Demi menyekolahkan dang adik ke jenjang yang lebih tinggi, Cahaya rela merantau ke kota menjadi pembantu sekaligus pengasuh untuk seorang anak kecil yang memiliki luka batin. Untuk menaklukkan anak kecil yang keras kepala sekaligus nakal, Cahaya harus ekstra sabar dan memutar otak untuk mendapatkan hatinya.
Namun, siapa sangka. Sang majikan menaruh hati padanya, akan tetapi tidak mudah bagi mereka berdua bila ingin bersatu, ada tembok penghalang yang tinggi dan juga jalanan terjal serta berliku yang harus mereka lewati.
akankah majikannya berhasil mewujudkan cintanya dan membangunnya? ataukah pupus karena begitu besar rintangannya? simak yuk, guys ceritanya... !
Happy reading 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Janji Sagara
Keesokan harinya.
Sagara benar-benar menepati janjinya, dia perlahan menunjukkan perhatiannya pada Bima. Untuk beberapa hari kedepan Bima akan tetap berada di rumah, Sagara akan mencarikan sekolah baru yang lebih baik untuk putranya.
Bima tentunya senang bukan main, dia bahagia karena semua doanya di kabulkan Tuhan.
Di mulai pada pagi ini, Sagara menyuapi Bima dan memandikan Putranya itu sambil mengajaknya bercanda. Terlihat begitu hangat, Cahaya menyiapkan baju untuk Bima dan siapa sangka, Sagara juga yang akan memakaikan bajunya sekalian.
'Waduh, makan gaji buta ini mah namanya. Ah, yang penting mah gajinya gak berkurang biar bisa beliin Ibu emas sampe sikut. Sekalian beli lem satu mobil, biar bisa rapetin mulut si julid, hihihi.' Batin Cahaya.
Cahaya senyum-senyum sendiri, dia membayangkan bagaimana ibunya memakai emas kiri kanan sampai sikut. Bima dan Sagara saling melempar pandangan, mereka heran melihat Cahaya yang terlihat aneh.
"Mbak Yaya kenapa, Pa? Papa gombalin ya?" Tanya Bima
"Heh, mulutnya. Sejak kapan kamu tahu gombal? Papa masih setia sama Mama kamu, ngapain Papa gombalin pengasuh kamu, kayak yang gak ada kerjaan aja." Sanggah Sagara.
"Ya, siapa tahu kepincut. Kata Om Matheo, Papa butuh istri baru biar gak kaku hidupnya." Ucap Bima dengan polosnya.
"Jangan banyak bergaul sama dia, sesat..!" Ucap Sagara sewot.
Bima menaikkan satu alisnya, sedangkan Sagara masih penasaran dengan apa yang di pikirkan Cahaya, ia memakaikan pakaian tanpa melihat letak pakaian yang harus ia pasangkan sesuai kegunaannya.
"Papa..! Kenapa s3mp4knya di pasang di tangan sih! Ini juga, baju kenapa di pasang di kaki? Papa niat gak sih bantu Bima pakai baju." Protes Bima dengan suara cemprengnya.
Sagara pun tersadar setelah mendengar suara protes anaknya, mulutnya membulat lengkap dengan bola matanya. Sementara Cahaya, gadis itu terbahak melihat penampilan Bima yang tak karuan. Sumpah, Sagara malu setengah mati di hadapan Cahaya, bisa-bisanya pertama kali memakaikan baju malah amburadul.
*
*
Tepat pukul 7 pagi. Sagara pergi ke kantornya, dia menghubungi sahabatnya untuk menemui Raja bisnis yang masih menduduki posisi pertama di negaranya.
Beberapa saat kemudian, Sagara sampai di kantornya. Siapa sangka, di dalam ruangannya sudah ada ayahnya yang paling ia benci saat ini. Akbar duduk menyilangkan kakinya di singgasana Sagara, pagi yang buruk baginya.
"Hei, sudah datang rupanya? Sini, sini..! Ada yang mau Papa sampaikan sama kamu, sepertinya duda satu ini sangat sibuk ya sampai betah jadi aib keluarga." Sindir Akbar menyinggung soal status yang di sandang Sagara saat ini.
"Ck, jangan bertele-tele. Katakan saja apa maumu!" Sagara berdecak pada ayahnya, rasa hormatnya pada manusia yang berperan sebagai ayah di hidupnya sudah tidak ada. Semuanya berganti dengan kebencian, tetapi Sagara akan membongkar semua kejahatan ayahnya.
Prookkk... Proookkk...
