Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11 Ungkapan Perasaan
Caca memuntahkan kembali obat yang baru saja ia telan.
"Heyy kamu kenapa"
"Ini minum dulu" Xanders menyodorkan segelas air putih.
"Hikss...Hikssss aku gak bisa minum obat pil kayak gini" ujar Caca, ia meraung.
"HAHAHA" Tawa Xanders pecah.
"Huaaaa kamu jahat banget masa ngetawain aku" Caca memukul Xanders dengan jengkel.
"Maaf-maaf, abisan kamu lucu banget. Kenapa gak bilang coba kalau gak bisa minum obat kaya gini" Xanders terkekeh.
"Aku malu mau bilangnya" cicit Caca.
"Gak usah malu sayang, kenapa harus malu?"
"Kita suami istri, udah selayaknya saling mengerti satu sama lain baik itu kekurangan kamu maupun aku".
Xanders menghapus air mata yang mengalir di pipi chubby istrinya.
"Udah kamu jangan nangis lagi, biar aku halusin dulu obatnya ya".
Caca melihat Xanders dengan telaten menghaluskan obat untuknya, biasanya Maya yang selalu melakukan itu untuknya, kini sudah ada Suaminya yang akan melakukan itu untuknya.
"Udah, sekarang minum ya".
Drama minum obat pun selesai, kini Xanders sedang mengoleskan Salep dan juga mengganti perban Caca.
"Pelan-pelan Xanders, perih" ujar Caca meringis.
"Iya sayang, tahan sedikit yaa".
Xanders meniup-niup luka ditangan Caca, Caca menatap Xanders dengan lekat. Caca bukan tak sadar dengan semua perlakuan Xanders selama mereka menikah, Ia sangat menyadari bahwa selama mereka bersama Xanders selalu memperlakukannya dengan sangat baik.
"Udah selesai, habis ini pasti cepet sembuh" kata Xanders.
"Sekarang aku mau ke ruangan kerja dulu ya, aku ada kerjaan yang harus di selesaiin, kamu mau dikamar atau turun bawah?" Tanya Xanders.
"Aku dikamar dulu aja" jawab Caca.
"Yaudah kalo gitu aku tinggal dulu ya".
"Xanders" panggil Caca.
Xanders yang mendengar panggilan dari Caca pun menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Caca.
"Semangat ya" ucap Caca malu-malu.
Xanders tersenyum manis mendengarnya, ia kembali menghampiri Caca.
"Apa? Coba ulangi aku gak denger" gurau Xanders.
"Ck apasih, Ngga jadi"
"Udah sana keluar" usir Caca.
"Hahaha, makasih sayang semangatnya"
"Cup".
Xanders mengecup kening Caca, ia keluar menuju ruang kerjanya.
Caca memegang keningnya yang baru saja di kecup oleh Xanders.
"Huaaaaa Xanders lama-lama gue baper sama Lo"
*
*
Saat ini Caca sedang termenung dibalkon kamar Xanders.
"Apa selama ini gue salah menilai Xanders ya" gumam Caca.
"Dari awal kita ketemu Xanders selalu memperlakukan gue dengan baik, bahkan sikap dia ke gue pun baik banget, dia lembut sabar ngadepin gue yang sering ketus sama dia"
"Mommy sama Daddy juga baik banget ke gue, bahkan mereka keliatannya sayang banget sama gue, sedangkan papa tiri gue boro-boro" Caca tersenyum miris ketika ingatannya melayang pada perlakuan buruk papa tirinya selama ini.
"Apa gue coba buat terima Xanders di hidup gue ya, mau gimanapun juga kita udah nikah. Mama juga gak mungkin asal nikahin gue sama sembarangan orang" Caca berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini memang sudah takdir yang seharusnya ia jalani.
"Aku cari-cari ternyata kamu disini" ucapan Xanders berhasil membuyarkan lamunan Caca.
"Ngagetin aja deh" kata Caca.
"Kamu ngapain ngelamun disini"
"Aku mau nanya sesuatu sama kamu" ucap Caca.
"Mau tanya apa hmm" ujar Xanders, ia menatap wajah Caca yang sangat cantik meskipun tanpa polesan make up.
"Foto anak kecil yang ada di kamar kamu itu foto aku kan?" Tanya Caca.
"Iya" jawab Xanders.
