Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.
Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.
Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.
Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.
Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?
Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?
Happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Sepulang kantor, Kasih kembali ke cafe yang tadi tempatnya bertemu dengan Dimas. Tapi kali ini bukan bertemu dengan Dimas tetapi dengan Raya, sepupu yang juga menjadi bestie nya. Kasih menceritakannya tentang perjodohan itu dan juga pembicaraanya dengan Dimas di cafe itu tadi siang.
“Kalau memang mau mencari istri hanya untuk mengurus anaknya, kenapa tidak sekalian saja mencari baby sitter,” kata Kasih masih kesal mengingat Dimas.
“Tapi kamu bilang dia kaya, anggap aja kamu jadi baby sitter anaknya. Lumayan kan gajinya berkali-kali lipat dari gaji kamu sekarang. Belum tentu juga selesai magang kamu di angkat jadi karyawan tetap,” Raya bercanda memberi usul, tapi Kasih malah mengkerutkan keningnya dan berfikir. Tapi sesaat kemudian dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Tidak, aku tidak mau. Mana ada enaknya menikah tanpa ada sentuhan fisik, aku kan mau juga merasakan bercocok tanam,” Raya mengkerutkan kening dengan wajah bingung.
“Itu, istilah buat itu kalau lagi nonton ringkasan film di sosial media,” Raya masih bingung.
“Ihh, Raya. Itu, kop sekop sekop, kamu masih tidak mengerti?” Raya menggeleng.
“Bercinta, di atas tempat tidur, Raya,” ujar Kasih sambil berbisik karena suasana cafe sangat ramai di sore menjelang petang itu.
“Astagaaa, kamu ada-ada aja deh. Tapi iya juga sih, mana enak punya suami tapi tidak bisa di ajak bercinta. Lebih baik juga cari suami yang biasa aja tapi saling mencintai dari pada kaya raya tapi makan hati.” Kasih mengangguk setuju dengan Raya.
“Tapi kamu bilang dia tampan rupawan, kamu tidak menyesal?” dengan cepat Kasih menggeleng.
“Tidak, aku tidak butuh wajah tampannya. Apalagi dia duda, masak aku yang masih muda belia begini tiba-tiba menikah langsung jadi Ibu.”
Raya hanya bisa menjadi pendengar yang baik dan tidak bisa memberi saran apapun karena dia juga tidak tahu seperti apa Dimas itu.
Raya mengantar Kasih pulang sekalian juga ikut makan malam bersama karena Darna memaksanya tinggal.
“Jadi bagaimana, kamu udah ketemu Dimas?” Darna masuk ke kamar Kasih begitu Kasih dan Raya masuk ke kamar.
“Bu, Kasih mau mandi dulu,” protes Kasih.
“Kelamaan, Ibu sama Tante Muli sudah penasaran banget. Kasih pasti sudah ceritakan Ray, kalau Bibi mau menjodohkan dia sama anaknya teman Bibi?” Raya mengangguk, memangnya apa yang tidak Kasih ceritakan padanya.
“Kasih tidak mau?” ujar Kasih langsung.
“Kenapa?” Darna tentu ingin tahu alasan Kasih menolak Dimas.
“Bu, dia itu mau menikahi Kasih hanya untuk mengurus anaknya. Kasih tidak mau lah, masak Kasih yang cantik dan imut ini hanya akan di jadikan baby sitter,” ujar Kasih dengan wajah kesal membayangkan pertemuannya dengan Dimas tadi siang.
“Terus dia juga bilang ‘jangan pernah mengharapkan kasih sayang dariku, kau tidak akan pernah mendapatkannya’. Enak saja. Kasih tidak mau. Titik. Ibu bilang aja sama teman Ibu kalau Kasih menolak. Cari wanita lain saja yang mau jadi baby sitter anaknya.”
Darna tahu hal itu, Muli sudah menceritakan padanya kalau dia memang mengusulkan Dimas menikah untuk mencarikan Raya teman. Tapi dia tidak bilang itu pada Kasih. Dia tahu Kasih akan langsung menolak jika dia mengatakannya.
“Ibu akan ceritakan kenapa Dimas bisa seperti itu.” Darna lalu menceritakan kisah yang pernah Dimas alami sepuluh tahun yang lalu. Bagaimana dia di jebak hingga di paksa menikahi wanita yang tidak pernah dia inginkan dalam hidupnya. Bagaimana dia dengan terpaksa harus meninggalkan wanita yang sangat dia cintai selama bertahun-tahun.
