Kiara Pratiwi menangis didalam kamarnya, setelah mengetahui pernikahan suaminya Devan Kalandra,tidak pernah terpikirkan oleh Kiara kalau Devan akan mengkhianatinya.
Kiara sangat terkejut dengan apa yang dia alami sekarang seperti disambar petir disiang bolong,
Sera sahabat yang sangat dia sayangi, mereka telah mengkhianati Kiara, Devan pernah mencintai Sera tapi Sera memilih dan menikah dengan Haris.
Apa dulu mereka saling mencintai tapi jodoh nggak berpihak pada mereka berdua, apa aku yang jadi orang ketiga diantara mereka.
kejadian yang tadi siang dia lihat di sebuah restoran membuat Kiara ragu akan semua kata cinta Devan padanya.
Kiara menepuk dadanya yang terasa sesak dan menarik nafas panjang “aku ihklas menolong mu Sera dan juga Kafi anakmu tapi kenapa kalian menikam ku dari belakang, ini balasan yang aku dapatkan dari mu”
Kiara mengepalkan kedua tangannya, pengkhianatan Devan dan Sera membuat dunianya hancur, apa Kiara sanggup menghadapinya atau Kiara akan pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 Bertemu
Dua hari setelah pembicaraan mereka berdua Devan selalu tidur di kediaman Kiara di kamar tamu, alasannya mau jaga putra putri kembarnya kalau tengah malam terbangun, ada saja alasannya untuk bisa tidur disana, yang membuat Kiara pusing kepala.
Hari ini Sera boleh pulang dari rumah sakit , dari semalam Devan sudah merencanakan untuk membawa Sera bertemu dengan Kiara agar mereka bisa berbicara dari hati kehati tentang permasalahan mereka karena Devan menikahi dua orang sahabat ini.
Jam 10 pagi Devan sampai dikediaman orang tuanya dengan membawa Sera yang masih kelihatan lemah itu yang harus duduk di kursi roda, Sera tidak kuat untuk berdiri lama.
Tadi sebelum pulang dari rumah sakit Sera bersikeras mau bertemu Kiara dan lagi dia juga sudah rindu dengan anak semata wayangnya itu.
Devan sempat menyampaikan segala kemungkinan yang akan terjadi kalau Sera mau bertemu dengan Kiara, bisa terjadi hal yang membuat senang bisa juga akan menambah luka diantara mereka berdua.
Sera sudah tau resiko yang akan dia hadapi tapi dia harus bertemu dengan Kiara untuk berbicara karena dia merasa hidupnya tidak akan lama lagi karena penyakitnya sudah ditahap yang kritis hanya semangat hiduplah yang membuat Sera bisa bertahan sampai saat ini.
“Mah ini Sera mah..” sapa Devan pada mamanya yang melihat kedatangan mereka di rumah utama ini, Nyonya ningrum mau marah melihat putranya membawa Sera kesini.
Tapi setelah melihat kondisi Sera yang sangat pucat dan lemah membuat Nyonya Ningrum merasa kasian.
“Maaf mah Sera datang kesini jadi membuat mamah kurang senang” ucap Sera dengan suara lemahnya.
“tidak apa apa sayang, kamu sudah sembuh?” ucap Nyonya ningrum sambil tersenyum
“sudah mendingan mah dua hari lagi harus cuci darah lagi” balas Sera pelan
“ya sudah kamu istirahat dulu dikamar, kamu pucat sekali jangan dipaksakan kalau tidak kuat untuk duduk Sera” nasehat Nyonya ningrum yang dibalas dengan senyum Sera .
“sera mau ketemu Kia mah, sera izin ya mah” ucap sera pada mamanya Devan yang membuat Nyonya ningrum langsung melirik Devan
‘Tidak apa apa mah mereka memang harus bicara, agar tidak ada rasa bersalah diantara mereka berdua” terang Devan
“Oh ya sudah silahkan , tadi Kiara lagi duduk ditaman” balas Nyonya kalandra lagi.
Devan pun mendorong kursi roda Sera menuju kediaman Kiara saat ini , Nyonya kalandra hanya menarik nafas panjang sambil berdoa semoga tidak terjadi apa apa diantara mereka.
Kiara yang sedang duduk makan buah yang baru dia ambil dari lemari es, terkejut melihat kedatangan Devan dan Sera yang berada di atas kursi roda.
wajahnya sangat pucat dan badan Sera yang dulu bagus sudah tidak ada lagi dengan tulang yang kelihatan menonjol dilehernya.
“Kia , maafkan aku datang tidak kasih kabar kamu” ucap Sera sambil menatap Kiara dengan mata yang berkaca kaca, Kiara masih terpaku melihat keadaan sahabatnya yang sangat menyedihkan.
