Rania, dua puluh tahun memiliki paras yang cantik yang menurun dari Mama nya. kehidupan nya berubah sejak kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang membuat nya menjadi seorang yatim piatu disaat usianya menginjak empat belas tahun.
Dan lebih parah nya Rania dipaksa menikah oleh bibi nya dengan seorang pria lumpuh yang telah beristri.
Raka pria berusia tiga puluh tahun setelah selamat dari kecelakaan mengakibatkan kaki nya lumpuh sementara. setelah kaki nya lumpuh pria itu mendapat kenyataan pahit, istrinya berselingkuh dengan beberapa laki laki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Di kantor Raka, Pria itu sedang membolak balik kan kertas dan membacanya dengan serius.
Tiba-tiba pikiran nya terganggu dan teringat oleh gadis itu.
Raka melihat jarum jam yang ada di dinding ruangannya, waktu sudah menunjukan pukul tiga sore. Namun Rania belum juga kembali ke kantor nya.
"Berani sekali gadis itu membantah perintah ku, Lihat saja nanti kalau dia berani gak datang ke kantor setelah kuliah" gerutu Raka dengan sorot mata yang tajam.
Hingga beberapa saat kemudian, pintu di ketuk dan terlihat Johan masuk dengan membawa beberapa map di tangan nya.
"Tuan, ini dokumen yang Anda minta tadi"
ucap nya dengan menyodorkan map itu pada Raka.
"Tolong simpan dulu berkas itu di laci, dan segera siapkan mobil antarkan aku pulang" ujar Raka.
"Tapi Tuan, bukannya setengah jam lagi kita masih ada meeting"?
"Kamu batalkan dulu saja, badan ku terasa gak enak. cepat antarkan aku pulang" titah nya.
"Baik tuan, segera saya siapkan mobil nya"
Johan kemudian berlalu keluar dari ruangan tuan nya menuju parkiran.
"Aneh, perasaan dari tadi biasa saja. kenapa sekarang tiba-tiba gak enak badan" gumam Johan merasa aneh dengan tuan nya.
Sepanjang perjalanan pria itu hanya fokus pada iPadnya.
Meski begitu, entah kenapa pikiran nya terus tertuju pada Rania.
Raka ingin sekali menghubungi istri nya itu namun ia lupa kalau dirinya belum sempat meminta no ponsel nya.
"Arrrggghhh,,,, Sial. aku lupa tidak menanyakan nomor ponsel nya" kesal Raka.
"Ada apa Tuan"? tanya Johan yang kaget melihat Tuanya seperti sedang dipenuhi amarah.
" Apa kamu memiliki nomor ponsel gadis yang menjadi istri ku itu"?
"Maksud Tuan, Nona Rania"? tanya Johan mencoba memastikan pendengaran nya.
" Ya jelas dia, mana mungkin aku lupa nomor nya Gea" Sahut Raka dengan kesal.
"Barang kali saja tuan sudah melupakan Nona Gea, karena sekarang sudah ada Nona Rania cukup sempurna untuk selalu disampingmu. ujar nya.
" Apa kau sudah tidak sayang lagi dengan lidah mu itu"? ucap Raka menatap tahan pada Johan.
"Maaf tuan, sudah sampai" Johan lega dia merasa terselamatkan karena sudah $ampai di depan rumah tuanya itu.
"Mari tuan saya bantu"
"Bantu aku langsung ke kamar" titah Raka
Keduanya pun masuk tanpa memperdulikan orang yang ada disana,
"Sayang, kok tumben jam segini sudah pulang" tanya Mama Hilda yang merasa tak biasa putra nya akan pulang lebih cepat. bahkan biasanya dia lebih betah dikantor ketika Gea istri pertama nya ada jadwal syuting di luar kota.
"Heemm.... jawab nya singkat dan tetap dingin.
Cekrek.
Pria itu membuka pintu kamarnya, dan mendapati Rania yang tengah duduk di depan meja rias. wajah nya terlihat dengan rambut nya yang juga basah, pertanda dia baru saja selesai mandi.
Rania kaget ketika menengok ke arah pintu, ternyata Raka yang berdiri di depan sana.
"Tu-tuan,," lirih Rania dengan perasaan was was. apa lagi saat ini Raka terlihat sangat menyeramkan.
"Apa kau melupakan beberapa poin poin penting dalam Perjanjian itu"?
Tanya Raka dengan tatapan tajam nya.
" Maaf, saya sama sekali tidak bermaksud melanggar semua itu. hanya saja....
