Seorang wanita Jawa yang tangguh walaupun berasal dari keluarga biasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diah wresti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruwet
Memiliki wajah cantik tentu saja sebuah karunia tetapi bagiku sekarang menjadi hal yang mengganggu karena kakak kelas dan teman satu angkatan sering mengganggu tentu saja ada kakak kelas wanita yang merasa cemburu dengan kehadiran ku. Tapi karena aku merasa tidak menggangu aku bias aja ...karena tujuanku satu aku bersekolah dan membahagiakan emak
" Wewe....culik aku dong ..."
" Wewe...mau Lo aku kamu susuin"
dan banyak lagi kata-kata yang menggoda ku ku tanggapi dengan senyum manis biar mereka tambah penasaran.
Ada kakak kelas ku ..Kris namanya...dia cukup tampan tapi bagi aku kelewat kurang ajar kalau menggoda...kalimatnya kadang melecehkanku...aku masih sabar hati .... Yang aku dengar dari teman - teman dia anak orang kaya....banyak teman-teman wanitanya yang suka pada Si Kris ini...karena uangnya banyak suka traktir dan tebar pesona mulai dari teman kelas 2 nya sampai kelas 3 katanya banyak yang sudah jadi pacarnya yaaa walau hanya 2-3 bulan aja...lucu sebegitu murahnya kalau han ya di traktir di kantin sekolah atau di warung-warung biasa saja...walau aku uang jajan pas-pas an...tapi aku nggak mau direndahkan..
Satu hari ...Kris menjegat aku di gerbang sekolah saat kami pulang " We....namamu Wewe kan?"
aku mengangguk...malas menjawab
" ayo naik ke boncenganku.."
aku mengerutkan dahi...la siapa dia kok berani memerintahku...yang boleh memerintah ku hanya satu...emakku lain tidak akan aku hiraukan
aku tak menjawab tapi aku terus berjalan melewati nya
" jangan jual mahal padaku...aku bisa kasih kamu uang... bisa jajanin kamu sambil tanganku ditariknya...hampir semua mata memandang kami...Ratna melihatku dengan cemas karena dia tahu sifatku.,akan terjadi perang kalau aku tidak suka.
" lepaskan tanganku..., kalau tidak kamu akan menyesal" kataku pada Kris...tapi dia tetap kekeh kuat memegang tanganku tak menghiraukan ucapanku
" jangan sombong menolakku...banyak yang antri ingin bonceng aku" ujarnya sombong...
"lepaskan " kataku lagi
Dia malah tersenyum meremehkan
" kamu yang minta" ujarku
tangannya kuputar hingga dia menjerit setelah lepas kutendang dia sampai terjatuh
" aku sudah memperingatkan kamu, tapi kamu masih ngotot...terima itu hadiah dariku" ujarku sambil berjalan menjauhinya.
Aku tidak menoleh lagi ke belakang...tapi hanya aku dengar dia misuh- misuh dan suara sepeda motornya yang di gas kencang meninggal kan gerbang sekolah. Ratna tahu sejak SD aku ikut silat karena emakku menginginkan itu karena mengingat masa lalunya dia tidak berdaya saat ada seseorang melakukan kekerasan dan paksaan pada dirinya ..dia tidak ingin terulang padaku.... Sampai di kost an aku melakukan rutinitas seperti biasa dan selesai aku ketiduran sampai suara ketok kan pintu kamar membangun kan ku...aku melihat Ratna masih tidur dengan mulutnya yang menganga terbuka...selintas pikiran isengku muncul tapi aku urus dulu siapa yang mengetuk pintu.
Aku buka pintunya ternyata Tuti…”nyapo Tut?” tanyaku sambal menutup mulutku karena menguap
“Ono seng ngolek i….orang perempuan nyonya –nyonya kaya kayaknya”
“sopo yo?’
“yo mboh “ jawab Tuti sambal berlalu dan dia menoleh lagi saat aku masih diam di depan pintu kamar
“gageh kok….malah ndomblong”
“iyo…sek…sabar aku lagi mengumpulkan nyawaku ben ganep” jawabku
Aku kembali kekamar untuk cuci muka dan berganti pakaian supaya kelihatan sopan karena saat tidur aku hanya memakai kaos dan celana pendek.
