NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Bahaya

"Nggak bisa, Ki! Ini semua gegara lo! Kenapa lo baru bilang?!" omel Haris.

"Gue udah berusaha ya nyelametin lo, gue bilang Cia aja yang jadi Mbels kita. Tapi lo yang ngotot mau Jesika!" balas Zaki.

"Bakalan anjlok deh reputasi kita di sekolah. Gimana ceritanya kita bisa ngebabu-in anak kepala sekolah?!" omel Haris lagi.

Basecamp FAB sedang dipenuhi dengan mumetnya menghadapi momen yang tidak mereka duga.

***

Sepulang dari basecamp, Toleh berkendara dengan santai. Tiba-tiba seorang gadis hendak menyebrang dan ia menarik tuas rem mendadak.

"Eh!" Jesika menunjuk wajah Toleh dengan tak percaya bisa bertemu dengan pria pendiam tersebut. "Toleh, kan? Toleh FAB? Geng yang suka cosplay orang utan itu? Bantuin gue, Tol!" Gadis itu menduduki jok belakang motor Toleh tanpa malu.

"Buruaaaan! Gue lagi dikejar-kejar orang! Terserah lo mau bawa gue ke mana! Buruan buruan!" teriak Jesika kalang kabut.

Toleh menggeleng pelan dan menuruti gadis itu untuk melaju. Sialnya, pria itu malah membawa Jesika ke basecamp FAB. Sebuah ruko yang terdapat spanduk bergambar 5 mahkota bertuliskan 5th Avenue Brotherhood di bawahnya.

Jesika mulai merasa curiga. "Tempat apaan nih?" tanyanya.

"Lo tunggu di sini aja. Gue mau ambil HP." Toleh hendak melangkah namun dengan cepat Jesika menahan tangannya.

"Lo kira gue tolol kayak temen-temen lo itu? Lo mau ke dalam terus laporan sama temen-temen lo kalo sekarang ada gue di depan kan?!" Tuduhan yang tidak sempat terlintas di kepala Toleh membuat pria itu berdiam sejenak dan membiarkan Jesika mengungkapkan semua yang ada di pikirannya.

"Atau .... Jangan-jangan lo sengaja bawa gue ke sini terus bilang ke temen-temen lo kalo lo itu pacar gue! Oh My God! Gue nggak bisa! Gue tau gue cantik, pari purna, bisa semuanya, bakat gue banyak, tapi ...." Kalimat Jesika terhenti sebab melihat Toleh yang berusaha menahan tawa. Ini adalah kali pertama ia melihat pria pendiam itu tersenyum.

Tanpa kata, Toleh menarik tangan Jesika dan ikut masuk ke dalam basecamp tanpa melepaskan genggaman tangannya, Toleh mengambil HP dan menarik Jesika kembali keluar dari sana. Bahkan pria itu mengunci pintu tanpa melepaskan tangan Jesika.

"Kok nggak ada orang?" tanya Jesika dengan polosnya.

"Baru balik," jawab Toleh singkat.

Jesika mengehela napas karena tidak sesuai dengan ekspektasi. "BTW sampe kapan nih lo mau pegangin tangan gue? Lo kira gue nenek-nenek rabun mau nyebrang?"

Toleh terdiam sejenak, mengangkat genggaman tangan mereka dan mengingat kejadian beberapa menit yang lalu saat Jesika menyebrang dan mengakibatkan Toleh ngerem mendadak. "Mungkin," balasnya.

"Humm!" Jesika mendadak kesal. "Lo mau anterin gue balik apa nggak? Kalo nggak, gue mau jalan kaki nih! Tapi gue sih ngarepnya lo anterin balik, soalnya ini jauh banget dari rumah gue. Gue bayar deh!" ocehnya.

Toleh kembali tersenyum karena kalimat yang Jesika ucapkan sering kali bertentangan dengan kalimat berikutnya.

"Lo mau gue bayar berapa?" tanya Jesika lagi.

"Naik!" perintah Toleh.

"Oke!" Jesika berdiri menunggu Toleh melepaskan tangannya.

Mereka malah berdiam diri saling menunggu.

"Ya naik!" ucap Toleh lagi.

