Di sebuah keluarga kultivator hidup anak bernama Lei Nan, meskipun dirinya dulu di agung-agungkan sebagai seorang jenius, namun terjadi kecelakaan yang membuat lenganya lumpuh, karena hal itu dirinya menjadi bahan cemohan di keluarganya, tapi hal itu berubah ketika dirinya tidak sengaja tersambar petir yang langsung mengubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dewa Petir Lei Tang
Di sebuah alam semesta yang luas, di mana bintang-bintang terlihat sangat jelas, berdiri seorang pria tampan dengan tegap. Kedua tangan pria itu dipenuhi tato, menambah pesona sosoknya yang mengagumkan. Tubuhnya yang telanjang dada memperlihatkan otot-otot seperti patung Yunani, membuatnya terlihat seperti dewa yang turun ke bumi.
Malam itu, angin berdesir lembut, membawa suara desahan alam semesta yang seakan-akan mengiringi setiap gerakan sang pria. Langit bertabur bintang, seolah menjadi saksi bisu dari peristiwa besar yang akan terjadi.
"Lei Tang, kau harus dibunuh di tempat ini. Kau telah terlalu banyak membunuh makhluk hidup di Alam Semesta Bintang ini," kata seorang pria yang mengenakan zirah emas, suaranya tegas dan penuh kewibawaan.
Di belakang pria itu, terlihat prajurit-prajurit yang berbaris rapi dengan zirah perak, jumlah mereka mencapai jutaan, membentuk formasi yang memancarkan keagungan dan kekuatan. Setiap langkah mereka menggema di udara, menciptakan irama yang menggetarkan.
LeiTang, dengan senyum tipis di bibirnya, memandang sekelilingnya.
"Hahaha, Hei Yao Li, kau hanyalah anjing dari Kaisar Bintang. Dengan kekuatanmu sekarang, kau tidak akan bisa membunuhku," ujar pria bernama LeiTang dengan nada mengejek. Matanya yang merah menyala memantulkan kilauan bintang-bintang di langit.
"Apa?! Kau hanya manusia. Di hadapan kami, keturunan Dewa, kau adalah makhluk rendahan," umpat Yao Li, suaranya penuh dengan kebencian dan rasa superioritas.
"Hahaha, Yao Li, makhluk rendahan yang kau hina ini adalah salah satu keberadaan terkuat di Alam Semesta Bintang. Aku mendapat julukan Dewa Petir tidak hanya omongan semata," hina LeiTang, suaranya penuh dengan keyakinan dan kebanggaan.
Setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti petir yang menggelegar, menggema di seluruh penjuru alam semesta.
Yao Li mengerutkan keningnya, amarahnya semakin membara.
"Hahaha, LeiTang, apakah kau kira kau masih bisa menjadi salah satu orang terkuat di Alam Semesta Bintang ini? Semua, serang!" teriak Yao Li dengan sinis, mengeluarkan qi untuk memerintahkan prajurit di belakangnya menyerang LeiTang.
Suaranya bergema seperti gong yang dipukul keras, menggetarkan hati setiap prajurit yang mendengarnya.
Prajurit-prajurit itu mulai bergerak, langkah mereka serentak dan terkoordinasi, menciptakan gelombang kekuatan yang menggetarkan tanah di bawah mereka. Namun, LeiTang hanya berdiri di tempatnya, tidak bergeming sedikit pun.
"Huff... mungkin pertempuran ini bisa membunuhku," batin LeiTang, namun wajahnya tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun meskipun kematian sudah di depan mata.
Dia menutup matanya perlahan, seolah-olah merasakan setiap detik yang berlalu dengan penuh ketenangan.
Saat LeiTang membuka matanya lagi, terlihat mata merah yang sangat mengagumkan, memancarkan aura mengerikan. Kilatan cahaya merah itu seperti petir yang menyambar, membuat udara di sekitarnya bergetar.
Boom!
Pancaran aura dari mata LeiTang membuat prajurit-prajurit yang datang kepadanya terhenti. Seluruh prajurit itu melihatnya seperti seorang kaisar iblis yang turun ke medan perang. Mata mereka dipenuhi ketakutan, tangan mereka gemetar.
"Semua tetap menyerang!" teriak Yao Li sambil mengeluarkan sebuah lonceng berwarna emas. Suaranya menggema di seluruh penjuru, memberikan perintah yang tidak bisa ditolak.
Lonceng itu segera membuat prajurit-prajurit itu bisa bergerak kembali, meskipun hati mereka dipenuhi keraguan.
"Lonceng Suci! Hahaha, Yao Li, aku tidak percaya Kaisar Bintang setakut itu padaku sampai meminjamkan pusakanya padamu," kata LeiTang sambil tertawa, suaranya terdengar seperti guntur yang menggelegar di langit malam.