"Wooaahhh... Woaahhh... Nyalimu besar juga anak durhaka! Bagus, aku suka dengan keberanianmu sekarang." Akbar bertepuk tangan dengan wajah menyeringai.
Sagara memutar bola matanya malas, dia berdiri tepat di hadapan ayahnya kemudian menaikkan sebelah alisnya.
"Begini, anakku sayang. Sekitar 2 bulan lagi Rachel akan pulang ke Indonesia, sebulan setelahnya kau akan menikah dengannya, tidak ada penolakan!" Ucap Akbar dengan tegas menatap Sagara.
"Siapa anda? Berani sekali mengatur hidup anak aib ini? Oh ayolah, siapa yang akan menikahi wanita yang sudah rusak? Bagaimana bila orang-orang tahu kalau ternyata perempuan yang ku nikahi itu... Uppsss.." Tolak Sagara sambil menutup mulutnya, dia tersenyum kecil memandang kearah ayahnya.
Akbar tersenyum miring, dia tidak peduli bagaimana penilaian Sagara terhadap Rachel, yang pasti dia ingin status Sagara berubah agar tidak menjadi gunjingan teman-teman Mahya maupun kolega bisnisnya.
"Jadi kau menolaknya, Nak Duda? Baiklah, kau akan tahu seperti apa resikonya. Perusahaan kecilmu ini akan hancur dalam hitungan hari, bocah nakalmu itu pasti akan sengsara dan terus jadi bahan gunjingan orang lain, hahahaha... Bagiku mudah sekali." Akbar menjentikkan jarinya, dia menatap remeh kearah Sagara.
"Aku tidak takut sama sekali!" Tantang Sagara.
Sagara pun membalikkan badannya dan pergi begitu saja, bila ia memperlihatkan kegelisahannya maka ayahnya akan semakin merasa menang. Untungnya tidak ada berkas penting yang ia letakkan di ruangannya, ia sudah menduga bahwa ayahnya maupun ibunya akan dengan mudah masuk ke dalam kantornya. Ya, memang perusahaan Sagara masih dikatakan kecil, tetapi kecerdasan serta kegigihannya yang akan merubah roda kehidupannya.
Aliando sudah menunggu di luar ruangan, mereka berdua keluar dari kantor dan menaiki mobilnya menuju sebuah perusahaan ternama.
Akbar mengepalkan tinjunya, rahangnya mengeras sempurna begitu melihat Sagara bukan lagi menjadi boneka untuknya.
Braakkk...
Satu gebrakan meja terdengar begitu jelas, sebagai pelampiasan emosinya. Tetapi deringan ponsel mengalihkan perhatiannya, melihat siapa yang menghubunginya seketika emosinya mereda.
*
*
Sagara di sambut dengan baik di perusahaan yang di pimpin oleh Langit Maheswara, ia berjaan menaiki lift menuju tempat meeting guna bertemu dengan si Raja bisnis. Tingkat kecerdasan Langit patut di acungi jempol, Sagara pula sangat terinspirasi melihat kesuksesan yang sudah di raih oleh Langit sebagai penerus Aiman selaku pendiri perusahaan.
Bagitu masuk, Langit berdiri dari duduknya menyambut kedatangan Sagara dan mempersilahkannya duduk di tempat yang sudah di sediakan. Mereka pun duduk dan langsung membahas kerjasamanya, Sagara mempresentasikan hasil kerjanya di depan dan tampaknya Langit pun tertarik dengan kinerja Sagara.
Selama hampir 3 jam lamanya, Langit dan Sagara baru membuat kesepakatan. Aliando sampai berkeringat dingin, pasalnya Langit dan juga asistennya sangat jeli dan juga tak mudah untuk di bodohi perihal bisnis. Melihat Langit dan Sagara berjabat tangan, Aliando pun menghela nafas lega, Sagara pun tersenyum simpul bahkan hampir menangis.
*
*
Pukul 12 siang, Sagara harus mengurus kepala sekolah dan juga tiga ibu pembuat onar di sekolah anaknya. Sagara menyempatkan diri melaporkan pihak sekolah dan juga memutus kerjasama dengan suami dari Ibu Naren. Sagara menggandeng pengacara ternama untuk menuntut istri dari kapala polisi yang tak lain Ibu Javen, disini yang menjadi dalang dari semuanya adalah Ibu Aiden, Sagara tidak akan membiarkan wanita itu hidup dengan tenang.
kalau gara tau dia ditipu selama ini gimana rasanya ya. gara masih tulus mengingat relia , menyimpan namanya penuh kasih dihatinya, ngga tau aja dia 😄, dia sudah di tipu
relia sekeluarga relia bahagia dengan suami barunya.