NovelToon NovelToon
PEMBURU DIMENSI : "SISTEM" Pembalasan

PEMBURU DIMENSI : "SISTEM" Pembalasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Sistem / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Perperangan / Solo Leveling / Toko Interdimensi
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Baby samuel

setelah suatu insiden tragis yang menewaskan keluarganya, seorang pemuda bernama arka tiba - tiba di hadiahi sebuah "Sistem" oleh makhluk misterius. sistem ini memberikan arka misi-misi untuk mengeliminasi makhluk supranatural dari berbagai dimensi.
setiap kali ia berhasil menyelesaikan misi, ia mendapatkan poin untuk membeli kemampuan baru atau memperkuat dirinya. Namun, setiap misi beresiko, dan jika ia gagal, ia harus membayar "hukuman", yaitu kehilangan bagian tubuh atau ingatan tertentu. Akankah arka bertahan hidup dan membalas dendam, atau malah terjerat kekuatan sistem yang lebih besar dari dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik awal kejatuhan

Arka menuruni tebing dengan langkah yang terukur. Medali di tangannya kini terasa hangat, denyut cahaya di dalamnya seperti detak jantung, mengiringi setiap langkahnya. Langit mulai memerah, menandai fajar yang datang, tetapi bagi Arka, cahaya itu tidak membawa kedamaian. Sebaliknya, ia merasa seperti sedang diawasi, seolah-olah sosok berjubah hitam itu masih ada di sekitarnya, mengintai dari balik bayangan.

Setibanya di bawah, Arka berhenti sejenak, membiarkan tubuhnya beristirahat. Udara pagi yang dingin menyapa kulitnya, tetapi rasa nyeri di tubuhnya masih terasa nyata, meskipun regenerasi yang diberikan oleh Sistem telah bekerja memperbaiki sebagian besar luka.

“Aku harus bergerak. Mereka mungkin masih di luar sana,” gumamnya sambil merapikan perlengkapannya. Belati yang kini dilapisi cahaya redup ia selipkan ke sarung di pinggangnya, sementara medali ia genggam erat, seolah takut benda itu akan menghilang.

Arka melangkah masuk ke hutan kecil di depan, pepohonan tinggi menciptakan bayangan panjang yang bergerak pelan mengikuti arah angin. Ranting kering berderak di bawah kakinya, mengiringi pikirannya yang dipenuhi pertanyaan.

“Apa sebenarnya yang dia inginkan dariku?” pikir Arka, mengingat sosok berjubah hitam tadi. Ia tidak hanya kuat, tetapi juga penuh teka-teki. Kata-katanya menggantung di pikiran Arka, seperti teka-teki yang menunggu untuk dipecahkan. “Langkah pertama? Apa artinya? Apakah ini tentang Sistem? Atau tentang sesuatu yang lebih besar?”

Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara samar dari kejauhan. Bukan suara makhluk atau angin, melainkan suara manusia—atau setidaknya itulah yang ia harapkan. Dengan hati-hati, ia mendekati sumber suara itu, berusaha menjaga agar langkahnya tidak menarik perhatian.

Semakin dekat, suara itu semakin jelas. Suara tawa bercampur dengan derap langkah, seperti sekelompok orang yang sedang berburu. Arka bersembunyi di balik semak-semak, menajamkan pendengarannya.

“Lempar ke sana! Jangan biarkan dia kabur!” teriak seseorang. Diikuti suara benda berat yang menghantam tanah.

Arka memicingkan mata, mencoba melihat lebih jelas. Dari balik daun yang rimbun, ia melihat tiga orang bersenjata—dua pria dan satu wanita—mengelilingi sesuatu. Mereka tampak mengenakan armor ringan, dengan simbol menyerupai seekor ular melingkar di dada mereka.

“Organisasi,” gumam Arka, mendadak tegang. Ia pernah mendengar tentang mereka dalam misi sebelumnya. Kelompok bayangan yang beroperasi di berbagai dimensi, terkenal karena tindakan brutal mereka terhadap apa pun yang mereka anggap ancaman.

Di tengah-tengah mereka, seorang pria muda berlumuran darah terkapar di tanah, tubuhnya menggigil ketakutan. “Tolong... jangan... aku hanya lewat...” suaranya terdengar serak.

Salah satu pria bersenjata itu tertawa kecil. “Lewat? Hah, alasan klasik. Kau pikir kami bodoh? Kami tahu siapa kau sebenarnya. Penyusup, kan?”

“Bukan! Aku bukan penyusup! Aku hanya mencari tempat berlindung!” pria itu mencoba merangkak mundur, tetapi salah satu dari mereka menendang tubuhnya hingga terguling.

Arka mengepalkan tangan. Amarahnya perlahan membara. Tapi ia tahu, ini bukan waktu yang tepat untuk menyerang secara terbuka. Ketiga orang itu jelas bukan lawan biasa. Senjata mereka terlihat canggih, dan dari cara mereka bergerak, Arka bisa menilai bahwa mereka adalah petarung terlatih.

