"doorr..... suara tembakan beserta suara teriakan di iringi isakan dan tangisan menggema di sebuah mansion megah di pusat kota j.
" seorang anak kecil mengintip di balik pintu kamar nya dengan menutup mulut, tangannya mengepal kuat dengan mata nya yang sudah basah, " mami.. papi.... hiks hiks..
" liat saja, kalian semua akan mati di tanganku sendiri... " gumam anak kecil tersebut sebelum pingsan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ernila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kak arsh
" arshan berdiri di depan pintu ruangan bella, dia membukakan pintu mempersilahkan bella masuk, muka nya yang datar dan tidak berekspresi itu, sudah menjadi makanan sehari-hari bagi isabella rosendale Garcia, yang kerap di panggil dengan sebutan bella.
" setelah bella masuk, arshan kembali menutup pintu dan seperti biasa, dia akan berdiri di depan ruangan bella, bak bodyguard pada umumnya.
" celine melihat ke arah arsh yang berdiri dengan tenang di depan pintu ruangan boss sekaligus sahabat nya itu.
" apa dia tidak merasa gatal,,. " gumam celine dalam hati.
" celine adalah sekretaris bella, meja kerja nya tapat di depan pintu ruangan sang boss, membuat wajah nya mau tidak mau terus saja bertatapan dengan seorang lelaki dingin yang tidak berekspresi itu.
" drtttt.... drtttt....
" halo buk... ahh iya baik.. " jawab celine yang baru mengangkat telepon.
" kenapa harus ada aku diantara mereka sih.
" batin celine kesal karena tiap hari dia akan di telpon oleh bella hanya untuk menyuruhnya menyampaikan pada sang bodyguard dingin, kalau bella butuh bantuan nya.
" di panggil buk bella tuh!!!.... " tanpa mengatakan apapun arsh langsung masuk ke dalam ruangan bella.
" cihh....sombong amat... " decih celine kembali fokus dengan komputer di meja kerja nya.
" Arsh..... aaaaaa...... arsh.... "Teriak bella sambil berlari dan berdiri di belakang tubuh arsh.
" tanpa bertanya arsh langsung tahu kalau bella hanya mempermainkan nya.
" bella tidak tahu kalau arsh sebenarnya sudah dari lama tahu kalau bella selalu membawa Laba-laba dan kecoa di dalam tasnya.
" dan saat bella ingin mengganggu arsh, dia akan mengeluarkan binatang itu dan seakan-akan dia sangat takut, awal-awal arsh masih percaya sama bella, namun akhir-akhir ini bella sangat sering mengganggu nya hanya karena binatang kecil itu, sehingga arsh mencari tahu asal dari binatang itu, dan saat melihat CCTV, ternyata bella sendiri yang melepaskan nya.
" arsh.. ada Laba-laba disana, itu sangat menggelikan... " ucap bella seakan-akan dia benar-benar ketakutan, padahal dia sendiri yang menaruh Laba-laba itu.
" arsh tidak menanggapi perkataan bella, dia langsung berlalu pergi dari hadapan bella tanpa ada niat sedikit pun untuk mengambil Laba-laba tersebut.
" arsh.... aaarrsshhhhhh.... " panggil bella dengan sangat kencang membuat langkah kaki arsh berhenti berjalan.
" aku sudah muak ya, aku sudah sangat muak dengan keadaan ini, sebenarnya apa alasan kamu tidak pernah berbicara sih arsh, dibilang bisu kamu tidak bisu, di bilang tuli juga tidak, buta juga tidak, gila apalagi,,, kamu tuh perfect, tapi kamu kenapaa seperti ini sih??? " tanya bella yang sudah sangat lelah dengan keadaan yang di rasakannya selama berada di dekat arsh.
" namun yang di tanya tetap diam tampa bergeming sedikit pun, ekspresinya masih sangat datar, hanya saja tangannya sedikit mengepal menahan amarah nya yang sudah lama di tahan.
" arshan kembali melangkahkan kakinya tanpa ada niatan sama sekali menjawab pertanyaan dari bella.
" arshan.. jika kamu melangkahkan kaki kamu selangkah lagi, aku akan mengadu sama papa, biar kamu di hukum berat. " ancam bella, namun ancamannya sekarang sama sekali tidak membuat arshan takut.
" arshan tetap melangkahkan kakinya dan keluar dari ruangan bella.
" kak arsh.... aku kangen kamu yang dulu. " batin bella yang sedang menahan tangis.
" alasan bella sering mengerjai arshan adalah untuk membuat lelaki itu sedikit memperhatikan nya, namun usahanya itu malah membuat arsh semakin membenci dirinya.
" hiks..... hiks.... hiks..... papa....
" bella menangis sambil menelpon tuan gibrano Garcia.
" sebuah tangan mengepal dengan kuat, umpatan demi umpatan keluar dari mulut lelaki paruh baya tersebut, matanya menyala, aura membunuh mengelilingi sekeliling nya.
" memang tidak sepantasnya aku memberi kesempatan pada anak sialan itu........
mampir juga dikaryaku ya jika berkenan/Smile//Pray/