Doyama adalah segerombolan penjahat jenius yang diberi modal oleh salah satu perusahaan asing untuk mengubah limbah perusahaan nya menjadi ramuan yang dapat merubah karakter serta bentuk ras serupa manusia menjadi iblis dan monster kanibalisme.
Perusahaan tersebut mencampurkan DNA manusia terpilih dengan limbah serta bahan kimia yang ditemukan oleh peneliti untuk menciptakan ras baru yang berada dalam kendalinya yang dimana nanti nya ras baru tersebut menularkan racun kepada manusia normal sehingga menjadi mahluk yang sama yang berada di bawah kendalinya.
Iblis setengah monster setengah manusia itu dinamai Rambi. Rambi sendiri bisa bertindak anarkis bahkan bisa menghasut dan membunuh manusia sesuai dengan apa yang di isntruksikan oleh tuan nya.
Akankah ada pahlawan yang bisa menghentikan wabah buatan ini? Ataukah manusia akan benar-benar musnah dan bumi menjadi milik perusahaan tersebut secara tunggal beserta para budak iblisnya?
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kalimat Fiktif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dunia Yang Menyakitkan Bagi Arsyin
"Hahaha, Saya suka sangat suka" 5 gepok uang kertas berada di kepalan tangan pak gempal mulutnya terbuka lebar dengan tawa khas nya yang cempreng dan membahak.
"Yasmin tolong ambilkan sesuatu untuk orang ini" Teriaknya masih dalam girang.
Yasmin adalah istri pak gempal yang sangat pendiam namun berwajah licik sama hal nya seperti bentuk rautan wajah suaminya.
Kemanapun pak gempal pergi pasti disitu ada Yasmin yang setia menemani nya tanpa banyak bicara.
"Yang dikarung ini?" Ucap Yasmin pada suaminya.
Tangan gempal itu kemudian dimasukan kedalam karung tersebut hingga satu demi satu potongan kepala anak anak dikeluarkan kemudian dilempar kedepan orang yang sedari tadi berdiri mematung tanpa berkedip dihadapan nya.
"Makanlah yang kenyang pasti kau lapar kan?" Ucap Pak yang kembali tertawa dengan sangat begitu kegirangan.
Melihat kepala yang bergelinding di depan kedua matanya orang itu bak seekor Anjing buldog yang diberi makan daging salmon oleh tuan nya.
Tanpa bertele tele potongan kepala anak itu terdengar kriuk sekali saat dengan lahap nya mulut pria itu memakan nya dengan lahap. Darah merah terlihat muncrat dari sekitaran mulutnya dan cairan putih juga membersamai keluar usai biji mata dari kepala anak itu di gigit oleh gigi bagian depan nya tanpa menimbulkan exspresi apapun selain erangan kenikmatan.
"Haha ayo makan lagi kerjamu bagus sekali saya sangat suka hahahaha"
Potongan kepala anak yang kedua kembali dilemparkan oleh Pak Gempal yang selanjutnya ditangkap dengam sangat begitu baik oleh mahluk itu, ia kemudian memutar nya dan dengan sangat menggeretak giginya kembali menggigit Teling bagian kanan si korban.
"Baik sayang ayo kita pergi" Seru pak gempal pada istrinya yang kemudian berbalik badan dan berjalan keluar meninggalkan ruangan itu.
......
Cahaya matahari yang terang menembus jendela kaca yang terpampang lebar dengan latar jalanan kota yang ramai.
Panas nya cahaya tersebut di ikuti pula dengan panas nya suara desahan yang terdengar menggema disiang hari tempat dimana pak gempal tengah bercinta dengan istrinya diatas ranjang cokelat dengan spray putih yang menghampar.
"Kamu menyukainya sayang?" ucap pak gempal pada telinga istrinya yang saat ini sedang berada di pangkuan nya.
"Ahh iyaa eumhhh" Desahan itu terus berlanjut bahkan saat uang ratusan ribu yang tadi dipegang oleh nya satu persatu ia masukan ke dalam BH milik istrinya.
"Ahhh shhhh.." Tangan perempuan itu kemudian melingar di leher pak gempal di ikuti dengan pijatan manja dari tangan pak gempal pada payudara besar milik istrinya.
"Ahh sayang eummh" bibir yang ranum itu pun ikut jadi sasaran nafsu pak birahi pak gempal tubuh itu dikulum dengan sedemikian rupa di ikuti dengan dijatuhkan nya secara pelan tubuh istrinya yang kemudian adegan selanjutnya adalah adegan yang membuat siapapun yang melihatnya akan berpikir dua kali jika dilakukan di siang hari.
