Cintamu Ugal-ugalan

Cintamu Ugal-ugalan

1. Cinta Secepat Motor Bebek

Gara Aditya Sumarja. Pemuda keturunan Sumatra --Jawa. Anak juragan kopi dan lada paling kaya di kotanya, tidak sombong dan suka menolong. Memakai kalung besar bak rantai kapal, gelang mencolok bak tali bra, dan memiliki gaya rambut eksentrik undercut yang tidak rapi

Hari itu harusnya jadi hari biasa. Harusnya. Tapi buat Gara, tidak ada yang namanya "hari biasa". Setiap hari adalah balapan hidup, baik itu di jalan raya, di warung kopi, atau ... di depan hati seorang gadis.

Dan di situlah Gara sekarang, duduk di atas motor bebek kesayangannya yang dia panggil “Si Ugal”, memakai helm kebesaran yang mirip tabung gas elpiji 3 kilo gram berwarna hijau yang sering di sebut "Gas melon", lengkap dengan tulisan berwarna putih di helm yang tulisannya "HANYA UNTUK MASYARAKAT MISKIN", di depan sebuah gerbang kampus dengan wajah penuh percaya diri ... atau mungkin terlalu percaya diri.

"Hari ini pasti Anya klepek-klepek!" katanya, sambil melihat pantulan dirinya di kaca spion. Wajahnya tersenyum bangga, merasa sudah siap menggempur hati Anya dengan taktik yang lebih hebat dari penakluk cinta mana pun. Rencana ini sudah ia susun matang-matang, meskipun hanya dalam waktu lima menit tadi petang.

Motor bebek Gara menderu-deru, siap meluncur seperti roket. "Oke, Gara. Lo punya segalanya. Nyali, gaya, dan ... motor bebek yang top speed-nya 60 kilometer per jam."

60 kilometer per jam? Batas kecepatan di area perkotaan memang 60 kilometer per jam. Tapi di jalan tol, kecepatan itu persis seperti ... keong berjalan, alias lambat.

Sambil memikirkan strategi gila, Gara membayangkan Anya dengan rambutnya yang tergerai, duduk manis di bangku taman kampus. "Hari ini lo pasti takluk, Anya!" gumam Gara dengan senyum miring yang bikin orang lain heran, apakah dia terlalu percaya diri atau sekedar kurang tidur, atau mungkin kurang se-ons.

Saat Zefanya Amadea, anak satu-satunya kepala desa yang cantik jelita nan memesona keluar dari gerbang kampus, Gara langsung menyalakan mesinnya. Seperti adegan film action, ia melaju ugal-ugalan dengan motor bebeknya, menyelip di antara pejalan kaki dan pengendara lain, semua demi satu tujuan, menarik perhatian Anya.

Sialnya, saat Anya mulai mendekat, bukannya pemandangan dramatis yang terjadi, Gara malah terlalu fokus dengan pose ala pahlawan yang dia bayangkan di kepalanya. Ia lupa satu hal krusial: *rem motor*. "Sial!" umpatnya. Dengan gesit, Gara pun menerobos trotoar ... dan berhenti dengan cara paling elegan yang bisa dibayangkan ... menabrak tiang lampu.

"Bruakkk!"

Suaranya begitu keras hingga membuat burung-burung di sekitar beterbangan. Motor bebek Gara terhuyung-huyung, dan dia terkapar dengan helm yang terlempar jauh. Kakinya tersangkut di stang, bintang-bintang terlihat di depan matanya. Sementara Anya berdiri di depannya, menatap dengan bingung sekaligus geli.

"Lo ngapain, Gar?" tanya Anya sambil menahan tawa.

"Eh ... gue ... cuma tes suspensi aja. Penting nih, buat keselamatan ...." jawab Gara sambil mencoba bangkit dengan kesan cool, meskipun jelas-jelas ia baru saja mengalami salah satu momen paling memalukan dalam hidupnya.

Namun, bukannya menolong, Anya malah tertawa kecil dan berlalu begitu saja. Gara hanya bisa meringis sambil merapikan dirinya. "Oke, babak pertama mungkin gagal," katanya sambil meraih helm yang tergeletak di tanah, "tapi tunggu aja, Zefanya Amadea! Gue masih punya seribu satu macam cara buat bikin lo jatuh cinta!"ucapnya dengan semangat membara bagai pejuang 45.

Gara bangkit kembali, menyalakan motor bebeknya, ingin bergegas pergi ... tanpa sadar bahwa rantai motornya masih putus gara-gara tabrakan tadi. "Lah ... kok, nggak jalan-jalan, sih?" gara turun dari motornya dan mengecek kondisi yang membuat Si Ugal tak mau jalan. "Alamak ... pakai putus segala ...."

Realita tak seindah ekspektasinya. Berangkat dengan semangat membara, menyala-nyala bak pejuang kemerdekaan 45, pulang dengan rasa kecewa. Namun tak apa-apa. Bukankah masih ada kesempatan kedua?

