Niat menerjemahkan bahasa, berujung fucking!!
Cinta gelap seorang mafia Italia bernama Almo Da Costa pada seorang wanita sederhana bernama Luna Diaz yang berprofesi sebagai penerjemah bahasa.
Pertemuan yang tidak diinginkan harus terjadi sehingga Luna kehilangan mahkota berharganya bagi seorang wanita. Hingga 2 tahun mereka berpisah dan bertemu kembali namun hal yang mengejutkan bagi Luna adalah saat Mr. Mafia itu bertanya.
“Where is my child?”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
M'sDL — BAB 12
TIPU MUSLIHAT ALMO
“Bukankah itu yang kau inginkan?” Luna menatap nanar ke pria yang kini berbalik menatapnya dengan tatapan tajam, kernyitan kening dan kepala tegap sedikit mendongak.
“Alright! Itu keputusanmu. Aku harap kau tidak akan menyesalinya.” Ucap Almo berjalan mendekat sehingga rasanya Luna ingin sekali berjalan mundur. Namun dia tak melakukannya karena ucapannya sendiri yang ingin menyerahkan diri hanya untuk mencegah kepergian Almo yang ingin mencari Cassie.
Pria itu begitu dekat hingga menelusuri setiap penampilan hingga lekuk tubuh Luna. Sementara wanita cantik dengan dress putih itu hanya merendahkan pandangannya sampai tangan Almo menyelip, menyentuh telinga Luna dengan sedikit agresif.
Tentu tubuh Luna menegang seketika, hingga Almo menyeringai kecil melihat rubah kecil yang sok berani padahal ia sendiri sedang gemetar.
“Aku lebih suka wanita yang agresif saat bermain di atas ranjang.” Ucap Almo sehingga mereka beradu pandang.
Tak berselang lama, Almo kembali berbalik dan menuju ke arah pintu mobilnya lagi.
“Aku bisa menjadi wanita agresif yang kau inginkan! Tapi tolong jangan mencarinya, aku mohon jangan mengincar mereka. Dia bukan anakmu!” Ucap Luna benar-benar serius akan ucapannya. Toh dia juga sudah kehilangan virginnya ke pria itu.
Almo tak tahu kenapa ucapan Luna malah membuatnya yakin jika anak itu adalah anaknya.
Pria bermata hijau kemiri itu menoleh dan menatap Luna yang masih menatapnya dengan mata teduh penuh permohonan. “Shit!” gumamnya hingga mengepalkan tangannya yang mencengkram kuat ujung pintu mobil.
“Kalau begitu kita lakukan di Boston!"
“Apa? Kau tidak bisa melakukan itu! Aku menyerahkan diriku tapi sebagai gantinya jangan mencarinya!!” gertak Luna yang geram sendiri.
Sungguh! Seorang wanita berteriak kepadanya dengan lantang dan penuh amarah. Almo sendiri hanya mendongak tak percaya, hingga pria itu melenggang masuk tanpa memperdulikan wanita yang masih terlihat marah sampai melontarkan kata-kata kasarnya.
Melihat kepergian mobil Almo. Luna terus menggedor jendela pria sialan itu. “HENTIKAN MOBILNYA!!! PLEASE, STOP!!” pinta Luna dengan kedua matanya yang mulai berkaca-kaca.
Mobil hitam Almo semakin cepat hingga Luna tak lagi bisa mengejarnya. Namun, dengan cepat wanita langsung mencari taxi di sana meski sedikit membuang waktu beberapa detik, namun untungnya ia mendapatkan tumpangan.
“Tuan Almo! Kemana Anda ingin pergi?” tanya sang sopir yang merupakan anak buahnya.
“Jet pribadiku.” Jawabnya singkat hingga pria tampan itu melirik ke arah spion dan melihat mobil taxi mengikutinya. Tentu saja Almo menyeringai saat dia sudah menebaknya sendiri bahwa wanita itu mengikutinya.
“Ikuti aku dan masuklah ke dalam perangkap!" gumam Almo yang masih menunjukkan senyum liciknya hingga ia bersandar santai.
...***...
Brakk! “Thank you!" ucap Luna tergesa-gesa hingga berlari tak memperdulikan lagi soal dress rusaknya.
Wanita itu berlari tanpa alas kaki, menghampiri sosok pria berjas hitam yang berjalan dengan langkah panjangnya menuju ke tangga jet pribadinya dengan disambut oleh beberapa anak buahnya.
Luna semakin yakin bahwa pria itu bukanlah orang biasa!
“Bawa dia masuk." Linta Almo kepada salah satu anak buahnya sembari terus berjalan tanpa memperdulikan panggilan Luna.
Tak banyak tanya, dua pria langsung menghalangi jalan Luna. “Ap-apa yang akan kalian lakukan?” tanya gugup Luna saat melihat dua penjaga berkaos hitam dengan tubuh besar.