"Hanya apa,,,,,? potong Raka dengan mendekat ke arah Rania.
"Bukankah seharusnya setelah kelas mu selesai kamu harus langsung ke kantor ku"? tanya nya kemudian dengan tatapan menuntut.
Rania merasa terpojok, jantung nya berdebar kencang. Tatapan tajam Raka semakin menusuk membuat Rania semakin ketakutan, bahkan lidah nya terasa kelu hanya untuk sekedar berucap saja rasanya susah.
"Jawab, kenapa kamu diam saja"? bentak Raka.
" Saya tidak tau alamat kantor tuan, karena itu saya langsung pulang ke rumah ini"
"Dasar gadis bodoh, bukannya tadi sudah sempat kesana"
"Tapi saya tidak tau alamat lengkap nya untuk memesan taxi online tuan" jawab nya mencoba tetap terlihat santai meski dalam hati nya merasa kesal dengan sikap Raka suaminya.
"Sudahlah, sekarang lakukan tugas mu. Siapkan segala keperluan ku aku mau mandi"
Sementara Rania hanya diam tak berkutik, hal itu membuat Raka semakin memancing kekesalan pada Raka yang pada dasarnya memang pria itu memiliki kesabaran yang tipis setipis tissue.
"Rania Putri Gautama, apa kau tidak dengar perintah suami mu ini"? ujar Raka dengan suara berat nya.
" Baiklah tuan"
Rania langsung berlari ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat untuk Raka, lalu kembali ke kamar dan menyiapkan baju ganti untuk suaminya itu.
"Maaf tuan, semuanya sudah saya siapkan" ucap Rania pelan, lalu ia kembali duduk di depan meja rias nya.
"Kenapa malah duduk disitu, Bantu aku mandi" ucap nya dengan penuh penekanan dan senyum miring tanpa Rania tau.
"Apa...! yang benar saja Tuan"? teriak Rania dengan ekspresi terkejutnya.
"Lagi pula ada pak Tatang yang kemaren membantu tuan untuk mandi. kenapa sekarang harus aku "? rutuk nya lagi.
" Karena mulai sekarang, itu sudah menjadi tugas mu bukan tugas Tatang lagi"
"Cepat, tunggu apa lagi"! dengan berbalik mendorong kursi roda nya menuju ke kamar mandi.
"Bukannya yang lumpuh kaki nya doang, masa mandi saja tidak bisa" gumam Rania seraya melihat pria yang tengah mendorong kursi roda itu masuk ke kamar mandi.
Rania langsung saja berjalan mengikuti pria itu. Di dalam kamar mandi Rania langsung saja menuruti perintah suami nya itu.
"Bantu aku melepaskan baju ini" titah nya.
Rania langsung saja membuka satu persatu pakaian Raka, dengan susah payah Rania berusaha melepaskan celana pria itu. jika kemarin dia kesusahan saat menganti celana nya dalam posisi tidur, kini ia kembali kesusahan saat ingin melepaskan celana nya dalam posisi duduk di kursi roda.
"Tuan, bisakah tuan sedikit berdiri. saya kesusahan untuk melepaskan celana tuan"
"Apa kamu lupa kalau suami mu ini lumpuh" ucap nya penuh penekanan.
"Maksut saya, tolong tuan sedikit berdiri biar saya bantu" ujar nya seraya tangan Rania melingkar di pinggang Raka.
Raka pun pasrah dan mengikuti Rania. kini posisi kedua nya begitu dekat, tubuh Raka menempel di tubuh Rania. tangan Rania satu nya tengah mencoba menurunkan celana suaminya.
Dengan posisi seperti itu, diam diam Raka memperhatikan Rania.
Wajah nya yang segar dan rambut yang sedikit basah seakan menambah pesona wajah gadis itu. Membuat Raka terpesona sejenak.
Ia tak bisa menghindari kekaguman yang muncul dihati nya, meskipun Raka masih saja menampilkan expresi datar nya.
"*Cantik sekali gadis ini" batin Raka dengan mata berbinar*.
"Silakan duduk kembali Tuan" ucapan Raka membuyarkan pikiran nya.
Didalam hati Raka, pria itu masih ingin menikmati posisi seperti itu. entah kenapa ia merasa kecewa kala Rania menyuruh nya untuk duduk kembali.
😀😀😀❤❤❤❤
jadi ini ga bawa2 agama tertentu klo menurut aq ya.. maaf klo salah🙏
Respati kalah sat set nya