Riska tak pernah menyangka hidupnya yang sederhana akan terbalik begitu saja setelah pertemuannya dengan Aldo Pratama, CEO muda yang tampan dan penuh ambisi. Sebuah malam yang tak terduga mengubah takdirnya—ia hamil di luar nikah dari pria yang hampir tak dikenalnya. Dalam sekejap, Riska terjebak dalam lingkaran kehidupan Aldo yang penuh kemewahan, ketenaran, dan rahasia gelap.
Namun, Aldo bukanlah pria biasa. Di balik pesonanya, ada dendam yang membara terhadap keluarga dan masa lalu yang membuat hatinya dingin. Baginya, Riska adalah bagian dari rencana besar untuk membalas luka lama. Ia menawarkan pernikahan, tetapi bukan untuk cinta—melainkan untuk balas dendam. Riska terpaksa menerima, demi masa depan anaknya.
Dalam perjalanan mereka, Riska mulai menyadari bahwa hidup bersama Aldo adalah perang tanpa akhir antara cinta dan kebencian. Ia harus menghadapi manipulasi, kesalahpahaman, dan keputusan-keputusan sulit yang menguji kekuatannya sebagai seorang ibu dan wanita. Namun, di bal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Di Balik Topeng Kekuasaan
Riska mulai menyadari bahwa permainan Aldo jauh lebih berbahaya dari yang pernah ia bayangkan. Setiap langkahnya seperti diperhitungkan dengan cermat, seolah-olah Aldo mengendalikan semua yang ada di sekitarnya. Namun, di balik ketakutan itu, Riska tahu satu hal: dia harus melawan, atau selamanya menjadi boneka dalam permainan yang tak pernah diinginkannya.
---
Hari itu, Riska memutuskan untuk menghadap Aldo. Dia tak tahan lagi dengan segala tekanan yang terus menghimpitnya. Di ruang kerja Aldo yang megah namun terasa dingin, ia berdiri tegak, berusaha menahan gemetar di kakinya.
“Aldo, sampai kapan kau akan menyiksaku dengan permainan ini?” suaranya terdengar tegas, meskipun ada sedikit getaran di ujungnya.
Aldo hanya memandangnya, lalu tersenyum tipis, seakan-akan pertanyaan Riska hanyalah angin lalu. “Sampai kau menyerah, Riska. Sampai kau sadar bahwa tak ada jalan keluar selain menuruti semua yang kumau.”
Riska mengepalkan tangan, menahan kemarahan yang hampir meledak. “Kau pikir dengan ancaman-ancaman ini, aku akan menyerah? Kau tak kenal aku, Aldo. Aku bukan perempuan lemah yang bisa kau kendalikan sesuka hati.”
Aldo tertawa kecil, mendekat ke arahnya hingga jarak mereka hanya sejengkal. “Aku tahu siapa kau, Riska. Tapi aku juga tahu kelemahanmu. Kau hanya bertahan sejauh ini karena kau terlalu memikirkan orang lain.”
“Orang lain?” Riska menatap Aldo bingung. “Apa maksudmu?”
“Reza, anakmu. Kau takut kehilangannya, bukan? Kau takut aku akan melakukan sesuatu yang akan menghancurkan hidupnya,” kata Aldo sambil menatapnya tajam. “Dan itu adalah kelemahan terbesarmu, Riska. Perasaanmu.”
Riska merasa hatinya berdetak kencang. Setiap kata Aldo bagaikan pisau yang menembus pertahanannya. “Kau… kau tak akan berani menyentuh Reza.”
“Oh, aku berani, Riska. Dan kau tahu itu.”
---
Setelah percakapan yang mendalam dan menggetarkan itu, Riska merasa pikirannya kacau. Ia tahu bahwa Aldo tak akan ragu melakukan apa pun demi memaksanya tunduk. Namun, di sisi lain, ia tak mau begitu saja menyerah.
Dalam keputusasaan, Riska mencari cara untuk melindungi Reza. Dia mulai menggali informasi tentang masa lalu Aldo, berharap bisa menemukan kelemahan yang dapat digunakannya sebagai senjata. Dia tahu ini berisiko, tetapi satu-satunya jalan keluar adalah mengalahkan Aldo dalam permainan yang dikuasainya.
---
Malam itu, Riska bertemu dengan salah satu rekan bisnis Aldo yang jarang muncul di depan umum, Mr. Liem. Ia adalah sosok yang penuh misteri, tetapi kabarnya memiliki hubungan dekat dengan Aldo.
“Riska, kau harus hati-hati,” ujar Mr. Liem sambil menatapnya dengan tatapan penuh peringatan. “Aldo bukan orang yang mudah dihadapi, bahkan aku sendiri merasa gentar.”
Riska menatap Mr. Liem penuh harap. “Tolong aku, Tuan Liem. Aku butuh informasi tentang dia, sesuatu yang bisa kubuat sebagai senjata untuk keluar dari semua ini.”
Mr. Liem terdiam sejenak sebelum menghela napas panjang. “Ada satu hal… Aldo memiliki masa lalu yang kelam, sesuatu yang selalu dia sembunyikan dari semua orang.”
“Apa itu?” Riska bertanya, tak sabar.
“Dia kehilangan seseorang yang sangat berharga baginya karena kesalahannya sendiri. Sejak saat itu, dia berubah, menjadi sosok yang tak kenal belas kasihan,” jawab Mr. Liem.
Kata-kata itu memberikan sedikit harapan pada Riska. Mungkin, dengan memahami trauma masa lalu Aldo, ia bisa menemukan cara untuk membalikkannya.
---
Saat Riska hendak meninggalkan ruangan, ponselnya bergetar. Sebuah pesan singkat masuk dari nomor tak dikenal.
“Kau pikir bisa lari dari cengkeramanku, Riska? Aku tahu setiap gerakanmu.”
Rasa takut dan ketegangan menyelimuti Riska. Aldo tahu setiap langkah yang diambilnya. Apakah ini berarti rencananya telah terbongkar? Ataukah Aldo hanya ingin mengguncang mentalnya?
Bab ini ditutup dengan Riska yang berdiri di ambang pintu, pikirannya penuh ketakutan dan tekad yang semakin membara. Dia tahu, pertarungan ini baru saja dimulai, dan dia harus lebih cerdik dari Aldo jika ingin keluar dari belenggu ini.