Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Elang yang panik malah mematung tidak melakukan apa pun. Bastian yang tidak tega pada putrinya itu tentu tidak diam begitu saja. Pria paruh baya itu segera menggendong sang putri untuk membawanya ke rumah sakit.
"Dasar pria tidak dapat diandalkan," ucap Bastian ketika Elang hanya terdiam tidak melakukan apa pun.
Alea yang hendak mengikuti sang ayah dicegah oleh Noah. Dia menggeleng kepala, tidak ingin Alea terlibat terlalu jauh pada wanita yang telah menghancurkan pernikahan Alea.
"Apa yang hendak kau lakukan?" tanya Noah.
"Aku ingin mengikuti, Papa Bastian untuk..." jawab Alea yang langsung dipotong oleh Noah.
"Memastikan keadaan Amanda? Lalu apa? Kau lihat tadi kelakukan wanita itu, kan? Sebaiknya, tidak perlu mengikuti mereka. Cukup orang terdekat Amanda saja," ujar Noah.
"Ya, Noah benar. Sebaiknya, kita pulang ke rumah saja, Alea. Mama tidak ingin kamu terlibat lagi dengan Amanda. Walau Bastian telah mengatakan mencoret nama Amanda dari ahli waris, tetapi dia tidak akan tega pada putrinya sendiri," ucap Dara tersenyum miris.
Dara telah lama mengenal Bastian, hubungan mereka yang pernah kandas tidak akan kembali terjalin karena mereka sudah memiliki pasangan masing-masing. Hanya saja, Dara mengetahui kalau Bastian tidak memiliki pendirian yang teguh.
Biar bagaimana pun secara hukum, Amanda adalah satu-satunya putri kandung Bastian. Alea tidak boleh merasa terlena walau sudah dibela Bastian sedemikian rupa.
"Ya, Ma. Aku tidak berharap banyak dari Papa Bastian. Aku hanya penasaran dengan kondisi Amanda. Dia terlihat sangat kesakitan," ucap Alea.
"Kamu terlalu baik, Love. Jangan sampai dia kembali memanfaatkan kebaikanmu." Noah mengatakan itu bukan tanpa sebab.
Telah lama mencintai Alea, Noah mengamati kalau wanita itu sangatlah menyayangi keluarga. Tidak terkecuali, Amanda. Meskipun, dia telah menyakiti hati Alea, tetap saja Alea terlalu baik padanya.
"Noah benar, Kak. Tidak perlu memedulikan perempuan itu lagi. Anggap saja kau tidak memiliki saudara selain aku. Lagi pula, dari ucapannya dapat dipastikan dia belum mengetahui siapa Noah sebenarnya. Apa Kakak ingin kalau dia kembali merebut apa yang Kakak miliki?" sindir Alvarez yang selalu mengedepankan logika.
Alea menolehkan pandangan pada Noah. Perasaannya pada Noah memang belum begitu dalam. Akan tetapi, dari semua perkataan Alvarez benar. Bila dia kembali lengah, mungkin saja Amanda dapat merebut yang dimiliki olehnya.
"Noah belum menjadi milikku!" ujar Alea mengembalikan buket bunga pada pria itu, kemudian berjalan dengan cepat menuju mobilnya.
Noah mengejar Alea ingin meminta penjelasan atas ucapan wanita itu. "Apa maksudmu, Love? Bukankah kamu setuju akan menikah denganku bila kamu resmi bercerai? Aku sudah menunggu jandamu, Love," tukas Noah masih membawa buket bunga yang dia berikan pada Alea.
"Benarkah? Kalau kamu serius, seharusnya kamu mengenalkanku pada orang tuamu," ucap Alea sinis.
Pria di sampingnya terpaku, dia lupa mengenalkan Alea pada kedua orang tuanya. Sibuk memikirkan cara membuat Alea jatuh cinta padanya membuat dirinya amat bodoh. Pastinya, wanita di sampingnya ini butuh kepastian. Akan tetapi, Noah belum pernah mengenalkan sama sekali wanita pujaannya itu pada kedua orang tuanya.
