Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA TUJUH BELAS
Alhambra membawa pulang Kinara tanpa basa-basi lagi. Keduanya kini telah berada di mobil menuju apartemen.
Kinara memang cantik, Alhambra akui itu, tapi Kinara akan lebih baik tidak menunjukkannya pada semua orang. Entah kenapa, intinya Alhambra sangat tidak menyukainya.
Kinara sudah paket lengkap, maka tidak perlu lagi disebut cantik. Walau, Alhambra juga tidak bisa terima saat ada seseorang yang merendahkan tampilan istrinya.
Mengingat bagaimana cara Johan menatap Kinara barusan saja, Alhambra amat sangat mengutuknya. Pasalnya, musuh bebuyutan yang satu itu dikenal sebagai penjahat wanita
Beruntung, Kinara bisa bela diri. Ah, satu lagi kelebihan wanita itu ternyata. "Kamu manusia kan?"
"Ya iya lah!" Pertanyaan macam apa ini? Jelas Kinara manusia, bukan zombie atau zomblo.
"Bisa nyopir taksi, aktif di kegiatan kampus, murid beasiswa, sekarang, ternyata kamu juga jago bela diri. Curiga kamu titisan kobra. Satu orang tapi banyak bisanya."
Gadis itu lekas tertawa renyah. Entah ini bentuk pujian atau ejekan. Yang pasti ucapan Alhambra menggelitik tawa Kinara.
"Boleh aku tanya?" tanya Kinara.
"Hmm."
"Mereka tadi, siapa? Kenapa mereka berusaha menyakiti kita bahkan di tempat umum?"
"Musuhku."
"Kenapa kalian musuhan?"
"Hanya masalah sepele."
Kinara manggut-manggut. Dia sekarang lebih paham dunia suaminya memang bukan dunia yang bisa terbilang mudah.
"Mau sampai kapan hidup seperti ini? Kamu nggak mikirin kalau seandainya nanti di masa depan, anak-anak kamu juga ikut terseret ke permusuhan kalian?"
Pertanyaan itu, memancing tolehan kepala Alhambra pada akhirnya. "Memang kamu mau hamil?"
"Kok aku?" Kinara menunjuk hidung sendiri.
"Ya iyalah kamu. Memang kalau bukan kamu yang hamil, siapa lagi? Kamu pikir, aku bisa melahirkan lewat pipa?"
Kinara tidak bisa membayangkan jika mereka memiliki anak. Entahlah Kinara masih sering bergidik ngeri saat angan itu melintas.
Kinara juga sedikit over thinking, ada saatnya dia berpikir terlalu jauh, jika suatu saat nanti, seandainya kedua kaki Alhambra benar-benar sembuh secara total, penyakit mabuk dan play boy Alhambra akan kambuh lagi.
Kinara pikir, Kinara tidak akan berharap banyak dari pernikahan ini, yah, ini hanya bentuk antisipasi hati saja sebelum fakta pahit benar-benar terjadi di masa depan.
Nyatanya Kinara bukan tipe Alhambra. Dan di luar sana masih banyak wanita yang akan mengejar pemuda kaya raya nan tampan ini jika memang kakinya tidak lumpuh lagi. Bukan insecure, lebih tepatnya, sadar diri.
Kriing... Kinara menatap Alhambra menerima panggilan Daddy Sky. "Hmm Dadd--"
📞 "Mommy Daddy akan pulang satu minggu lagi, kamu tahu, penjualan produk baru X-meria sedang boom, Sayang, jadi persiapan dirimu bulan depan, kamu harus menjadi bagian dari pesta pencapaian Bang Allasca."
Wajah Kinara mendadak sendu sesaat setelah Alhambra juga meredup raut mukanya. Tampaknya Alhambra tidak cukup senang dengan kabar dari ayahnya.
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
Dua bulan lebih menjadi istri tuan muda lumpuh, Kinara bersyukur tidak mengalami hal yang merepotkan.
Kalau hanya memandikan dan membantu kegiatan belajar Alhambra, bagi Kinara pribadi sudah cukup terbiasa.
Kinara tak menganggap kegiatannya bersama Alhambra beban hidup. Justru, tanpa sadar, Kinara seperti mendapat sahabat karib.
Ternyata, menikah muda tidak se-mengerikan bayangan Kinara sebelumnya. Dan Alhambra, ternyata tidak se-buruk penilaian sebelumnya.
Malahan, Alhambra yang Kinara kenal saat ini, hanya seorang putra yang banyak dibeda- bedakan dengan putra hebat Tuan Sky lainya.
Contohnya sekarang ini, Kinara yakin benar jika pemuda yang duduk kursi roda bersama para tamu pesta tengah digeluti insecure.
Disaat Alhambra hanya bisa menjadi beban bagi ayahnya. Malam ini justru menjadi malam perayaan pencapaian Bang Allasca yang ke sekian kalinya.
Bisik-bisik para tamu tentang Alhambra mulai terdengar lamat-lamat. Bahkan, tak jarang pula kolega Daddy Sky sengaja terang-terangan membanding-bandingkan antara Allasca dan Alhambra.
Masih berdiri tegak saja, Alhambra dan Allasca tidak bisa dijajar setara. Apa lagi setelah kakinya patah, Alhambra semakin tidak terlihat di mata orang-orang.
"Sayang, ke sini!"
Alhambra justru berputar balik saat Daddy Sky memanggil. Dia tidak akan pernah ikut serta dalam acara yang dibuat khusus untuk memuji-muji putra pertama dan mengolok- olok putra kedua.
Alhambra masuk ke dalam lift, Kinara yang sebelumnya pergi mengambil sesuatu di meja jamuan, harus rela menelepon lebih dulu untuk tahu ke mana perginya Alhambra.
Roof top, Kinara tergesa-gesa menaiki lift untuk sampai ke roof top. Dalam perjalanan menuju lantai paling atas rumah ini, Kinara mendapat kabar baik dari Galang.
Akhirnya Kinara bisa tersenyum sumringah di tengah gundahnya. Sampai pintu lift terbuka setelah bunyi dentingannya.
Di tempat yang setengah temaram, diembuskan angin yang kencang, Alhambra termenung di atas kursi rodanya. Kinara mendekat, senyum manis masih terulas.
Namun, sambutan Alhambra justru begitu pilu dan sendu. Bahkan, wajah tengil pemuda nakal itu tampak amat sangat frustrasi.
"Acara ini bukan untuk ku, sudah kubilang aku tidak mau datang! Ini hanya acara yang dibuat untuk lelaki pebisnis dan bergelar!"
Kinara paham, dan mungkin hanya dia yang bisa paham saat ini. Faktanya, hampir seluruh keluarga Alhambra tidak ada yang bertanya apa sebenarnya yang Alhambra inginkan.
"Kamu juga bisa bergelar, Hambra."
"Bagaimana dengan kakiku? Kamu tidak lihat bagaimana semua orang--"
Kinara berjongkok tepat di depan kursi roda suaminya. "Kaki kamu sudah baik. Kita hanya tinggal mengikuti terapi supaya kamu bisa berjalan lagi, Hambra."
Alhambra diam. Bila diingat kembali, setelah dia menjadi pria lumpuh, Kinara yang selalu ada untuk dirinya.
"Kamu bukan tidak layak berkumpul dengan mereka. Kamu tahu, tidak banyak manusia yang bisa membuat maha karya seperti mu."
Alhambra terkekeh, bukankah kalimat-kalimat yang Kinara lontarkan hanya kalimat-kalimat penenang? "Maha karya apa aku tanya?"
Kinara tersenyum, lantas menunjukkan layar ponsel ke arah suaminya. "Karya lukisan dengan tema gadis tangguh kamu, yang jadi juara terbaik di kontes art tahun ini, Bra!"
"Serius?!"
Kinara mengangguk antusias, entahlah euforia-nya seakan Kinara lah yang menjadi pemenangnya. "Lukisan kamu yang akan dipajang sebagai lukisan termahal tahun ini."
"Kamu yakin?"
"Iya!" sergah Kinara. "Kita akan ke Surabaya. Dan, kita akan ambil hadiahnya secara langsung. Setelah itu, kita akan mengetahui, siapa yang akan membeli lukisan dengan tema gadis tangguh mu!"
Alhambra mulai sanggup melengkungkan bibirnya. Bukan karena pencapaiannya, tapi, melihat senyuman Kinara, dia bahagia.
"Lupakan insecure mu. Bangun percaya diri mu dengan pencapaian mu. Dan jangan cepat puas hanya dengan satu pencapaian, karena kamu harus sukses dengan kuliah bisnis mu juga, kamu harus bisa buktikan kamu bukan sampah seperti yang orang-orang bilang."
Alhambra memeluk Kinara. Di saat seperti ini, tak ada yang lebih menyejukkan selain pelukan istri tangguhnya. "Kamu mau aku belikan apa dengan uangku sendiri?"
Kinara mengernyit bibirnya. "Itu uangku juga. Kan aku yang nyuruh kamu ikutan kontes. Aku yang menemani kamu melukis. Aku juga yang jadi objek lukisan kamu. Jadi, jangan sebut itu hanya uang mu!"
Alhambra menjitak kepala istrinya.
"Matre!! Ternyata tujuan kamu baik padaku karena mau mengeksploitasi pria lumpuh!!"
Kinara membalas jitakkan suaminya.
"Kd-rt terhadap istri bisa dikenakan pasal berlapis, salah satunya perlindungan wanita."
Alhambra tergelak. "Yah, baiklah, setidaknya setelah handuk kamu jatuh, sekarang aku yakin kalau kamu memang perempuan. Hanya belum pernah mencobanya saja."
Jitakan kedua Kinara membuat Alhambra tertawa.