Samuel seorang pria matang berumur 28 tahun sudah memiliki seorang istri bernama melisa mereka saling mecintai dan telah menikah selama 2 tahun, namun pernikahan mereka tidaklah seindah yang orang lihat, melisa yang berprofesi sebagai model haruslah selalu pergi keluar negri meningalkan samuel bekerja dan hidup sendiri bersama pembantu muda yang bernama villia, bagaimanakah kisah mereka bertiga nantikan ceritanya di manggatoon ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jrpv's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kepulanganya yang terlambat
1 minggu kemudian..
"Tuan samuel .. Ini data program pembangunan proyek di pulau jawa" serah serta ungkap riko memberikan sebuah vile dan data tersusun rapi kepadaku. Aku pun menerima dan memeriksa berkas tersebut dengan teliti dan mengangukan kepalaku kecil.
"baiklah, ini bagus, terima kasih riko" balasku berterima kasih pada sekretaris ku ini, pekerjaan yang berat bisa teringankan dengan kerja bagus dan baiknya.
Dan tak lama kemudian...
"sayang.. Aku pulang.. Kejutan..." teriak serta senyum manis dan mengoda istriku.. Ya istriku baru saja pulang dan masuk keruanganku ini.
Aku memandang dirinya dengan selidik tajam tak ada rasa terkejut ataupun bahagia dari raut wajahku, aku masih marah dan kesal terhadap kelakuan serta sikap semau mau istriku ini.
"sayang. Kok kamu jutek sih..?, aku pulang loh..! Bukankah kau merindukanku !," tanya istriku melisa mengebu gebu terhadapku dan hanya aku jawab dengan kata.
"hm, tumben kau ingat untuk pulang ! , aku sibuk, jangan ganggu aku dulu !" balasku pelan dan tak ingin melihat dirinya saat ini,
Melisa hanya merengut atau cemberut kecil tanpa mau membujuk ataupun mencoba menenangkan kekesalan serta kemarahanku itu.
Dan dia langsung pergi keluar dari ruanganku dengan kaki yang di hentak hentakan seperti anak kecil.
"hah.. Sial.."
umpat kecil ku semakin kesal...
"tuan.." pangil pelan¹ riko yang hanya diam berdiri di samping diriku dari tadi.
"maakan aku riko, aku mengumpat bukan padamu " jelas ku singkat dan mulai mendatangani vile tadi.
"kalau itu saya tahu tuan, tapi apakah anda yakin tidak ingin mengantar nona keluar ?" tanya riko terhadapku tentang melisa.
"biarkan saja, nanti aku akan pulang cepat " balasku menyerahkan vile yang telah kutandatangani tadi kepada riko.
Riko hanya memaklumi perintahku dengan paham dan mengambil vile dari tangaku dan membawa semua berkas yang telah aku acc keluar .
Setelah mereka berdua hilang dari pandanganku, akupun menyandarkan badanku ke kursi kerjaku ini dan membalikannya ke jendela di belakangku melihat pemandangan yang sama, gedung gedung tinggi serta jalan yang di lalui oleh mobil serta motor tersebut.
Apakah aku terlalu kesal, ataukah sifatku kekanak kanakkan aku tak mengerti padahal aku berharap dia istriku mau membujuk serta meminta maaf atas kepulangannya yang terlambat itu dengan belaian serta ciuman mesra ... Namun yang aku dapatkan hanya muka cemberut dan kesal istriku saja.
Kenapa harus selalu aku yang membujuknya, kenapa harus selalu aku yang mengalah, dan kenapa harus aku yang memahami, padahal dalam sebuah pernikahan pastikan kedua belah pihak terlibat untuk bisa egois atau keras kepala dan satunya mengalah, dan bergantian lagi.
Namun ini, hanya dia istriku yang bisa egois hanya dia yang bisa keras kepala dan hanya dia yang ingin maunya didengarkan dan selalu dimengerti, aku selalu menjadi pihak yang mengalah selama kami menjalani pernikahan ini.
Terkadang aku ingin egois, aku ingin keras kepala . Dan aku juga ingin dimengerti. Apakah begitu sulit permintaanku, meminta dia untuk vakum dari dunia model dan hanya menjadi istriku saja.
Sebenarnya apa yang dia inginkan, semua hal pasti aku penuhi, pasti aku penuhi. Dan aku hanya meminta waktu, aku hanya minta waktu dirinya yang ada untukku, yang melayaniku, dan mendengarkanku.
Tapi apa, semua itu hanya harapan saja, dia tak ingin meniggalkan pekerjaanya dia tak menggubris permintaanku, dan malah dia hanya memberi janji, janji dan janji manis namun semua itu palsu.