****
(Dalam Mimpinya Arsyin)
Tak ada yang benar benar luka, bahkan sekalipun dunia ini terlalu kejam bagimu. Semua hanya sebuah permainan semata. Bahagia, air mata, tangis, senyum maupun lara semua hanya sebatas bagian saja yang pasti entah kapan lebih tepatnya Hal itu pergi dan berganti dalam kehidupan ini.
Ibu adalah sosok yang sangat aku rindukan, sedangkan ayah adalah sosok yang sangat aku harapkan. Dulu, saat aku kecil aku belajar banyak hal pada ibu tentang pengetahuan hidup dan budi pekerti. Sedangkan pada ayah aku belajar untuk jadi orang yang tidak cengeng.
Hari ini Aku bertemu mereka, entah nyata ataupun tidak yang jelas ditempat yang sangat lapang ini ingatan itu seperti terasa benar benar hidup kembali bahkan tempat yang kupijak sekarang ini seperti sebuah tempat yang dulu aku pernah sambangi bersama mereka.
Aku benar benar terlalu nyaman disini meskipun tanpa oamin tapi aku dan kedua orang tuaku pasti akan mencari dimana berada sekarang ini. Disini untuk saat ini benar benar tak ada secuil lukapun tumbuh atau membekas semua beban itu terasa hilang, benar benar terasa hilang.
"ibu, ayah, jangan pergi lagii yaa.. karena aku benar benar lelah.."
Biarkan kalimat itu bergeming, sedingin airmata yang dibuat lenyap oleh dekapan hangat yang sudah puluhan tahun lamanya aku dambakan.
"Kamu harus tetap jadi kakak yang hebat untuk adikmu lindungi dia sama seperti cara ayah melindungi kamu dulu"
Ditaman yang lapang ini ribuan air mata kembali bergeming jatuh dengan sangat lembut keatas pucuk rerumputan dibawah kaki.
Aku tidak tahu apakah ini nyata? Ataukah hanya sebatas Keusilan dari waktu yang menjahiliku dengan cara kurang bijaksana nya. Entahlah, Aku berharap ini bisa terjadi dengan nyata.
Aku benar benar berharap bahwa semoga ini bisa terjadi dengan sangat nyata. Agar aku bisa membawa kehangatan ini menuju rumah yang sudah lama dingin dan lembab tanpa sentuhan cinta dan kasih sayang orang tua.
......
Tapi, pada akhirnya harus kuakui meski dengan perasaan yang sangat berat, dengan luka Kecewa yang mulai terasa menembus batin.
Perlahan cahaya didepan mata itu mulai memudar seperti termakan awan. Semuanya benar benar seperti termakan awan, gunung gunung disampingku lenyap, suara angin yang meluruh lenyap, dekap hangat yang membekap punggungku juga perlahan lenyap.
"Kenapa mesti terlalu cepat begitu?" Aku memaki pada bayangan mereka berdua yang perlahan membumbung tinggi termakan awan lalu memudar perlahan sebelum kemudian lenyap tanpa bekas.
Tubuh ini mulai terasa tak terimbang karena kebahagiaan yang sangat dengan penuh aku harapkan ternyata cuma sebatas ketidaknyataan yang hadir berwujud sesaat.
"Ibu.. Ayah.." Ucapku kembali dalam air mata yang bergeming diantara kedua lutut yang telungkup diatas tanah karena merasa tak cukup kuasa menopang badan.
"Jangan pergi!" Teriak ku, dengan sekuat tenaga.
Air mata semakin membucah ke udara sedang suaraku bergema pekik dilangit langit mulut.
"Kenapa tuhan menghadirkan bahagia cuma dalam waktu yang sesingkat itu" Batinku, dengan tangan yang terkepal dan untuk kesekian kalinya Aku meninju tanah.
Apabila di dunia ini memang tidak pantas untuk kami merasakan kebahagiaan maka aku mohon padamu tuhan jangan pernah sesekali kau permainkan kedalaman rasa ini dengan cara yang seperti tadi.
Bukankah kau tau betapa sulitnya proses menyembuhkan luka ku ini?
Bukankah kau tau bagaimana sepinya hidup ketika dalam angan harapan untuk membangun keluarga kecil itu masih bisa terbentukan?
Bukankah kau tau bahwa ditinggalkan adalah hal yang paling menyakitkan?
Tuhan, jika kau tau itu semua, kenapa sampai bertahun tahun lamanya kau masih belum juga mengganti atau bahkan mencabut luka ini dengan yang lain.
"ARGHHH!" Teriak ku makin Lantang.
(Bersambung Ke Part 11)
🙏
semangat
/Smile/
/Facepalm/