Tak banyak bicara, dua pria tadi langsung memegangi tangan Luna hingga wanita itu meronta meminta dilepaskan. “LEPASKAN AKU!! HENTIKAN!!!” teriak Luna saat mereka membawanya paksa ke dalam jet tersebut.
Tentu saja Luna yakin bahwa pria itu benar-benar akan pergi ke Boston, mencari Cassie dan juga menahannya. “CAZZO!!! YOU HEARD ME HUH!!! (KAU MENDENGAR KU HUH)!!!" ucap Luna tak segan berkata kasar untuk mencaci maki Almo yang masih duduk santai di kursinya.
Sementara Luna langsung di lepas begitu saja saat pintu mulai tertutup rapat.
Kini dia benar-benar terjebak. Luna menatap ke para pria yang merupakan bawahan Almo, dia adalah satu-satunya wanita? Tidak! Ada pelayan wanita di sana yang siap melayani bosnya apapun dan bagaimanapun cara melayaninya.
Menyadari bahwa dia nampak berantakan. Luna bak orang yang dipermalukan dalam keadaan yang kacau. Rambut panjang yang berantakan, dress lusuh dan rusak hingga telapak kaki tanpa alas.
“Nona duduklah.” Ucap lembut salah satu pelayan wanita kepada Luna.
Namun Luna yang terlanjur emosi hingga ingin menangis pun, dia menepis kasar tangan pelayan tadi dan mengabaikannya.
Tak berselang lama, saat jet pribadi itu mulai terbang, Luna hampir saja terjungkal namun ia langsung berpegang kuat di salah satu punggung kursi sampai Enzo datang menghampirinya.
“Tuan Almo memanggil Anda.” Ucapnya kepada Luna.
Dengan napas memburu, wanita itu ragu ingin menghampirinya, namun melihat Enzo yang tak kunjung pergi membuatnya semakin risih.
Perlahan Luna mulai melangkah maju menuju ke arah kursi VIP yang khusus hanya untuk Almo Da Costa. Si pria tampan yang beringas tak berhati, hanya kegelapan yang memenuhinya.
Saat tiba di kursi tersebut. Almo meliriknya sinis sampai pintu tiba-tiba tertutup dari luar. Tentu saja Luna panik apalagi saat hanya ada dia dan Almo di area khusus itu.
“Why? You afraid? (Kenapa? Kau takut)?” ucap Almo yang masih duduk santai menatap ke depan.
Sementara Luna masih berdiri di sampingnya dengan tatapan tajam dan kebenciannya.
“Tidak ada yang ditakutkan dari pria seperti mu.” Balas Luna hingga memancing kemarahan Almo.
Pria itu menahan dirinya untuk tidak lepas kendali. “Kalau begitu duduklah disampingku, jika memang tidak perlu ada yang ditakutkan dariku.” Tantang pria itu seakan benar-benar selalu ingin bukti nyata.
Luna terdiam, dia tahu, itu semau tipu muslihat Almo saja. Jika dia menolak maka pria itu akan memandangnya pecundang.
Wanita cantik itu menarik napas dalam-dalam hingga ia berjalan melewati Almo yang masih terduduk, lalu ia mendaratkan pantatnya ke kursi empuk yang memang berada tepat di samping Almo.
Pria itu menoleh saat Luna benar-benar menurutinya.
Tak ingin memandang wajah Almo. Luna memilih fokus ke depan meski jantungan berdegup tak karuan.
“Aku akan menagih ucapanmu setelah berhasil menemukan nya.” Ucap Almo yang sama-sama menatap lurus.
“Dia bukan anakmu, sia-sia saja jika kau ingin mencarinya.” Balas Luna yang menahan kemarahannya.
“Kalau begitu aku akan membunuhnya.”
Seketika wanita itu menoleh hingga wajahnya berhadapan langsung dengan wajah Almo yang juga menoleh menatapnya. “Ketakutan di wajah mu menunjukkan bahwa dia sangat berarti untukmu!" ucap pria itu menyeringai licik.
Oh ayolah! Siapa yang tidak khawatir jika kalian mengetahui sendiri bahwa seseorang akan membunuh anak kecil tak berdosa meski mereka bukan darah dagingnya.
Francisco juga pria baik yang pertama kali menolongnya saat di Boston. Balas budi yang Francisco inginkan hanyalah menjaga putrinya, sedangkan Luna sendiri setuju karena dia juga ingin menebus dosanya yang mana ia terpaksa meminum pil agar mencegah kehamilan saat Almo memperkosanya.
Bukankah itu sama saja menolak pemberian Tuhan.
monic kesel pakai bingiittt 😀😁😆
monic pastinya kecewa krn ada gangguan ketika menggoda Almo 😀😁🫢🤭
kita lht reaksi monic ketika melihat luna Diaz 🙂😁🫢🤭
tunjukan luna bahwa km adalah istri sah Almo 😀😁😆🤣🫢🫢
Resiko hidup sama mafia, spot jantung