Qin Ruyue, seorang permaisuri yang setia dan penuh kasih, mengalami pengkhianatan paling menyakitkan. Kaisar yang pernah dia cintai dengan sepenuh hati, serta adik tirinya yang menjadi selir, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Setelah melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, Qin Ruyue disiksa tanpa ampun dan akhirnya dibunuh dalam kesengsaraan yang mendalam.
Namun, takdir memberikan kesempatan kedua yang tak terduga. Qin Ruyue tiba-tiba terbangun, dan mendapati dirinya kembali ke masa tiga tahun yang lalu, Qin Ruyue bertekad untuk mengubah segalanya.
Tidak lagi menoleh ke arah suami yang pernah mengkhianatinya dan adik tirinya yang berkhianat, Qin Ruyue membuat keputusan yang mengejutkan seluruh istana.
Dia akan mengungkap rahasia gelap istana, membalikkan keadaan, dan merebut kembali nasibnya kali ini, dengan caranya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
QIN RUYUE DAN PANGERAN KESEMBILAN
Sementara di tempat lain, iring-iringan pengantin akhirnya sampai di depan istana milik pangeran ke-9, Qin Ruyue keluar dari tandu di bantu oleh Li Mei yang selalu berada di sisinya, dia menggunakan pakaian pengantin berwarna hijau merah.
"Pengantin wanita tiba!"
Qin Ruyue disambut oleh pangeran ke-9, keduanya segera memasuki aula untuk melaksanakan pernikahan, di saksikan seluruh bawahan dan orang terpercaya dari kedua belah pihak.
Setelah ritual pernikahan selesai, pangeran kesembilan segera membawa pengantin wanitanya menuju ke kamar tidur mereka, sementara para tamu dijamu oleh pelayan. Berbagai macam makanan disajikan, bahkan arak dan buah-buahan yang biasanya sulit untuk didapatkan.
"Sangat senang?" tanya pangeran ke-9 begitu melihat wajah istrinya yang berseri-seri.
Qin Ruyue mengangguk, "Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana reaksi saudara bodohmu itu melihat pengantin keduanya, dia pasti sangat syok!"
"Apakah permaisuri putri begitu bebas? Bahkan di hari pernikahannya masih mengatur siasat untuk menjatuhkan lawan." ucap pangeran kesembilan.
"Yang mulia, bukankah anda sangat tidak sabar untuk melihat pertunjukan?" tanya Qin Ruyue sambil tersenyum tipis.
"Siapa yang memberimu keberanian untuk menyentuh orang-orang dari istana kekaisaran? Tahukah anda? Yang mulia kaisar pasti tidak akan tinggal diam saat mengetahui putranya telah ditipu?" ucap pangeran kesembilan sambil menatap wajah istri cantiknya dengan seringaian kejam yang tak pernah pudar dari wajah nya.
Qin Ruyue mendengus, "Keluargaku jujur dan adil, mereka telah mempertahankan kekaisaran ini selama puluhan tahun. Pernikahan ku juga dianugerahkan oleh yang mulia Kaisar namun apa hak dari pangeran ketiga sehingga dia berniat untuk merampoknya?"
"Bagaimana jika dia membalas dendam terhadap mu?" tanya pangeran kesembilan lagi.
"Yang mulia, jasa militer yang diberikan oleh para pendahulu keluarga Adipati, cukup untuk menyelamatkan hidupku. Jika yang mulia kaisar tetap ingin memberi hukuman, aku hanya bisa menyarankan agar mereka segera mengundurkan diri dari kemiliteran dan menyerahkan segel militer kembali kepada kaisar." ucap Qin Ruyue, tanpa bantuan dari para pendahulunya, bahkan kaisar yang saat ini duduk di singgasana tidak mungkin bisa memenangkan pertarungan antar para pangeran 20 tahun yang lalu.
"Nyonya ku, bukankah anda terlalu mendominasi sekarang? Suamimu berusaha untuk rendah hati dan tidak menonjolkan diri di pengadilan. Apakah anda berniat untuk menghancurkan semua kerja keras yang dibangun oleh pangeran ini?" tanya pangeran kesembilan lagi.
"Lalu apa yang harus aku lakukan? Putri ini tentu saja tidak akan menerima dengan lapang hati, saat seseorang berusaha untuk merusak reputasinya, terlebih lagi dia merupakan saudara dari suaminya sendiri." ucap Qin Ruyue, kata-kata yang diucapkannya seolah-olah bertanya pada pangeran ke-9, namun nyatanya dia sedang mengungkapkan ketegasan.
"Untuk saat ini, anda bisa mengandalkan bawahanku untuk menyelesaikannya. Namun di masa depan, jangan coba-coba untuk bertindak terlalu jauh, ingatlah! Anda tidak mungkin bisa menutupi langit dengan sebelah tangan!" ucap pangeran kesembilan sambil duduk, dia menuangkan arak pernikahan.
