Plakk
suara tamparan terdengar menggema di ruangan tersebut.
"Amelia"
"Diamm"
Teriak wanita dengan nama Amelia itu ketika melihat suaminya ingin membela adiknya.
"Ini urusan antara kakak dan adiknya, dan kau tidak berhak untuk ikut campur"
Amelia menunjuk wajah pria itu, menatapnya dengan dingin, tidak ada lagi tatapan cinta untuk suaminya seperti dulu, kini tatapan itu hanya memancarkan sakit, kecewa, dan benci yang menjadi satu.
"Kakak"
"Jangan panggil aku Kakk"
Amelia kembali berteriak dengan keras, wanita itu seolah kehilangan kendalinya.
"Kau ingat? dengan tangan ini aku membesarkanmu, membesarkan adikku dengan penuh cinta dan air mata"
Amelia menatap kedua tangannya dengan berkaca kaca.
"Tapi siapa sangka jika selama ini yang ku anggap adik ternyata seekor landak yang menusuk orang yang memeluknya"
Pandangannya kembali jatuh pada Liliana adiknya.
"Kau adik yang ku besarkan dengan segala perjuanganku, ternyata menusukku tanpa ampun"
"Kau bermain dengan suamiku"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan 2 pria
Noah yang saat ini berada di apartemen miliknya seketika menjadi tidak sabar saat Amelia memberinya pesan jika dia telah berangkat dan akan menuju ke tempatnya.
Pria tampak memperhatikan dirinya di balik cermin
"Yah Noah kau sangat tampan"
Ucapnya dengan percaya diri yang mengagumi ketampanannya yang terpampang nyata di cermin.
Tidak berselang lama bel miliknya berbunyi, Noah yakin jika itu adalah Amelia, dengan cepat pria itu membukanya.
Noah mengambangkan senyumnya melihat sosok gadis yang telah di tunggu sejak tadi kini telah ada di depannya, namun senyumnya seketika memudar ketika menyadari gadis itu tidak hanya sendiri melainkan ada pria yang mengantarnya ke rumah sakit ke kemarin.
"Amelia ayo masuk"
Amelia menganggukkan kepalanya, kemudian segera melangkah kan kakinya masuk kedalam apartemen tersebut.
"Heii kau mau kemana, kau tidak di izinkan masuk"
Noah menahan tubuh Reyhan ketika pria itu hendak masuk kedalam apartemen miliknya.
"Tapi aku temannya"
Ucap Reyhan cepat.
"Dan aku tuan rumahnya dan aku tidak mengenalmu maka aku tidak mengizinkan mu masuk"
Timpal Noah dengan acuh.
Mendengar itu membuat Reyhan mendelik kan matanya tajam.
"Apa kau lupa jika kau selalu datang ke cafeku? Dan aku yang mengantarmu ke rumah sakit? Benar benar tidak tau terima kasih"
Sarkas pria itu dengan tatapan kesalnya pada Noah.
"Itu kita hanya bertemu beberapa kali"
Jawab Noah dengan acuh.
Reyhan jelas saja tidak terima mendengarnya.
"Lalu bagaimana dengan Amelia? Kau juga baru bertemu dengannya dan kau sudah memintanya tinggal di apartemen mu sebagai pelayan"
"Tapi wajah Amelia cukup meyakinkanku jadi aku tidak ragu untuk membiarkannya masuk ke apartemenku dan mempekerjakannya, berbeda dengan wajahmu yang tampak seperti perampok"
Reyhan membulatkan matanya saat mendengar wajahnya di samakan dengan wajah perampok.
"Kau"
Reyhan mengepalkan tangannya dengan geram, dia jelas membenci wajah songong Noah.
"Kau pasti memiliki niat yang tidak baik dengannya bukan? Kalian belum lama saling mengenal, dan meminta dia bekerja di rumahmu sebagai alasan"
Cecar Reyhan dengan emosi.
"Kau butuh pelayan, tunggu dalam waktu dua menit kau akan mendapatkannya tidak perlu Amelia yang bekerja di sini"
Lanjut Reyhan kembali.
"Heiii tidak baik berprasangka buruk pada orang lain, Aku tidak memiliki niat buruk padanya, kecuali niat menikahinya tentu saja ada"
Jawab Noah dengan kekehannya.
Amelia yang melihat perdebatan keduanya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dan tidak perlu meminta pelayan lain karna yang aku inginkan hanya dia, hanya dia yang aku percaya, bagaimana bisa aku percaya dengan pelayan yang kau bawa"
Timpal Noah yang tidak ingin kalah.
"Aku akan mengirimkan pelayan kepercayaan keluargaku, dia telah bekerja di kediamanku selama 50 tahun, dia bisa di percaya"
Reyhan kembali berkata dengan cepat, dia benar benar tidak rela jika Amelia tinggal di rumah pria sialan ini.
"Kau lihat apa aku? Aku bukan pecinta nenek nenek"
Ucap Noah yang mendelik ke arah Reyhan
"Heiiii sudah sudah sudah, apa kalian tidak lelah bertengkar"
Amelia berusaha melerai keduanya, jika di biarkan seperti ini, mungkin sampai lebaran monyet pun mereka tidak akan berhenti untuk berdebat.