“Kalau aku tidak melakukan apa-apa, dia akan mati,” pikir Arka. Ia melirik medali di tangannya. Cahaya di dalamnya masih berdenyut pelan, seolah menunggu perintah. Tapi apakah itu cukup untuk menghadapi mereka?

Pria bersenjata itu mengangkat senjatanya, sebuah tombak berbilah yang memancarkan cahaya merah samar. “Baiklah, ini akan cepat. Kau seharusnya bersyukur kami tidak menyeretmu kembali ke markas.”

Arka tahu, ia tidak punya waktu lagi untuk berpikir. Dengan napas teratur, ia menggenggam belati dan bergerak cepat ke depan, menggunakan bayangan pohon untuk menyamarkan keberadaannya. Dalam hitungan detik, ia sudah berada di dekat mereka.

Dengan satu lompatan, ia mengayunkan belatinya ke arah pria yang memegang tombak. Serangan itu meleset tipis, tetapi cukup untuk mengalihkan perhatian mereka. Arka mendarat ringan, bersiap menghadapi serangan balasan.

“Siapa kau?!” teriak salah satu dari mereka, terkejut oleh kemunculan Arka.

“Orang yang akan menghentikan kalian,” jawab Arka singkat, nadanya penuh tekad.

Pertarungan pun dimulai. Pria pertama menyerang dengan tombaknya, gerakannya cepat dan penuh presisi. Namun, Arka berhasil menghindar, menggunakan kecepatan dan kelincahannya untuk tetap berada di luar jangkauan senjata itu. Ia menyerang balik, belatinya berkilauan saat menyasar celah armor lawannya.

Wanita di antara mereka mengangkat senjata berbentuk tongkat, yang ternyata mampu memancarkan gelombang energi. Serangan itu mengenai tanah di dekat Arka, menciptakan ledakan kecil yang membuatnya terlempar beberapa meter. Tubuhnya menghantam batang pohon, membuat napasnya sesak.

“Makhluk ini lebih dari sekadar manusia biasa,” gumam wanita itu. “Hati-hati. Dia memiliki sesuatu yang aneh.”

Pria kedua, yang sejak tadi diam, mengeluarkan senapan kecil dari pinggangnya. Ia menembakkan beberapa peluru ke arah Arka, tetapi dengan refleks luar biasa, Arka mampu menghindar, meskipun satu peluru berhasil menggores lengannya.

“Aku tidak bisa terus bertahan seperti ini,” pikir Arka. Luka di lengannya mulai terasa perih, meskipun regenerasi bekerja memperbaikinya perlahan. Ia harus menyelesaikan ini dengan cepat.

Mengalihkan perhatian mereka, Arka mengaktifkan kemampuan baru yang diberikan Sistem. Cahaya dari medali tiba-tiba menyebar ke seluruh tubuhnya, menciptakan ledakan cahaya yang cukup untuk membutakan lawannya selama beberapa detik.

Menggunakan momen itu, Arka bergerak cepat. Ia menyerang pria dengan tombak, berhasil menendang senjata itu keluar dari genggamannya sebelum menyarangkan serangan ke leher pria itu. Darah memancar, dan tubuhnya roboh ke tanah.

Dua lawan tersisa segera pulih dari efek cahaya. Wanita itu menyerang dengan tongkat energinya, tetapi Arka sudah memprediksi gerakannya. Ia menangkis serangan itu dengan belati bercahaya, menciptakan percikan energi yang membuat senjatanya terlepas.

Pria terakhir tampak ragu, tetapi tidak mundur. Ia menembakkan senapan kecilnya beberapa kali lagi, memaksa Arka untuk bergerak dengan kecepatan penuh. Dalam satu gerakan gesit, Arka mendekat dan memutar belatinya, menangkis senapan itu sebelum melayangkan serangan ke perut pria itu.

Dalam hitungan menit, pertarungan berakhir. Ketiga orang itu kini tergeletak di tanah, tidak lagi bernyawa.

Arka terengah-engah, tubuhnya terasa berat. Namun, ia tidak punya waktu untuk beristirahat. Pria yang tadi mereka serang masih ada di sana, memandangnya dengan campuran ketakutan dan rasa syukur.

“Kau... siapa?” tanyanya dengan suara gemetar.

“Bukan siapa-siapa,” jawab Arka sambil membantu pria itu bangkit. “Kau aman sekarang, tapi kita harus pergi sebelum lebih banyak dari mereka datang.”

Pria itu mengangguk, meski tubuhnya masih gemetar. “Terima kasih... terima kasih banyak...”

Arka hanya diam. Ia tahu, ini baru awal dari masalah yang lebih besar. Organisasi itu tidak akan tinggal diam setelah kehilangan tiga anggotanya. Dan ia tidak tahu apakah ia sudah siap menghadapi apa yang akan datang. Tapi satu hal yang pasti: ia tidak akan menyerah.

Dengan pria itu di sisinya, Arka melangkah pergi dari medan pertempuran itu, meninggalkan jejak darah di antara bayangan pepohonan. Tujuannya kini semakin jelas: ia harus menemukan jawaban, tidak hanya tentang Sistem, tetapi juga tentang dirinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!