Setelah orang tua nya bercerai, Talita dan kedua adiknya tinggal bersama ibu mereka. Akan tetapi, semua itu hanya sebentar. Talita dan adik-adik nya kembali terusir dari rumah Ibu kandung nya. Ibu kandungnya lebih memilih Ayah tiri dan saudara tiri nya. Bukan itu saja, bahkan ayah kandung mereka pun menolak kedatangan mereka. Kemana Talita dan adik-adik nya harus pergi? Siapa yang akan menjaga mereka yang masih sangat kecil? Jawaban nya ada di sini. Selamat membaca. Ini novel kedua ku ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Bagas sangat marah pada diri nya sendiri karena tidak bisa membantu Talita. Ia tidak bisa berbuat apa-apa. Papa nya mengancam akan membuat Talita celaka jika ia masih berurusan dengan Talita.
Bagas bahkan mengacaukan sistem yang ada di kantor papa nya saat itu. Saham perusahaan terjun bebas dalam waktu sehari. Ia sangat kesal saingan ancaman yang diberikan kepada nya.
"Breng-sek! Siapa yang berani bermain-main dengan perusahaan ku. Apa kalian ini hanya bisa duduk diam saja?"
"Sangat sulit menembus keamanan nya, Pak."
"Bukan kah kalian hacker handal? Mengapa hal ini saja tidak bisa kalian selesaikan."
Boom...
Salah satu laptop milik seorang hacker tiba-tiba meledak. Untung saja saat itu tangan nya sedang tidak berada di atas keyboard.
"Apa yang terjadi?" Tanya Papa nya Bagas.
"Sepertinya mereka mengirim serangan balasan, Pak. Bisa-bisa seluruh laptop akan hancur jika mereka mengirimkan serangan nya lagi."
"Apa hal itu bisa terjadi? Bagaimana mungkin?"
"Bisa jika ilmu nya melebihi kami. Apalagi jika ia telah berhasil masuk ke program milik kita. Ia juga bisa meretas Cctv yang ada di sini. Ini semua di luar kendali kami, Pak. Kami tidak ingin mati sia-sia."
Ku-rang a-jaaaaaar! "
Bagas hanya tersenyum saat melihat penderitaan papa nya itu. Ia bahkan sudah meretas kamera cctv yang ada di sana.
Kali ini, Bagas turun tangan untuk membuat hati nya yang kesal bisa terobati sesaat.
Karena takut terjadi apa-apa dengan para hacker nya, Papa nya Bagas pun akhir nya merelakan satu anak perusahaan nya hancur.
*****
Naina menjemput Andi setelah melakukan kejahatan di sekolah Talita. Entah terbuat dari apa hati dan pikiran nya. Demi cinta nya pada suami mesum seperti Jaka, ia tega membuat anak kandung nya menderita.
Perasaan Naina sangat senang. Ia bersenandung sepanjang jalan. Hati nya sangat bahagia saat melihat wanita yang merebut hati suami nya itu terluka. Menurut pandangan nya, Talita adalah pelakor. Bukan anak nya lagi. Anak nya saat ini adalah Andi.
"Hay, sayang. Gimana ujian nya?"
"Sulit. Pasti nanti Andi di marahi lagi sama Ayah Jaka."
"Hmm, itu nanti biar jadi urusan mama, ya."
"Makasih ya, ma. Selalu belain Andi."
"Iya sayang. Sekarang kita mau ke mana nih?"
"Terserah mama aja deh."
Ya begitu lah setiap hari nya kebiasaan Naina yang itu-itu saja. Hanya Andi yang menjadi prioritas nya.
*****
Sementara itu, Talita sudah sedikit pulih. Luka di kepala nya pun sudah mengering..
"Bu, Talita mau pulang aja. Kasihan Tania nanti nyariin Talita terus."
Ibu panti hanya tersenyum. Ia tahu kekhawatiran Talita. Hanya saja, Ibu panti masih terlalu khawatir kepada Talita.
"Apa kamu tidak mau menginap semalam lagi?"
"Hmm, gimana ya. Talita rindu Tania bu. Lain kali nanti kami akan ke sini lagi."
"Baik lah kalau begitu. Jacki, antarkan Talita pulang."
"Dia, bagaimana dia bisa ada di sekolah Talita saat itu?"
"Dia bertugas untuk menjaga kamu. Dan Tania, memiliki penjaga nya sendiri."
