidak menjawab dan malah mengalihkan pembicaraan.
"Tuan Philips sedang ada sidang, selesai sidang dia akan kesini." Jawab Neon.
"Dari tadi kau belum menjawab pertanyaan ku March, sebenarnya ada apa ini?" Tanya Neon, lagi, lagi dan lagi.
"Apa kau membawa berkas-berkas yang harus ku periksa?" March masih mengalihkan pembicaraan. Ia sungguh malas membahas tentang kehamilan Mey.
"March!!!! Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa kau dari tadi...."
"Mey hamil!!!!" Teriak March menjawab rasa penasaran Neon.
Mulut Neon menganga mendengar kata-kata March.
Bersambung...