“Sayang kamu kenapa diam kalau kamu tidak mau Sera kesini aku akan bawa Sera pulang dengan Kafi, maaf kan kami yang usdah membuat mu tidak nyaman”ucap Devan memecah lamunan Kiara yang masih menatap Sera.
“Sera ini kamu… kamu kenapa sampai begini?” ucap Kiara berjalan menghampiri sahabatnya itu dia mau memeluk Sera tapi perutnya masih sakit akhirnya Sera dibantu oleh Devan untuk berdiri mereka pun berpelukan sambil menangis haru.
Devan yang melihatnya ikut terharu begitupun Nyonya ningrum yang baru datang dia ikut terharu melihat Sera dan Kiara menangis.
“Kiara , Sera tidak bisa berdiri lama lama bawa ke kamar saja biar bisa istirahat” jelas Devan yang sudah melihat Sera meringis menahan sakit
Kiara langsung melepas pelukannya lalu mengajak Sera masuk ke kamar tamu untuk istirahat, Sera masih menangis melampiaskan kesedihan dan penyesalan atas apa yang terjadi.
Sesampai dikamar Sera langsung dibaringkan Devan di atas ranjang itu lalu dia menggeser kursi roda Sera untuk diletakkan di ujung kamar.
Lalu menghampiri kedua wanita yang masih menangis itu disaksikan oleh Nyonya ningrum.
“ini gara gara kamu mas Sera jadi sakit begini, kenapa kamu tidak menjaga Sera kalau begitu untuk apa kamu menikahinya, kamu sibuk dengan diri sendiri sampai istri sendiri sakit tidak tau, laki laki macam apa kamu haaahh” bentak Kiara kesal sama Devan.
“ampun Sayang, Sera tidak pernah bilang kalau dia lagi sakit” jawab Devan yang masih dipukul kiara.
“kamu suaminya masak kamu tidak tau sama sekali kalau istrinya sakit” cecar Kiara lagi
“mas pusing cari istri mas yang satunya lagi kabur Kia” ucap Devan
“tapi bukan berati kamu mengabaikan Sera, dia lagi sakit kamu ngapain aja? Lagian kamu cari aku kemana malah papa yang bisa menemukan aku bukan kamu, lalu kamu sibuk apa?” tanya Kiara lagi
“sakit sayang udah dong mukulnya, ntar geger otak suaminya bisa gila memang mau punya suami begitu?” ujar Devan, Kiara menghentikan memukul suaminya itu karena tangannya juga sudah capek
“memang kamu rada rada mas, dasar egois” tuding Kiara lagi sambil duduk diranjang itu.
“papa sama mama tuh sembunyiin kamu bukannya mas tidak bisa menemukan kamu, jangan asal nuduh ya” jawab Devan tanpa merasa bersalah dia tidak mau dibilang tidak berhasil mencari Kiara.
“tapi tetap saja kamu kalah cepat dari papa, dasar tidak mau mengaku kalah” ucap Kiara lagi dia sangat kesal dengan sikap egois Devan dari dulu.
“kamu kalau salah mengaju salah saja Devan tidak usah cari cari alasan, kamu sudah mengabaikan Sera sehingga tidak tau kalau Sera mempunyai penyakit, kamu juga salah telah membuat Kiara pergi,bmau alasan apalagi kamu” tegas Nyonya kalandra
“kok pada kompak nyalahin aku sih” sahut Devan
“memang kamu salah….” Balas Kiara dan Nyonya ningrum, Sera yang melihat perdebatan itu hanya bisa diam
“kamu keluar deh dari sini jauh jauh sana”usir Kiara, Devan yang diusir segera keluar takut dipukul lagi sama Kiara
"memang enak dimarahin” sindir Nyonya kalandra, Devan hanya melengos mendengar sindiran mamanya.
“mama mau keluar dulu tadi mama lagi masak kue” pamit Nyonya kalandra memberi kesempatan untuk Kiara dan Sera berbicara dari hati kehati.
Sekarang tinggallah Sera dan Kiara yang hanya saling pandang dengan pikiran masing masing Kiara mendekati Sera yang saat ini terlihat lemah sekali.
“Kita bicaranya nanti saja ya, kamu istirahat dulu wajahmu pucat sekali” ucap Kiara
“terima kasih kia sudah rawat kafi selama aku dirawat” ucap Sera
“Kamu istirahat dulu ya, jangan pikir yang aneh aneh, sekarang istirahat” ucap Kiara lagi. Sera mengangguk sambil tersenyum haru.
jadi devan pun gak tau kl sera sakit?
tetep sakit jadi kiara, karena tau devan emang cinta ma sera