"Hahaha, Lei Tang, apakah sekarang kau takut?" ejek Yao Li dengan nada penuh kebanggaan. Dia merasa kemenangan sudah di depan mata.
"Aku, Lei Tang, takut? Dalam mimpimu," jawab Lei Tang sambil perlahan mengangkat tangannya ke arah langit, matanya menyala dengan kekuatan yang luar biasa. Setiap gerakan tangannya membawa beban kekuatan yang menggetarkan alam semesta.
"Sialan, apa pria itu ingin menghancurkan alam semesta ini?" batin Yao Li, tahu apa yang akan dilakukan pria gila itu. Dia bisa merasakan getaran yang semakin kuat, seperti tanda-tanda kehancuran yang mendekat.
"Petir kehancuran, datanglah," ucap LeiTang dengan suara yang menggelegar. Suaranya seperti gemuruh badai yang mendekat, membuat setiap makhluk di sekitarnya merasakan ketakutan yang mendalam.
Perlahan, alam itu bergetar hebat. Semua prajurit terdiam ketakutan saat gumpalan hitam membentang di seluruh alam itu, menutupi bintang-bintang dan membuat langit seolah-olah akan runtuh. Udara menjadi berat dan penuh dengan energi destruktif.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah istana emas, seorang pria tampan duduk di sebuah singgasana mewah. Pria itu membuka matanya saat merasakan alam semesta ini bergetar. Matanya yang tajam memandang ke arah langit yang bergemuruh.
"Dasar bocah gila," ucap pria itu dengan suara rendah, segera menghilang dari singgasana itu dalam sekejap mata. Gerakannya begitu cepat sehingga seolah-olah dia menghilang ke dalam angin.
Alam semesta itu semakin bergetar hebat sampai gumpalan awan hitam terbentuk, menambah kesan mengerikan di langit yang tadinya indah. Gumpalan hitam itu berputar-putar, menciptakan pusaran yang menyerupai lubang hitam yang mengancam untuk menelan segala sesuatu di sekitarnya.
Boom!
Seluruh alam bintang terkena tekanan amat kuat. Semua prajurit terlentang dengan tekanan yang sangat kuat, tak terkecuali Yao Li yang berkeringat dingin. Tubuh mereka terasa seperti ditekan oleh beban ribuan ton, membuat mereka tak bisa bergerak.
"Dasar monster," batin Yao Li ngeri melihat perbuatan LeiTang. Dia bisa merasakan kematian mendekat, seolah-olah bayangan gelap yang siap menelannya kapan saja.
Dari kekosongan, muncul beberapa sosok. Sembilan sosok muncul dari lubang itu, dan di paling depan terlihat pemuda yang sebelumnya berada di istana emas. Matanya yang tajam memandang ke arah LeiTang.
"Tuan, selamatkan kami!" seru prajurit meminta pertolongan pada pemuda itu. Suara mereka penuh dengan keputusasaan dan ketakutan.
Namun pemuda itu tidak menanggapi ucapan prajurit itu. Dia hanya memandang ke arah monster di depannya, yang tak lain adalah LeiTang.
"Kau bocah gila, apa kau ingin menghancurkan alam ini?" ucap pemuda itu dengan alis berkerut.
"Ho, aku tidak menyangka Kaisar Bintang akan datang sendiri ke sini, dan bahkan banyak sosok yang aku kenal ada di sini," ucap LeiTang tersenyum. Matanya menyala dengan kebencian dan amarah.
"Sudah cukup, Lei Tang. Aku mohon, berhentilah, jangan hancurkan alam ini!" seru salah satu sosok di belakang Kaisar Bintang. Suaranya penuh dengan permohonan dan harapan.
"Tao Bei, kau tahu sendiri, kucing penakut di depanmu telah membunuh istriku, dan kau ingin aku berhenti!" ucap Lei Tang yang tiba-tiba berubah sangat menyeramkan, dengan tekanan semakin kuat. Suaranya seperti pedang yang menusuk hati setiap orang yang mendengarnya.
"Cukup sampai di sini, Lei Tang. Aku tahu saat itu kami terpaksa membunuh istrimu karena dia adalah Iblis Kehancuran," ujar sosok lain di belakang Kaisar Bintang. Suaranya penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah.
"Hahaha, hanya karena itu kau membunuh istriku," ucap Lei Tang dengan suara yang semakin mengecil.
Kenangan indah muncul di benaknya. Senyum istrinya selalu menghiasi harinya. Bahkan saat istrinya di ambang kematian, wanita itu tidak pernah lupa menggodanya.
"Sayang, kau sekarang menjadi pria pemarah saja. Tolong jangan membalas dendam, dan aku selalu mencintaimu..."
Boom!