Aku berjalan ke ruang tamu ibu kost ku yang di sana aku lihat sudah ada ibu-ibu berumur 30 atau lebih aku nggak pasti karena dia memakai make up yang bagus sehingga menampilkan wajah yang berkelas…sambal menatapnya pikiranku melayang andai emakku berpakaian dan berdandan seperti itu mungkin emakku lebih cantik dari ibu-ibu yang berada diruang tamu itu.
Pikiranku kembali saat ibu kost ku yang badannya super duper gendut memanggil namaku “We…sini nduk ada tamu yang pingin ketemu sama kamu”
Aku mendekat dan meraih tangan ibu kost serta meraih tangan nyonya itu mencium dengan takzim dan hormat…aku dengar ibu itu menghela nafas panjang….
Wonten dawuh bu?’ tanyaku ke ibu kost ku
“begini nduk …kamu kenal mas Kris dia satu sekolah denganmu?”
“njjih bu”
“ini ibunya….Bu Iin “ jawab ibu kostku
Aku mengalihkan pandanganku ke ibu cantik ini
“Sebenarnya ibu tadi mau marah kesini ,karena tangan Kris bengkak katanya di pelintir sama temannya…ibu nggak berfikir kalau temannya ini perempuan” jelas bu IIN
“kamu bisa menjelaskan nduk bagaimana kok sampai kamu berselisih dengan Kris dan membuat tangan Kris bengkak?”
Dengan tanpa menutupi apapun aku bercerita pada bu IIn tanpa ketambahi dan aku kurangi…serta aku juga mau jika dipertemukan dengan Kris dan disaksikan teman-teman saat di pintu gerbang tadi.
“ibu percaya pada mu nak….Kris wajib minta maaf pada kamu”
Aku hanya diam…
“ ya sudah kalau kejadiannya seperti itu…untuk sementara ibu mewakili Kris untuk minta maaf sama kamu”
“Njih bu” jawabku
Setelah bu Iin pulang…ibu kostku mengajungkan kedua jempolnya padaku…aku hanya tersenyum simpul sambil menggangguk. Masuk kekamar sudah ada duo beo menunggu padahal aku sudah berangan - angan masukkan garam ke mulut Ratna yang mengangga tadi.... membayangkan Ratna bangun dengan mengecap dan nyengir merasa aneh dimulutnya aku merasa sayang kesempatan itu hilang karena dia sudah bangun. Mereka menatap ku..." kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanyaku
" Bener iku mau ibu e Kris?" aku mengangguk sambil mengambil air minum
" terus?" Ratna bertanya
"opone terus?"
" Kowe Yo We d ajak bicara megelno ati...Jian bocah Iki ...crito seng lengkap Ben aku krungu ISO mbelani Kowe " Dengan galak Ratna bicara
laaa membela.... dalam sejarah nggak pernah ada orang membelaku...kecuali emak
" halaaa Yo ngono Kuwi bocah manja...cah Lanang wadul Nang ibu e tangan e bengkak tadi seng tak plintir...dipikir ibunya anak laki-laki ternyata bocah wadon seng melintir tangan e anak e Yo wes ...ibu ne akhire minta maaf ke aku" jawabku sambil lalu lalang mencari sendok
"Rat....sendok kok nggak ada semua ini dimana?"
" mboh....aneh sendok kok Podo ilang" jawab Ratna
" hehehehe maaf di kamarku 3 lupa aku mengembalikan " kata Tuti ....aku memandang Tuti dengan gemas
" kan sudah dibagi sama ibu kost 5 sendok perkamar..
La sendok kamarmu kemana?"
" lupa ....nyuci
" iiii jorok....kopros" aku berbarengan mengucapkan itu dengan Ratna
" sekarang mana sendokku...
ambil.."
Tuti melangkah keluar kamar dan kembali dengan 3 sendok yang masih kotor.
Hilang sudah nafsu makanku