"Kenapa bisa ada foto aku di kamar kamu, terus itu foto kapan? Kok aku gak tau kamu foto aku diem-diem" tanya Caca beruntun.
"Kamu inget ini" ujar Xanders.
Ia mengeluarkan sebuah kalung liontin dari balik bajunya, kalung dengan bandul love setengah hati.
"LOH!? kok bisa ada di kamu" ujar Caca kaget.
"Ya karena aku orangnya".
Flashback On
Gadis cilik berusia lima tahun tengah bermain di taman komplek. Saat sedang asyik bermain ia melihat seorang anak laki-laki sebayanya sedang menangis, Caca kecil pun menghampiri anak laki-laki tersebut.
"Kamu kenapa nangis?" tanya Caca kecil. Namun Anak laki-laki itu hanya diam saja.
"Hei kalau ditanya itu dijawab" omel Caca kecil.
"Aku bukan olang jahat, kamu jangan takut".
"Kamu kenapa nangis, kamu sendilian disini?" Caca kecil itu sangat cerewet.
Masih tak ada jawaban dari anak tersebut, caca pun akhirnya jengkel.
"Ya udah lah kalo kamu gak mau jawab omongan aku, nih buat kamu" Caca menyodorkan sebuah kalung liontin berbentuk setengah hati pada anak laki-laki itu.
"Caca gak punya pelmen jadi Caca kasih kalung itu buat kamu, nih Caca juga punya yang setengahnya. Nanti kita akan beltemu lagi" ujar Caca dengan gaya cedalnya.
"Jangan di ilangin ya kalungnya, oteee".
"Caca pulang dulu, kamu jangan nangis lagi".
"Papaiiiii" Caca melambaikan tangan ceria pada anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu memandang kalung pemberian Caca, Ia tersenyum tipis menatap kalung itu.
Flashback off
"Jadi anak laki-laki itu kamu" tanya Caca kaget.
"Iya sayang itu aku" jawab Xanders.
"Setelah kejadian itu aku sering dateng ke taman buat cari kamu, tapi kamu gak pernah Dateng lagi" sambung Xanders.
"Aku Pindah rumah waktu itu"
"Dan akhirnya aku ketemu kamu lagi waktu masuk sekolah SMA, tapi kayanya kamu gak ngenalin aku. Aku sering merhatiin kamu setiap di sekolah ataupun diluar sekolah, Karena bagi aku semenjak pertemuan pertama kita kamu adalah milikku. Ya bisa dibilang kamu adalah cinta pertamaku, aku jatuh cinta pada pandangan pertama waktu ketemu kamu" jelas Xanders panjang lebar.
"Mungkin bagi orang lain itu cuma cinta monyet, tapi buat aku engga Ca. Nyatanya sampai sejauh ini perempuan yang ada di hatiku cuma kamu" sambung Xanders.
"Kenapa selama ini kamu gak pernah kasih tau aku?" tanya Caca.
"Biarkan waktu yang mempertemukan, toh pada akhirnya kita memang berjodoh"
"kalau kita gak jodoh gimana" tanya Caca.
"Pasti jodoh" jawab Xanders yakin.
"Aku sayang kamu Ca selama ini tanpa kamu tau" Xanders menatap lurus kedepan.
"banyak perempuan yang deketin aku, tapi yang aku mau cuma kamu".
"Sekarang harapanku cuma satu yaitu kamu mau menerima pernikahan kita dan mau menerima kehadiran aku di hidup kamu" Xanders beralih menatap Caca.
"Aku mau" jawab Caca tegas tanpa rasa ragu sedikitpun.
Mulai sekarang dia akan belajar menerima takdir, ia akan mencoba berdamai dengan keadaan.
"Ayo kita jalani pernikahan ini sama-sama" ujar Caca, ia tersenyum pada Xanders.
Senyuman yang menular pada Xanders. Inilah kalimat yang Xanders tunggu-tunggu sejak kemarin.
"Terimakasih Sayang".
Bersambung....
NT lagi mengalami kendala ya, jadi up nya sedikit terlambat walaupun udah lulus review. kalau semisal bab muncul tapi pas di klik tulisan nya "Bab di hapus" tenang aja ya, nanti bakal muncul lagi kok bakal bisa di baca.
mohon maaf atas kendala yang terjadi ya readers😊🙏🏻
aku suka dengan jalan ceritanya begitu banyak cinta tapi tidak dengan kedua ayah tiri dan adik tirinya