"Eh, Tol! Gimana gue bisa naik kalo lo masih pegangin tangan gue? Kalo gue naik duluan, yang ada gue kejengklang! Ya lo duluan lah yang naik! Atau lo mau gue yang bonceng? Terus gue bawa kabur nih motor?! Walaupun gue nggak bisa ngendarain motor segede ini, tapi kan bisa gue dorong!"

Toleh kembali tersenyum menahan tawanya. Demi menutupi bibir yang menerik itu, ia melepaskan tangan Jesika dan menyalakan motor. Tanpa ragu Jesika kembali menduduki jok belakang motor tersebut.

Di lampu merah, Toleh menghentikan motornya tanpa sengaja tak jauh dari mereka terdapat Zaki.

"Eh eh, mampus! Ada Zaki! Mesti ngumpet di mana nih gue!" bisik Jesika.

"Leh! Woi! Anjaaaayyyy! Bareng cewek! Slebeeewww! Anjaaayyy!" Zaki dengan semangat mengeluarkan ponselnya dan mengabadikan momen tersebut.

Jesika berusaha menyembunyikan wajahnya dengan membenamkan kepala di dalam jaket Toleh.

"Tol! Gimanaaa?!" bisik Jesika.

"Pantesan lo nggak tertarik pas gue rekomendasiin cewek-cewek, ternyata oh ternyata sudah punya pujaan hati, Anjay!" ejek Zaki sembari merekam kejadian tersebut dengan ponselnya.

"Apaan sih lo," balas Toleh.

"Cewek mana nih? Noleh sini dong! Kenalin, gue Zaki. Bestie cowo lo!"

Toleh menarik tangan Jesika untuk memeluknya dan membuat gadis itu terkejut. "Woi! Lo gila? Kan bener dugaan gue, pasti lo mau ...."

Toleh menggeber motornya hingga membuat asap dari gesekan ban motor dengan aspal dan melaju secepat mungkin begitu lampu berubah menjadi hijau.

"Sialaaan!" teriak Jesika mempererat pelukannya karena sedang dibonceng Valentino Rossi.

Toleh tersentak sejenak karena ia mengalami de javu. Tiba-tiba Toleh menurunkan kecepatannya setara dengan siput. Jesika jadi bingung akan apa yang dilakukan pria tersebut.

"Tadi ngebut, sekarang malah kayak naik becak," oceh Jesika.

Toleh memaksa Jesika untuk melepaskan pelukannya tanpa kata dan membuat gadis itu semakin kebingungan. Toleh mengeluarkan ponselnya dan berkutat sebentar.

Toleh turun terlebih dahulu dan membiarkan Jesika mengikutinya. "Mau ngapain sih? Kalo Zaki lewat, gimana?" tanya gadis itu.

"Lo tunggu aja di sini, gue udah order Go-Jek. Gue nggak bisa anterin lo balik." Toleh berlalu tanpa pamit.

"Lah, dipesenin Gojek gue. Agak beda yang satu itu," gerutu Jesika.

Bertepatan dengan itu, Zaki berlalu dan mendadak berhenti di hadapannya. Zaki memotret gadis itu dan berlalu.

"Nah yang itu lain lagi," ucap Jesika.

***

Malam ini, Toleh menatap grup FAB yang sedang berisik membahas dirinya sebab Zaki sudah menyebarkan foto dan video dirinya bersama seorang perempuan di lampu merah.

Toleh mematikan data ponselnya dan berbaring sembari menatap langit-langit kamar. Menghela napas dan tidak melakukan apapun selain berdiam diri.

Dia mengingat Jesika dan beberapa hal yang sudah ia lakukan bersama gadis itu meski hanya beberapa jam bertemu. Setelahnya, ia memejamkan mata dan mengingat mendiang kekasihnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan di malam dulu. Toleh yang sedang kesal melaku kencang sambil membonceng sang kekasih dn kecelakaan itu terjadi hingga merenggut nyawa sang pujaan hati.

Sejak kejadian itu, Toleh jadi jarang bicara dan tidak tertarik pada banyak hal. Bahkan ia sudah tidak tertarik dengan obrolan teman-temannya yang membahas perempuan.

Toleh kembali mengambil ponselnya dan membuka foto yang sudah Zaki sebar di grup. Ia menatap Jesika. Bahkan Toleh membuka video yang memperlihatkan detik-detik ia menarik tangan Jesika untuk memeluknya sebelum asap mengepul dari ban motor.

"Lo bahaya, Jes," ucap Toleh sambil tersenyum geli.

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!