"Kami? Memiliki penjaga? Tapi buat apa?" Tanya Talita yang sedikit terkejut.
"Untuk menjaga kalian. Kalian itu adalah tuan kami."
"Tapi, kami hanya anak-anak, Bu."
"Anak-anak yang memiliki aset miliaran? Bahkan panti asuhan ini adalah milik kalian."
"Tapi,, ini milik almarhum bapak. Kami hanya menjalankan amanah nya saja."
"Maka dari itu, kalian lah yang menjadi tuan kami sekarang. Sebenarnya, Ibu akan bercerita saat kalian dewasa. Akan tetapi, karena insiden ini, Ibu harus jujur lebih awal."
"Saya masih belum mengerti, bu."
"Jacki akan melindungi dari kejauhan. Ia akan menjadi bayangan mu. Tenang saja, kehidupan pribadi mu tetap aman. Mereka datang hanya saat kau kesusahan."
"Mengapa almarhum bapak tidak memiliki penjaga seperti kami?"
"Punya, akan tetapi. Sudirman selalu menghindar. Ia membuat kami lengah. Maka dari itu, kami sulit menyelamatkannya saat itu. Dan sekarang, Ibu mohon. Terima lah mereka."
"Tapi, kasihan mereka jika terus mengikuti kami."
"Itu lah pekerjaan mereka. Dan mereka di bayar untuk itu. Kesetiaan mereka sudah tidak bisa di ragukan lagi."
"Baiklah. Talita terima."
Ibu panti tersenyum. Hati nya lega. Sekarang, Talita dan Tania berada dalam pengawasan mereka.
Tanpa Talita tahu, panti asuhan itu bukan hanya memiliki banyak anak-anak yatim piatu. Panti asuhan itu juga memiliki organisasi sendiri.
Untuk saat ini, Talita belum boleh mengetahui organisasi yang sudah sejak lama terbentuk dan di bentuk oleh Ibu panti itu sendiri.
Demi melindungi orang-orang terdekat nya, Ibu panti pun membentuk organisasi rahasia milik nya itu.
Tanpa seorang pun tahu, Sudirman adalah cinta pertama nya. Setelah bertahun-tahun di khianati oleh Rahayu, laki-laki itu bahkan masih mencintai wanita tidak tahu diri itu.
Untuk membalas sakit hatinya, Rahayu bahkan di tempatkan di penjara khusus. Setiap hari ia akan di siksa sampai pingsan.
Pengaruh ibu panti memang bisa sejauh itu. Bahkan di penjara pun, orang-orang nya ada di sana.
*****
"Kak Talita,,,,,,"
Tania langsung berlari dan memeluk Talita dengan erat. Ia menangis sejadi-jadi nya. Untung saja ia memutuskan pulang. Jika tidak, pasti Tania akan terus menerus menangis.
"Iya, kakak di sini, dek."
"Kakak jangan pergi lagi. Tania siapa kalau kakak nggak ada. Tania cuma punya kakak. Tania janji akan belajar yang rajin."
"Sudah, jangan menangis lagi. Kan kakak udah ada di sini."
Tania memegang luka yang ada di kening Talita.
"Apa wanita gi la itu yang melakukan ini? Pasti dia. Dasar ibu durhaka. Awas saja kalau Tania udah gede, Tania pites leher nya."
"Tania, sudah. Nggak baik memelihara dendam."
"Tania sedih melihat kakak di televisi kemarin. Kakak nggak salah. Kenapa mereka sejahat itu. Oh ya, kak. Ini mbak Raya. Selama kakak nggak ada, mbak Raya yang nemenin Tania."
Enak sekali Tania mendapatkan penjaga wanita. Sedangkan ia, malah di jaga oleh laki-laki. Begitu lah isi pikiran Talita saat ini.
" Tapi, mbak Raya membosankan. Dia cuma berdiri duduk. Berdiri lagi dan duduk terus. Ah,, Udah kayak robot." bisik Tania di telinga Talita.
"Udah, nggak boleh gitu. Nanti kalau mbak Raya dengar, gimana?"
Tania pun memeluk kakak nya lagi dengan erat kali ini, ia cium kakak nya lama. Talita sampai tidak bisa bernafas di buat nya. Tania sangat takut di tinggal Talita.
Mudah-mudahan dengan ada nya penjaga di samping mereka, Talita dan Tania tidak akan menjadi incaran orang lagi. Dan hidup mereka akan aman dan tentram.