Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nangis lagi
Keesokan harinya Thia kembali ke aktivitas barunya yang belum dia gemati itu, dan lagi-lagi pagi sebelum dia berangkat dia sudah tidak mendapati ayahnya di rumah.
"Hufftttt sesibuk itu ya Papi sampai pagi udah gak di rumah malam balik nya udah larut banget, kapan sih gue bisa ngomong langsung ke Papi" ucap nya dengan kesal.
Dengan berat hati dia pun melajukan kembali mobilnya menuju perusahaan itu.
Dan tak membutuhkan waktu lama dia pun sampai di sana dan di sapa oleh Nita.
"Lo udah nyampe aja yahh, tapi kayaknya pak Tian gak di ruangan nya dehh lagi ada rapat besar di aula" kata Nita memberitahukannya.
"ouhh yahhh? Brarti gue harus kesana gak sih dampingin pak Tian?" Tanya Thia
"Harusnya sih gitu tapi karna pak Tian gak ada ngabarin ke Lo mending gak usah dehh, buat jaga jaga aja nanti Lo malah di bentak"
"Iya jugaa sihh, yaudah kalau gitu gue ke ruangan aja yah makasih infonya"
"Lo harus semangat yahh jangan nyerah gue yakin kok Lo pasti bisa hadapin harimau gila itu" kata Nita lagi memberikan dukungan
"Okehhh Lo tenang aja kali, gue pasti semangat kok makasih banyak yahh" ucap nya. Percakapan keduanya semakin santai lantaran usia mereka sebaya dan tampak nya Nita akan menjadi teman akrabnya Thia.
Thia pun masuk kedalam ruangannya dan mendapati banyak berkas yang berserakan diatas meja Tian, dan dengan senang hati dia pun memiliki rencana untuk membereskannya.
Setelah meletakkan tas nya di atas meja kerjanya, Thia dengan semangat menjepit rambutnya dan langsung berjalan menuju kearah meja Tian.
Thia pun mulai membereskan satu persatu kertas kertas yang bersebaran itu dan menyatukan setiap bagian bagian berkas dengan melihat nomor suratnya.
Saat asik merapikannya, dengan tiba-tiba pun Tian masuk ntah dari mana.
"Ngapain Lo?" Tanya Tian dengan nada sangarnya
"Ehhhh pak Tian, sudah selesai rapatnya pak?" Tanya Thia
"Gue nanyak ke Lo, ngapain Lo nanyak balek ke gue?"
"Saya lagi beresin meja bapak yang sangat berantakan, lihat sudah rapi kan pak, saya sudah membereskan nya karna menurut saya ini salah satu tanggung jawab saya sebagai asisten bapak" ucap nya dengan senang dan merasa bangga.
"Siapa yang suruh Lo beresin itu bangs*t??" Dengan keadaan panik Tian pun kembali mengacak acak berkas yang sudah di susun rapi oleh Thia tadi, dan dengan cepat Thia menyingkir dari arah Tian..
"Ehhhhhhh....." Thia bingung ingin mengatakan apa pada Tian sepertia dia akan mendapatkan masalah kali ini.
Setelah cukup lelah mencari satu persatu surat penting itu akhirnya Tian menemukannya.
Dengan penuh emosi dia pun menghentakkan kembali tangannya ke meja dengan kencang, dan bahkan pukulan kuat itu terdengar hingga keluar.
Thia yang ada didalam benar-benar sangat ketakuan hingga menutup matanya.
"Waduhhh parah banget yahh pak Tian pasti si asisten barunya tertekan sekali" ucap seorang CS yang kebetulan lewat dengan temannya
"Iyaaa, kalau gue sih mending gak usah deh berurusan sama dia" sambung yang lainnya.
"Gue udah bilangkan Lo Cukup duduk aja dan jangan pernah sentuh meja gue, apalagi sampai Lo nyentuh berkas penting milik gue!!!! Lo tau gak, ini lebih berharga daripada Lo!!!!!" Kata Tian dengan suara keras dan berat pertanda bahwa dia sangat marah saat ini.
"Hiksss.......hikssssss........hikssssssss........."
Tak tahan menahan airmata nya pun pecah di depan pria itu.
"Gue gak nyuruh Lo nangisss!!!!!! Lo harus dengarr!!!!!!!" Ucapnya lagi
"Kenapa sihhh Lo selalu nyalahin apa yang gue kerjain!!! Atau Lo emang gak waras yahh? Kan Lo bisa nanyak bagus bagus gak harus bentak bentak gue,, dan satu lagi gak akan ada cewek yang mau sama cowok gila kayak Lo, padahal gue belajar dan berusaha untuk ngejalanin tanggung jawab guee!!!!" Jawab Thia sembari menangis, setelah itu dia mengambil kembali handphone dan tas nya lalu meninggalkan ruangan itu begitu saja.
