Sebelum meninggalkan Kenanga untuk selamanya, Angga menikahkan Kenanga dengan sahabatnya yang hanya seorang manager di sebuah bank swasta.
Dunia Kenanga runtuh saat itu juga, dia sudah tak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain Angga, dan kini Kakaknya itu pergi untuk selama-lamanya.
"Dit, gue titip adik gue. Tolong jaga dia dan sayangi dia seperti gue menyayanginya selama ini" ~Angga ~
"Gue bakalan jaga dia, Ngga. Gue janji" ~ Aditya ~
Apa Kenanga yang masih berada di semester akhir kuliahnya bisa menjadi istri yang baik untuk Aditya??
Bagaimana jika masa lalu Aditya datang saat Kenanga mulai jatuh cinta pada Aditya karena sikap lembutnya??
Bagaimana juga ketika teman-teman Aditya selalu mengatakan jika Kenanga hanya istri titipan??
Lalu, bagaimana jika Aditya ternyata menyembunyikan latar belakang keluarganya yang sebenarnya dari semua orang??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri yang baik
"Assalamualaikum, Mas pulang Dek!!" Aditya membuka pintu depan yang tak terkunci.
Tak terdengar pula sahutan dari Anga atas salam yang baru saja Aditya ucapkan. Tapi mata Aditya langsung tertuju pada sofa. Wanita yang di carinya ternyata tertidur dengan pulas di sana.
Aditya tersenyum tipis melihat Anga yang tak terusik sama sekali oleh kedatangannya.
Aditya mendekati Anga sambil melepas jaketnya. Dia lalu berjongkok di depan wajah Anga yang terlihat damai saat terlelap.
Mata Aditya menelisik setiap jengkal wajah Anga. Bulu mata lentik milik Anga menjadi yang paling pertama menjadi pusat perhatian Adit. Kemudian turun ke hidung mancung milik istrinya itu. Lalu yang terakhir, bibir kecil namun berisi. Terlihat begitu menggoda dengan warna merah muda tanpa polesan lipstik sama sekali.
Lebih dari lima menit Aditya betah di posisi itu. Menatap istri kecilnya yang sedang terlelap.
Bukan!!!!
Aditya kini menolak menganggap Anga adalah istri kecilnya. Memang umur Anga kurang lebih sepuluh tahun di bawanya, tapi untuk bentuk tubuh Anga yang tinggi dan beberapa bagian tubuhnya terlihat besar dan menonjol, Anga tidak pantas lagi sebut istri kecil.
Dia sudah mampu menarik perhatian lawan jenis terutama Aditya sendiri.
Jujur saja, Aditya masih belum percaya kalau dia sekarang telah menjadi seorang suami. Dia menikahi adik dari sahabatnya sendiri.
Pernikahan tanpa cinta yang hanya di awali dengan sebuah keterpaksaan karena permintaan Angga.
Sebelumnya Aditya juga ragu untuk menerima permintaan Angga waktu itu. Apalagi dia hanya mengenal Anga sebatas adiknya Angga saja. Tidak lebih dari itu. Tapi rasa hutang budi juga empati yang ia punya untuk Anga yang tidak punya siapa-siapa lagi, akhirnya Aditya mengemban tanggungjawab yang di berikan oleh Angga.
Setelah dia berpikir lagi, serta meminta petunjuk dari Allah, Aditya memutuskan untuk menerima pernikahan itu dan menjalaninya dengan ikhlas.
Meski belum ada cinta di dalam pernikahan mereka, tapi Aditya akan berusaha menumbuhkan cinta itu di hati Anga.
Aditya melirik ke arah ponsel Anga yang masih terbuka. Aditya tak sengaja melihat layar ponsel Anga yang memperlihatkan history pencarian di akun Anga.
Aditya tak bisa menahan senyumnya saat Aditya membaca salah satunya. Senyum Aditya semakin lebar saat melihat Anga menggeliat pertanda terusik dalam tidurnya.
"M-mas??" Anga langsung terduduk karena begitu ia membuka matanya, Aditya sudah berjongkok di hadapannya.
"Mas udah pulang dari tadi??" Anga tampak gugup di perhatikan oleh Aditya dalam jarak sedekat itu.
"Baru aja kok"
"Kenapa Mas nggak bangunin Anga??"
"Mas nggak tega aja, kamu kayaknya kecapean banget. Besok kalau pulang kuliah udah capek, nggak usah bersihin rumah. Biar Mas aja"
"Mas tau??"
Anga melihat ke sekeliling ruangan itu. Mungkin saja ada cctv di sana karen Aditya bisa tau tentang apa yang tadi ia lakukan.
"Nggak ada cctv di sini. Tapi wangi dari pembersih lantainya masih tercium waktu tadi Mas masuk. Rumahnya juga jadi bersih, beda dari tadi pagi"
"Tapi memang rumahnya udah bersih aja Mas. Anga cuma bantu bersihin dikit aja kok"
"Apapun itu, makasih ya udah bantuin Mas"
Rasanya senang sekali, apa yang Anga lakukan sangat di hargai oleh Aditya. Walaupun apa yang dia kerjakan tak sempurna atau bisa di bilang tak sebersih yang Adit lakukan. Tapi ucapan terimakasih itu membuat Anga semakin semangat.
Anga hanya bisa terdiam malu saat ini. Entah mengapa dia begitu bahagia.
"Emm, Mas mau Anga buatin minum apa??" Anga tak berani menatap Aditya saat ini.
"Teh hangat boleh"
"Ya udah, Mas Adit mandi dulu aja sambil Anga buatin tehnya"
"Iya, Mas mandi dulu. Udah gerah juga"
"Handuknya, udah Anga siapin di kamar mandi buat Mas"
Kali ini Aditya tak bisa menahan senyumnya di depan Anga. Dia tersenyum dengan lebar memperlihatkan giginya yang rapi itu lada Anga.
"Makasih ya Dek, karena udah mau belajar jadi istri yang baik"
Anga langsung menatap Aditya penuh dengan tanya. Tapi Aditya hanya menunjuk ponsel Anga dengan lirikan matanya saja.
Gubrakk...
Sontak Anga langsung menutup ponselnya. Ingin dia menghilang dari hadapan Aditya saat ini juga.
Betapa malunya dia karena Aditya melihat halaman pencariannya tentang bagaimana cara menjadi istri yang baik. Mungkin saja Aditya juga membaca saat Anga mencari tau tentang apa saja tugas seorang istri. Parahnya lagi Anga juga mencari tentang kewajiban seorang istri.
Aditya berdiri dari posisi jongkoknya namun malah mengambil posisi setengah berjongkok dan mensejajarkan wajahnya dengan Anga yang masih duduk di sofa.
"Mas juga akan belajar jadi suami yang baik buat kamu. Kita sama-sama belajar ya??"
Anga saat ini membeku bukan hanya wajah Aditya yang tampan itu berada begitu dekat di hadapannya. Tapi juga usapan lembut dari tangan Aditya di pipinya membuat seluruh tubuh Anga begitu kaku.
"I-iya Mas. Anga mau"
"Istri pintar"
Aditya sempat mengacak rambut Anga pelan sebelum beranjak ke kamar mandi.
Sementara Anga, perlahan dia menurunkan kepalanya. Melihat bagian sendiri bagian perutnya. Memastikan jika jantungnya tidak benar-benar turun ke perutnya, karena rasanya perut dan seluruh tubuh Anga ikut berdetak dengan keras akibat jantungnya yang terasa tak normal.
"Aku bisa mati muda kalau kaya gini"
"Astaghfirullah, jangan sampai!!" Anga langsung meralat ucapannya sendiri.