"Tidak"
Mereka berdua menjawab dengan serempak membuat Amelia menepuk jidatnya.
"Reyhan kembali lah, aku yakin dia tidak akan macam macam padaku"
pinta Amelia dengan memelas ke arah Reyhan, dia yakin pria itu akan mendengar kan dirinya.
Dan benar saja, Reyhan memilih mengalah dia tentu saja tidak bisa menolak jika Amelia yang memintanya.
"Baiklah, jangan lupa telfon aku jika kau melihat tingkah dia yang mencurigakan"
Amelia menganggukkan kepalanya menyetujui ucapan pria Reyhan.
"Kau ini banyak bicara sekali, cepat pergi"
Ucap Noah yang merasa jengah melihat interaksi keduanya, dia mendorong tubuh Reyhan hingga keluar dari pintu apartemennya.
"Kau"
Brakkk.
Belum sempat Reyhan menyelesaikan kalimatnya, Noah telah menutup pintu apartemennya dengan sedikit keras.
Noah melebarkan senyumnya ketika berbalik menatap Amelia.
"Kamarmu ada di sana bersama adikmu"
Noah menunjuk kamar yang berada di ujung.
"Istirahatlah lebih dulu, lalu buatkan makanan untukku, perihal adikmu ada supir yang akan menjemputnya"
Amelia hanya menyetujui apa yang di katakan oleh Noah yang kini telah menjadi majikannya untuk satu bulan, gadis itu membawa langkahnya masuk kedalam satu kamar yang di tunjuk Noah sebelumnya.
Amelia berdecak kagum, ini adalah kamar yang sangat indah untuk kamar seorang pelayan seperti dirinya.
Dia sempat berfikir jika dia salah kamar, namun di apartemen ini hanya tersedia dua kamar, dan satunya tadi dia melihat Noah masuk kedalam kamar itu, itu berarti ini memang kamarnya.
Gadis itu kemudian berfikir jika Noah begitu baik kepada semua pelayannya.
Selang beberapa saat saat gadis merasa energinya telah pulih, dia segera keluar dari kamarnya, bergerak membuka kulkas yang ada di bagian dapur.
Amelia bergerak begitu telaten, hari ini dia akan membuat nasi goreng untuk Noah, Menu yang sama yang biasa Amelia siapkan untuk Reyhan.
Noah segera keluar dari kamarnya ketika mendengar suara yang cukup nyaring dari arah dapur.
Dilihatnya pelayan barunya itu tengah sibuk dengan kegiatannya hingga tampak tidak menyadari jika Noah memperhatikannya sejak tadi.
Noah benar benar kagum dengan kecantikan itu, meski tanpa riasan namun Amelia benar benar sangat cantik, saat ini gadis itu hanya mengenakan pakaian biasa baju kaos putih dan celana panjang dengan rambut dia cepol ke atas seadanya.
Namun meski begitu penampilan gadis itu masih mampu membuat Noah terasa berdebar.
Terlebih saat Noah beralih melihat leher jenjang yang tampak begitu putih dan mulus itu, Pria itu meneguk ludahnya kasar, leher itu benar benar membuat gairah nya menggelora.
Hingga sebuah aroma yang menggugah selera makan masih ke indra penciumannya.
"Baunya sangat enak"
Amelia sedikit tersentak ketika mendengar suara Noah, Dilihatnya Noah yang saat ini berjalan ke arahnya.
"Kau masak apa?"
Tanya pria itu setelah berada tepat di samping Amelia.
"Nasi goreng, aku harap kau menyukainya"
Jawab Amelia yang kini menyajikan masakannya di atas piring. Dia belum tau apapun tentang kesukaan pria Noah, jadi dia berfikir untuk membuat makanan rumahan yang sepertinya cocok di lidah pria itu.
"Tentu, aku akan menyukai apapun yang kau masak"
timpal Noah yang kini mengambil alih piring tersebut di tangan Amelia.
"Benarkah? Kau sangat berbakat dalam memuji seseorang"
Amelia berkata dengan senang, dia kemudian mengikuti langkah Noah yang kini menuju ke arah meja makan
"Pelan pelan panas"
Noah hanya tersenyum tanpa menghentikan kunyaannya, dia benar benar menyukai masakan dari Amelia.
Dan tidak butuh waktu yang lama, nasi goreng sepiring penuh tadi kini telah kosong, Noah mengelus perutnya yang terasa begah.
"Aku belum pernah makan sebanyak ini"
Ucapnya dengan pelan.
Amelia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah pria itu, Dia kemudian segera membereskan piring yang di gunakan Noah sebelumnya.
"Besok pagi mau makan apa?"
Tanya Amelia dengan tangannya yang begitu cekatan mencuci piring serta peralatan memasak yang dia gunakan tadi.
"Terserah kamu saja, Aku yakin semua masakanmu pasti enak"
Jawab Noah dengan yakin.
"Cukup beritahu aku saja jika ada bahan makanan yang akan kamu butuhkan"
Lanjut pria itu kembali.