Tekanan semakin kuat. Sekarang Kaisar Bintang berkeringat di dahinya, dan sosok-sosok di belakangnya sudah bermandikan keringat. Tubuh mereka bergetar di bawah tekanan yang luar biasa.
"Maafkan aku, sayang. Mungkin aku akan mengingkari janji kita," batin Lei Tang dengan mata yang perlahan mengeluarkan darah.
Matanya menyala dengan kebencian yang mendalam, namun juga penuh dengan penyesalan.
"Sialan, bocah ini harus segera dimusnahkan," batin Kaisar Bintang mulai ketakutan. Dia bisa merasakan kekuatan yang begitu besar dan tak terkendali.
Di sisi lain, Yao Li dan prajurit lainnya sekarang sangat mengenaskan dengan tulang mereka yang hancur berkeping-keping. Tubuh mereka tergeletak di tanah, tak berdaya melawan kekuatan yang menghancurkan.
"Dengar semua, kita akan melakukan penyegelan pada iblis itu. Gunakan Segel Bintang," ucap Kaisar Bintang. Suaranya tegas.
"Kaisar Bintang, Segel Bintang akan membuat dirinya tidak bisa berinkarnasi selamanya. Apakah ini pilihan yang baik?" tanya Tao Bei. Suaranya penuh dengan keraguan.
"Monster itu sudah kehilangan kendali dan hanya akan menjadi ancaman bagi seluruh Alam Bintang ini," jawab Kaisar Bintang. Suaranya tidak bisa diganggu gugat.
Akhirnya mereka semua mengangguk dan perlahan mengulurkan tangan mereka, menutup mata. Energi kuat muncul dari masing-masing sosok itu. Mereka memusatkan kekuatan mereka ke satu titik, menciptakan aura yang begitu besar dan kuat.
"Buka segel!" perintah Kaisar Bintang.
Boom!
"Uhuk... mereka ternyata menggunakan Segel Bintang padaku," batin Lei Tang sambil tersenyum. Dia bisa merasakan energi yang begitu besar mengelilinginya, mencoba mengurungnya.
Energi dari kedua kubu bertabrakan, menghancurkan ruang di sana. Di dunia lain, tanah membelah, langit hancur, bahkan tsunami terjadi di mana-mana. Alam semesta terguncang oleh benturan kekuatan yang begitu dahsyat.
"Baiklah, kalian yang memintanya," ucap Lei Tang, semakin mengeluarkan semua kekuatannya. Suaranya penuh dengan tekad dan kebencian.
Boom!
"Uhuk..." salah satu sosok di belakang Kaisar Bintang mengeluarkan darah dari batuknya. Tubuh mereka terhuyung-huyung di bawah tekanan yang luar biasa.
"Akh... tutup segel!" perintah Kaisar Bintang. Suaranya penuh dengan kegentingan.
Ting!
Boom!
Ledakan besar terjadi, menghempaskan seluruh orang di sekitar ledakan itu, termasuk Kaisar Bintang yang mundur beberapa langkah. Tubuh mereka terlempar seperti daun yang terhempas angin badai.
Keadaan kembali tenang setelah ledakan itu. Namun yang mengejutkan, sosok Lei Tang masih terlihat di sana, meskipun dalam kondisi sangat mengenaskan. Tubuhnya penuh dengan luka, namun matanya masih menyala dengan kekuatan yang tidak padam.
"Aku berjanji atas namaku, Lei Tang, aku akan kembali dan membalas dendam," ucap Lei Tang, kemudian membuat segel rumit dengan tangannya. Suaranya penuh dengan tekad dan kebencian.
"Cepat, segera hancurkan jiwanya," perintah Kaisar Bintang, mengarahkan sosok di belakangnya untuk menyerang, tak terkecuali dirinya yang mengumpulkan kekuatan untuk menyerang Lei Tang. Suara mereka penuh dengan kepanikan dan kegentingan.
"Terlambat," ucap Lei Tang perlahan menutup matanya. Suaranya penuh dengan kepastian.
Boom!
"Akh, bocah gila itu sudah berinkarnasi," batin Kaisar Bintang. Dia bisa merasakan kehadiran Lei Tang menghilang dari alam semesta ini.
Di tempat yang jauh, di sebuah altar, seorang bocah perlahan bangun dari tidurnya. Bocah itu kebingungan, melihat sekelilingnya. Matanya masih setengah tertutup, mencoba memahami apa yang terjadi.
"Akh... tubuhku sangat sakit," ucap bocah itu sambil memegang dahinya. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kebingungan.
Namun bocah itu segera terdiam, perlahan membuka matanya, dan melihat tangannya di depan wajahnya. Tangannya yang kecil dan lemah.
"Apa?!" teriak bocah itu.
...Ilustrasi Dewa Petir Lei Tang...