Para karyawan lain sudah tau pasti kenapa Thia menangis lagi, mereka turut sedih melihat asisten baru bos nya itu mengalami tekanan dari boss yang mereka kenal dengan CEO gila itu.
Mereka pun hanya terdiam dan tak bisa berbuat apa-apa dan hanya berharap ada yang dapat menyaingi kegilaan sang CEO itu.
Thia yang berjalan menuju parkiran pun akhirnya sampai dan masuk kedalam mobilnya. Disana Thia meluapkan semua emosinya dia menangis kejer dan hampir tak kuat dengan sikap keras dari Tian. Hidup dengan keluarga yang tak pernah memperlakukan nya dengan keras pastinya membuat batin Thia merasa terkejut dengan perlakuan dari Tian.
"Lihat aja gue baka balas Lo berkali-kali lipat, dasar cowok gila!!!!!" Katanya dengan penuh kesal.
Sedangkan didalam ruangannya Tian juga masih berusaha untuk menenangkan emosi nya.
Namun tiba-tiba dia salah fokus dengan sebuah Mading kecil yang ada di samping mejanya. Ada sebuah notes stiker yang ditempelkan disana dengan tulisan "Satu pekerjaan clear!!"
Membaca itu Tian malah merasa bersalah, padahal pekerjaan yang dia lakukan hanya se sepele itu saja namun dia begitu semangat dengan pekerjaannya, akan tetapi yang dia dapat bukan apresiasi melainkan bentakan keras dan hinaan dari Tian.
Tian baru kali ini merasa menyesal dengan perbuatannya.
"Hufttttttt.........." Tian menarik napasnya dengan kasar karna mengingat bahwa hari pertama dan kedua Thia bekerja dengannya Thia sudah menangis 2 kali pula.
Tian pun kluar dari ruangannya hendak mencari Thia, sampai ke parkiran dia ternyata tak menemukan lagi mobil Thia disana.
Tian pun bingung, karena nomor telepon Thia pun dia masih belum memilikinya. Akan tetapi karna masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan akhirnya Tian memutuskan untuk membicarakan ini besok saja.
Sementara Thia sendiri tak langsung pulang ke rumah dia singgah disebuah cafe milik sahabat dekatnya, karna sudah lama tak berjumpa ini adalah waktu paling tepat dia datang dan menghibur diri dengan sahabatnya itu.
Aisha yang kelihatan sibuk dengan mesin kopinya pun tiba-tiba terkejut dan langsung berloncat sumringah melihat sahabatnya yang sudah dua hari ini menghilang.
"Ahhhhhhh Thia cantikkkkkkkkkk, Lo dari mana aja Cok dari kemarin-kemarin gue udah nungguin Lo!!!" Ucapnya dengan nada senang bercampur kesal dengan Thia
Namun sebelum tiga menjawab dia langsung sadar mata Thia sembab.
"Lo baru nangis yahhh? Lo kenapa Thia?? Sini sini duduk dulu cerita sama gue" ajak nya sembari menuntun jalan menuju sebuah kursi.
"Maaf yah gue gak ada ngabarin Lo karna gue lagi punya kesibukan lain" kata Thia memulai obrolan mereka.
"Hah? Lo punya kerjaan baru?"
"Bukan-bukan, lebih tepatnya gue lagi belajar ngurus perusahaan, jadi gue sekarang lagi magang jadi asisten pribadi di salah satu perusahaan yang papi gue rekomendasi kan" ucap nya lagi memperjelas.
"Ya ampunnn, seberat itu ya, baru pagi aja Lo udah balek dan dalam keadaan gini, Lo kenapa bisa sampai nangis?" Tanya Aisha lagi
"CEO itu gila banget gue hampir kena struk ringan tau" katanya mengadu
"Astaga pasti sulit banget ya Thia, tapi gue penasaran deh gimana sih wajah CEO yang udah buat sahabat gue ini nangis, btw dia cowok atau cewek?"
"Cowok" jawab Thia
"Gue sumpahin TUHH gak dapat jodoh!!!!" Kata Aisah dengan kesal, sembari membuatkan minuman kepada Thia mereka pun melanjutkan cerita cerita mereka.
hadir saling support ya kk