Hingga akhirnya Dimas kembali dengan membawa kesuksesan, namun sayangnya wanita yang dia cintai itu telah menikah dan bahagia dengan suaminya.
Dimas lalu memutuskan untuk kembali meninggalkan negeri ini dan hidup hanya berdua saja dengan putrinya setelah dia menceraikan istrinya.
“Dengan luka yang sedalam itu, tentu saja merubahnya menjadi menutup hati dan tidak memikirkan tentang cinta,”
“Lalu kenapa Ibu mau menjodohkan Kasih dengan dia kalau Ibu tahu dia sudah menutup hatinya. Atau jangan-jangan Ibu juga tahu kalau dia mau menika hanya untuk mencari baby sitter untuk anaknya?”
“Sayang, dia memang menutup hatinya tapi Ibu yakin kamu bisa membukanya. Dengan sifat dan kepribadian kamu, Ibu yakin kamu akan bisa menyembuhkan luka yang sangat dalam di hati Dimas,”
“Kasih bukan obat, Bu. Kasih tidak mau menikah dengan orang yang punya luka.” Jelas Kasih.
Darna melirik Raya, berharap Raya mau membantunya membujuk Kasih. Tapi Raya sangat menyayangi Kasih hingga dia tidak mau kalau sepupunya itu harus hidup dengan seseorang yang tidak mencintainya.
“Bi, itu namanya cinta sudah habis di orang lama. Biasanya orang seperti itu akan selalu membanding-bandingkan yang sekarang bersamanya dengan masa lalunya. Raya takut aja kalau setelah menikah bertahun-tahun dia masih tetap tidak mau membuka hatinya untuk Kasih sementara waktu terus berjalan, Kasih semakin menua dan masih terjebak dengan pernikahan dengan Dimas. Bibi tidak kasian sama Kasih?” Kasih langsung memeluk Raya, dia tahu sepupunya itu akan selalu membelanya.
Darna hanya bisa menghela nafas, sepertinya dia tidak berhasil dengan perjodohan ini.
“Sayang banget, padahal masa depan kamu akan terjamin kalau kamu menikah sama Dimas,” ujar Darna yang sepertinya kecewa Kasih tidak menerima pernikahan ini. Darna lalu meninggalkan kamar Kasih dengan wajah kecewa. Namun meskipun kecewa, dia tidak mau memaksakan keinginannya pada Kasih.
Walau bagaimanapun, kebahagiaan anaknya tetap yang utama baginya.
Darna lalu menghubungi Muli dan menyampaikan kalau perjodohan itu di batalkan dan Kasih menolak. Di seberang telepon, Muli yang mendengarnya tentu saja kecewa. Dia sudah berharap Kasih akan menerima Dimas dan Aurel.
Tapi Muli sepertinya tidak mau menyerah. Dia lalu pergi ke rumah Darna dan akan bicara langsung pada Kasih karena menurutnya hanya Kasih yang bisa merubah Dimas. Dia tahu Kasih anak yang ceria dan juga manis, Muli pernah beberapa kali bertemu dengannya. Dan hanya Kasih anak gadis temannya yang tidak suka berfoya-foya. Itu sebabnya dia lebih memilih Kasih dari pada anak temannya yang lain.
“Loh, Muli.” Darna terkejut membuka pintu dan melihat temannya itu sudah berdiri di sana.
“Kamu sama siapa?” Darna menengok kiri kanan dan hanya ada Muli di depan pintu.
“Aku mau bicara langsung sama Kasih, bolehkan,” pinta Muli yang sepertinya sudah putus asa.
“Boleh,” sebentar aku panggilkan.” Darna mempersilahkan Muli duduk di ruang tamu dan masuk ke dalam kamar memanggil Kasih.
“Kasi, Tante Muli mau bicara sama kamu,” Kasih mengkerutkan kening.
“Tante Muli Ibunya Dimas?” Darna mengangguk.
“Tante Muli ada di sini?”
“Iya, dia datang mau ketemu dan bicara langsung sama kamu. Ayo,”
“Ibu saja deh yang bilang, Kasih nggak mau. Kasih malu.” Ujar Kasih yang enggan bertemu dengan Muli.
“Kasih, orang sudah datang masak kamu tidak mau ketemu. Tidak sopan tahu,” Raya ikut bicara. Akhirnya dengan berat hati Kasih keluar kamar dan menemui Muli.
jgn tunggu diancam...
jgn serakah atau monika akan menyesal seumur hidupnya....