"Maaf, aku akan segera mengenalkanmu pada orang tuaku, Love. Jangan marah dan berubah pikiran. Aku tidak mau kamu marah," balas Noah menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Aku tidak marah. Aku hanya menunggu keseriusanmu, Noah."
"Besok, aku akan menjemputmu untuk makan malam bersama Daddy dan Mommy. Aku akan mengenalkanmu pada mereka," ucap Noah dengan penuh keyakinan.
Tiba-tiba, Alea yang merasa mulas karena akan bertemu dengan orang tua Noah. Dia takut kalau keduanya tidak menerima Alea. Belum lagi statusnya sebagai janda pasti menjadi permasalahan sendiri. Akan tetapi, Alea harus menghalau semua pikiran negatif yang menghantuinya.
Semoga saja, mereka menerima keadaanku yang merupakan seorang janda, batin Alea.
***
Sementara itu, Bastian menuju rumah sakit didampingi oleh Safira yang mengkhawatirkan keadaan putrinya. Beberapa Minggu tidak bertemu tentu Safira sangat merindukan Amanda.
"Mengapa ini semua terjadi padamu, Nak?" ucap Safira sambil mengelus perut sang putri.
Amanda memejamkan mata, kemudian menangis. Dia pikir Bastian dan Safira tidak akan peduli padanya. Nyatanya, keduanya yang lebih dulu menolongnya bila Amanda kesulitan.
Elang mengikuti mobil Bastian dan Safira dari belakang, pikirannya campur aduk. Dia memang sangat menginginkan keberadaan seorang anak. Akan tetapi, mengetahui anak yang asalnya dari Amanda membuat hidupnya hancur berantakan terbesit pikiran tidak menyukai kehadiran anak ya itu.
"Maafkan, Papa. Jangan pergi, Papa menginginkanmu," gumam Elang sambil menyetir.
Sesampainya di rumah sakit, Amanda segera diperiksa oleh dokter. Darah yang mengalir menandakan bila ada masalah dalam kandungannya.
"Bagaimana keadaan putri saya, Dok?" tanya Bastian.
"Syukurlah pasien secepatnya dibawa ke rumah sakit. Untuk saat ini kita lihat dulu perubahannya, bila masih ada pendarahan terpaksa harus dilakukan kuretase," jawab Dokter dengan berat hati.
Elang menggenggam tangan Amanda. Dia memang tidak menyesali semua perbuatannya dengan Amanda. Namun, dia berharap bila anaknya dapat lahir dengan selamat.
Meskipun, terlahir dari sebuah kesalahan. Itu bukanlah kesalahan anaknya, merekalah yang salah dan harus dihukum. Elang berjanji akan membimbing Amanda ke jalan yang benar.
"Bertahanlah, Nak. Demi Papa dan Mama," gumam Elang sambil mengelus perut Amanda.
Amanda terpejam tanda bahwa dia tertidur setelah diberikan obat melalui cairan infus. Dia tidak bisa melihat betapa khawatir keluarganya.
"Kau harus segera menikahi anakku, Elang. Aku memang tidak akan memberikan hak waris untuk Amanda. Akan tetapi, anak dalam kandungannya butuh seorang Ayah. Nikahi Amanda sebelum kandungannya membesar," ucap Bastian pada Elang.
***
Bersambung.
Terima kasih telah membaca...
Tadinya aku ingin agar Amanda keguguran, tetapi itu akan membuat alur cerita sedikit berantakan. Butuh banyak ujian agar Amanda menyesal dan mengetahui kesalahannya sendiri. Sampai saat ini, Amanda masih belum menyesal gaes... Hehe.
Ikuti terus novel ini, ya.
Btw, aplikasi NT agak eror sepertinya. Jangan lupa komentar bila kalian bisa membaca bab ini ya. ❤️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara