Di khianati sang kekasih dengan adik tiri nya membuat Kania memutuskan untuk keluar dari rumah karena dia tidak bisa satu rumah lagi dengan sang adik Tiri dan mantan kekasih nya.
Kania memilih tinggal di kost dan melanjutkan kuliah nya tapi dia justru terlilit hutang sang sahabat, bagaimana cara Nia membayar hutang sang sahabat nya
Yuuk mampir di cerita terjerat cinta Om Duda 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvaro zian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendatangi rumah Nia
"Sekali lagi saya minta maaf jika Nia sudah merepotkan bapak" ujar pak Bahtiar
"Sama sekali tidak pak,saya justru yang berterima kasih pada Nia sudah mau menerima pinangan saya"jawab Ben lembut
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Sahut Ben dan Pak Bahtiar serentak menoleh ke arah sumber suara.
"Lo sudah sampai o..eh mas?" tanya Nia heran melihat Ben sudah sampai duluan dari mana dia tau rumah Nia, padahal tadi mereka masih chattingan akan janjian di depan rumah tapi ternyata Ben sudah duduk akrab bersama ayah nya.
"Kamu kelamaan sayang bales chatt nya" jawab Ben membuat Nia garuk-garuk kepala,tadi nya dia ingin berbicara terlebih dahulu dengan sang ayah sebelum bertemu Ben.
"Kalian kok bisa langsung akrab begitu?" tanya Nia heran
"Ni... yang sopan dong sama calon suami,ayah sudah kenal sebelumnya sama pak Ben" ujar sang Ayah membuat Nia terkejut, sebegitu tua nya calon suaminya ini hingga ayah nya pun memanggil bapak.
"Ben saja pak" sahut Ben tidak enak hati
"Kenal di mana yah?" tanya Nia penasaran
"Pak Ben ini atasan ayah di kantor,dia CEO pemilik kantor tempat ayah bekerja" jelas sang ayah membuat Nia lebih kaget lagi tapi bagus lah dia tidak bersusah payah menjelaskan pada ibu Tiri dan adik Tiri nya nanti tentang jati diri calon suaminya ini, tidak sia-sia dia menerima pinangan Om Ben yang memang tajir melintir.
"Iya sayang,mas juga baru tau kalau Pak Bahtiar ini Ayah kamu,mas jadi tidak enak mau bicara sama beliau"
"Jangan sungkan pak Ben sebentar lagi kita akan jadi Keluarga"ucap pak Bahtiar
Nia melihat kiri-kanan rumah terlihat sepi mana Carla dan ibu nya pikir Nia.
"Cari siapa Ni?" tanya ayah nya
"Mama mana yah?"
"Tadi keluar menemani Carla ke depan,kata nya pengen rujak"
"O......mas mau minum apa?" tanya Nia
"Apa saja sayang"
"Air putih"
"Boleh"jawab Ben singkat
"Nia, yang sopan dong" Tegur pak Bahtiar
"Kata nya apa saja yang paling praktis ya air putih yah" jawab Nia membuat Pak Bahtiar menggeleng kan kepala nya melihat tingkah laku anak nya ini.
"Terserah kamu saja,cepat ambil"
"Ada tamu yah?" tanya Mama Dina yang baru pulang dan di ikuti Carla dari belakang
"Iya ma,ini calon nya Nia ma,ayo kenalan dengan Pak Beni Dwi Putra"
"Beni bu" ucap Om Ben memberikan tangan nya dan di jabat oleh Mama Dina
"Seperti mama pernah denger nama nya yah,kerja di mana nak Ben?"
"Ya jelas pernah denger lah ma,pak Ben ini atasan ayah di kantor,dia pemilik perusahaan Putra Group" jawab pak Bahtiar membuat Mama Dina kaget dan Carla pun juga ikut kaget ternyata calon Nia bukan orang sembarang bahkan atasan ayah nya di kantor.
"Beneran yah?" tanya nya tak percaya, sedangkan Carla cemberut karena dia lelaki yang mereka temui di kafe tempo hari.
Carla memperhatikan penampilan Ben dari ujung kepala sampai kaki.
"Kenapa Nia malah lebih beruntung setelah lepas dari Fahmi,kalau tau begini lebih baik dia saja yang aku jebak dulu,kenapa harus Mas Fahmi kalau ternyata Nia mendapat kan yang lebih baik,sial" batin Carla
Nia keluar dari dapur membawa satu gelas jus jeruk dan satu gelas teh untuk ayah nya.
"Di minum mas" ujar Nia yang langsung duduk di sebelah Ben,Nia tau saat ini hati Carla tengah panas apalagi setelah sang ayah memperkenalkan siapa Ben.
"Terimakasih sayang" ujar Ben lembut membuat Carla semakin panas
"Lalu kapan rencana nya pak Ben akan membawa keluarga ke sini?" tanya Pak Bahtiar
"Mungkin dalam Minggu ini pak, langsung acara lamaran saja dan awal bulan untuk pernikahan nya"
"Kenapa mendadak begitu apa Nia sudah hamil?" tanya mama Dina
"Ma...." tegur pak Bahtiar
"Mohon maaf pak,bu....Insya Allah kami masih tau batasan nya, untuk menghindari fitnah bukan nya lebih baik kami segera menikah pak?" tanya Om Ben dan di anggukki Pak Bahtiar setuju.
"Saya sudah dewasa begitu juga Nia pak,jadi kami sama-sama memutuskan untuk menikah agar lebih nyaman saat jalan berdua" lanjut Om Ben membuat Carla semakin kesal karena lelaki di hadapannya ini sangat dewasa jauh berbeda dari suaminya.
"Untuk kamu sendiri bagaimana Nia,apa sudah siap?" tanya pak Bahtiar
"Insyaallah siap yah"
"Alhamdulillah"
"Niat baik tidak boleh di tunda-tunda nak, segera lah menikah" ucap Pak Bahtiar membuat Bu Dina sedikit tidak suka, kenapa Nia gampang sekali mencari ganti Fahmi,belum juga genap dua bulan.