Seluruh tubuh bermandikan peluh karena mendorong motor di bawah terik mentari yang terasa membakar kulit. Akhirnya Gara tiba di bengkel langganannya untuk menyambung semangat, eh, salah, menyambung rantai motor yang putus.

"Kenapa lagi si Ugal, Gar?" tanya Dodo, seorang mekanik di Bengkel Primadona.

"Rantainya putus, nih!" sahut Gara seraya memarkirkan motornya.

Dodo menghela napas kasar. "Jual aja, gih, motor elu ini! Orang sudah naik motor sport dengan speed 317 kilometer per jam, elu masih makai motor dengan speed 100 kilometer per jam," celoteh Dodo mulai menyambung rantai motor Gara.

"Ini bukan masalah speed-nya, Bro! Tapi masalah history-nya. Motor ini gue beli dengan hasil jerih payah gue sendiri, menjadi buruh metik lada dan kopi, selama puluhan bulan ratusan hari. Gue bangga bisa beli motor dengan uang gue sendiri," sahut Gara penuh kebanggaan.

"Dasar aneh, Lo! Ortu kaya malah hidup sederhana. Yang kagak punya aja gayanya kek orang kaya," cetus Dodo geleng-geleng kepala dengan sikap Gara yang memang agak berbeda.

Biasanya para pemuda berpenampilan seperti orang kaya, meskipun aslinya orang tidak punya. Tapi Gara yang anak orang kaya malah hidup sederhana dan bergaul dengan orang-orang kalangan menengah ke bawah seperti dirinya.

Gara berdiri tegap, matanya menatap lurus ke depan. Suaranya tenang, tapi ada nada tegas yang tak bisa diabaikan. Tangannya terkepal di sisi tubuhnya, bukan karena marah, tetapi karena keyakinan yang ia pegang erat. “Yang kaya, ‘kan, ortu gue, bukan gue. Buat apa bangga?”

Sebuah senyum tipis muncul di bibirnya, seolah menyampaikan bahwa ia tak peduli pada hal-hal yang orang lain mungkin dambakan. “Bangga itu kalau yang kita punya adalah hasil jerih payah kita,” lanjutnya dengan suara yang lebih pelan, tapi penuh keyakinan. Ucapannya adalah cerminan dari prinsip yang ia pegang teguh, bahwa nilai seseorang bukan diukur dari apa yang ia warisi, melainkan dari apa yang ia perjuangkan.

Dodo tersenyum tipis. "Gue salut sama elu, Gar!" Dodo merasa kagum atas kepercayaan diri dan prinsip Gara tentang apa yang benar-benar pantas untuk dibanggakan.

"Plak"

Gara menepuk pundak Dodo. "Gue juga salut Ama elu. Elu anak yang berbakti pada keluarga."

Dodo tersenyum getir. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya sakit-sakitan. Ibunya hanya bisa berjualan kue dan lauk keliling kampung. Kedua adiknya masih SMP dan SMK, masih butuh banyak biaya. Karena itu, sebagian besar penghasilannya dari bekerja di bengkel dan berjualan kopi keliling di malam hari ia berikan pada orang tuanya.

"Btw, ini kenapa si Ugal rantainya sampai putus gini, Gar?" tanya Dodo mengalihkan pembicaraan.

Gara membuang napas kasar sebelum menjawab pertanyaan Dodo. "Gue melaju bak Valentino Rossi, tapi sayangnya gue lupa kalau ada masalah sama rem gue. Jadi terpaksa gue berhenti dengan elegan nabrak tiang lampu."

Mata Dodo melebar sempurna. "Gila, Lo! Elu pikir elu punya nyawa serep apa? Kalau ada yang rusak cepat-cepat dibenerin! Kalau kecelakaan langsung ketemu malaikat maut sih, mending. Lah, kalau ketemu dokter dan jadi pasien seumur hidup, apa elu mau?" Ada nada kesal, marah dan khawatir dari suara Dodo.

Gara mengangkat bahu, mencoba meredakan ketegangan. "Ya, gue tahu. Tapi adrenalin kadang bikin kita lupa risiko. Lagipula, gue udah biasa dengan risiko-risiko kayak gini."

"Dasar konyol, lo! Jangan bilang elu tadi sengaja bikin atraksi hanya untuk menarik perhatian si Anya." tebak Dodo.

"Tahu aja, Lo!" sahut Gara terkekeh kecil.

"Gara! Gara! Gawat! Gawat! Cepetan balik ke kosan!"

...🌟...

...Cinta itu buta, saat perasaan mengalahkan logika....

..."Nana 17 Oktober "...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

keren gara. gara kuliah atau kerja?

2024-10-26

2

Anitha Ramto

Anitha Ramto

br bs mampir...hpnya sll di kuasai si kecil jd susah kl mau baca

2024-10-22

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

mampir juga, ni si Gara karakternya walo bukan di kota dia berpendidikan ga yah,,,

2024-10-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!