"Seperti yang di harapkan dari yang mulia pangeran kesembilan, sangat rapi dan selalu bersih dalam setiap tindakan. Putri ini sangat mengaguminya." jawab Qin Ruyue sambil tersenyum kecil.
"Aku akan meminta dua orang bawahan untuk menjadi pengawal rahasiamu mulai saat ini, ingatlah untuk tetap rendah hati! Selesaikan segalanya di balik layar, jangan gegabah!" ucap pangeran kesembilan.
Qin Ruyue mengangguk, "Maka putri ini akan sangat berterima kasih kepada anda untuk perlindungannya, namun yang mulia, adik tiriku tidak pernah menganggap serius sebuah hubungan, dia akan menemukan cara untuk kembali menggangguku!"
Pangeran kesembilan tersenyum kecut, ''Apa kau takut?"
Qin Ruyue menggelengkan kepala, dia mengeluarkan secarik kertas dari balik lengan bajunya. "Mohon yang mulia untuk memerintahkan bawahannya untuk mencari benda-benda ini,"
Pangeran kesembilan mengerutkan dahinya, "Kau belum lama tinggal di istana, namun sudah tidak sabar untuk bergerak."
Qin Ruyue mengangkat cangkir yang berisi arak, kemudian meminumnya, "Hanya sebuah tindakan untuk berjaga-jaga."
"Baiklah, aku tidak keberatan untuk mengabulkan permintaanmu, namun ingatlah untuk tidak terlalu menonjolkan diri, ini belum waktunya untuk kita!" ucap pangeran kesembilan.
Qin Ruyue mengangguk, "Aku mengerti!"
Pangeran kesembilan berdiri, dia merentangkan kedua tangannya. "Bantu aku melepaskan jubah, kita akan beristirahat."
Qin Ruyue segera melakukan apa yang di perintahkan oleh pemuda itu, dia melepas jubah yang di gunakan oleh suaminya kemudian berbaring di tempat tidur.
Suasana malam terasa sangat sepi, angin menimbulkan gemerisik suara dedaunan. Sepasang pengantin baru tertidur dengan sangat pulas, setelah menyelesaikan ritual pernikahan mereka.
Saat pagi mulai muncul, para pelayan terlihat sangat sibuk dengan berbagai macam pekerjaan. Qin Ruyue membuka mata, dia merasakan ada sesuatu yang berat menimpa tubuhnya.
"Astaga!" ucap Qin Ruyue, dia terkejut dan langsung membulatkan mata. Nampaknya dia lupa bahwa saat ini telah menikah dan menjadi seorang menantu baru kekaisaran.
Pangeran kesembilan juga mulai terbangun, dia segera menggeser tubuhnya dari Qin Ruyue. "Sudah pagi?"
Qin Ruyue mengangguk, "Yang mulia, ada beberapa hal yang harus aku bicarakan dengan anda."
Pangeran kesembilan segera membenahi pakaiannya, dia duduk di atas tempat tidur. "Katakanlah!"
Qin Ruyue tersenyum tipis, "Aku membutuhkan seratus ribu tael perak."
Pangeran kesembilan bangkit, dia menarik laci mejanya, kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil. "Mulai hari ini, kau adalah nyonya dari istana pangeran kesembilan, tanggung jawab sepenuhnya aku berikan padamu,"
Qin Ruyue tercengang, dia baru satu hari tinggal di sana, namun telah memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat besar. "Apakah anda yakin ingin aku mengurus kediaman?"
"Gelang giok ini milik ibuku, saat dia akan menikah, nenek memberikannya. Mulai sekarang kau bisa mengatur segalanya sesuai dengan keinginan mu, ini kunci dan buku akuntansi, semua inventaris yang di miliki kediaman ini tercatat di sana." ucap pangeran kesembilan.
"Yang mulia, dalam 3 bulan ke depan akan terjadi bencana alam, banyak rakyat yang mengungsi. Mereka kekurangan makanan, minuman serta obat-obatan. Aku berencana untuk menggunakan momen ini sebagai langkah untuk membangun reputasi baik anda di mata masyarakat." ucap Qin Ruyue.
Pangeran kesembilan menarik sudut bibirnya ke atas, "Apakah anda seorang peramal? Negara ini telah berdiri selama puluhan tahun dan tidak pernah mengalami bencana alam."
Qin Ruyue melotot, "Itu karena anda tidak mengetahuinya, yang mulia, istana kekaisaran mungkin tidak bisa memberikan bantuan, mereka juga harus membayar gaji para menteri dan pejabat, termasuk para prajurit militer."
"Baiklah, lakukan seperti yang anda inginkan, tiga hari kemudian, saat anda kembali ke kediaman Adipati, mintalah para pelayan untuk menyiapkan hadiah. Jangan membuat dirimu malu!" ucap pangeran kesembilan sambil berdiri.
"Catatan herbal yang semalam, apakah anda sudah meminta orang untuk mencarinya?" tanya Qin Ruyue.
"Mereka akan membawanya sore ini, tidak perlu khawatir!" ucap pangeran kesembilan sambil berdiri.