Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lagi?
Melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya, Griffin nampak terlihat berjuta kali lebih tampan dengan penampilan yang sedikit berantakan seperti ini. Untung saja, saat ini Griffin berada di dalam mobilnya setelah pertemuan bisnisnya dengan salah satu koleganya di kota ini. Coba saja saat penampilan Griffin yang seperti ini dilihat oleh kaum hawa, sudah pasti jeritan kekaguman akan terdengar di mana-mana.
Mau bagaimana lagi, memang Griffin setampan dan sekeren itu. Ditambah pembawaannya yang tenang dan dingin, menambah pesona pria berusia dua puluh lima tahun ini. Pantas saja Veroha tergila-gila pada pria ini sejak usianya masih enam tahun. Cinta monyet yang sebentar lagi akan menjadi cinta sejati.
" Kita langsung kembali ke Milan atau mampir dulu ke mansion Vogt, tuan muda? " Tanya Dexon.
" Milan... " Jawab Griffin singkat. Matanya terpejam karena kantuk yang menderanya. Tubuhnya lelah sekali, karena kalau dipikir lagi dalam dua hari terakhir ini Griffin sudah menjelajahi empat negara di Eropa demi mengurus bisnisnya.
" Untuk hadiah tuan muda Jade, tuan? " Kembali Dexon bertanya. Ini masalah penting, karena memang setiap tahunnya selalu saja Griffin mempersiapkan hadiah istimewa untuk ulang tahun Jade.
" Aku sudah menyiapkannya. Suruh orang untuk mengantarnya langsung ke mansion Jade. " Dexon mengangguk paham kemudian membiarkan tuan mudanya mengambil waktu sejenak untuk beristirahat.
Mansion Jade, Milan, Italia..
Sebuah mansion yang terletak di pinggiran kota Milan yang berbatasan dengan negara Switzerland. Jade memang lebih suka tinggal di mansion ini alih-alih tinggal di mansion yang dekat dengan anggota keluarga de Niels.
Mansion mewah yang dihadiahkan oleh Galen untuknya, saat putra Rouge dan Marisha ini berusia tiga tahun. Seistimewa itu Galen bagi seorang Jade, sehingga semua yang ada dalam hidup Jade adalah apa yang Galen ajarkan saat dulu masih hidup.
Beberapa hari lagi memang Jade akan berulang tahun. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, pria yang tahun ini akan berusia dua puluh delapan tahun ini akan kembali ke mansion milik kedua orang tuanya, untuk merayakan hari jadinya. Padahal, kalau boleh jujur, Jade sebenarnya tidak suka dengan hal-hal yang berbau pesta.
Tapi karena ini adalah permintaan dari mama tersayangnya, maka Jade membuang semua ketidaknyamanannya dan tetap merayakan hari jadinya seperti apa yang selalu mamanya persiapkan. Anggap saja momen hari jadinya ini sebagai acara reuni keluarga de Niels. Karena setiap hari ulang tahunnya, semua anggota keluarga akan berkumpul termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.
" Tuan muda... " Asisten pribadi Jade masuk ke ruang pribadi tuan mudanya setelah dipanggil oleh Jade.
" Hm... Malam ini kita kembali ke mansion. " Ucap Jade tanpa menoleh ke arah suara dari asistennya.
" Saya akan mempersiapkan semuanya, tuan muda.. Apakah ada lagi yang Anda butuhkan? " Sebelum pergi, asisten Jade memang terbiasa memastikan semua yang dibutuhkan tuan mudanya terpenuhi dengan baik.
" Tidak ada... " Jade menggeleng, namun sedetik kemudian...
" Apa kedua kakak ku akan datang? " Tanyanya.
" Tuan muda dan nona muda Harley, akan datang bersama dengan kedua adik mereka dan juga nyonya besar Harley tuan muda. " Jade tersenyum senang mendengar laporan asistennya.
Mungkin tidak banyak yang tahu, karena hal ini sudah dikunci rapat-rapat oleh Joaquin de Niels sampai ke Liang lahatnya. Tapi Jade tahu rahasia kelam keluarga ini karena Galen yang memberitahunya. Hanya padanya, diantara semua anggota keluarga kecil Rouge.
Tentang anak kembar Geya de Niels yang sebenarnya memiliki darah yang sama dengannya. Tentang anak kembar Geya de Niels yang sebenarnya adalah anak dari Rouge de Niels yang sengaja disembunyikan fakta ini sebagai hukuman atas kesalahan yang pernah Rouge lakukan di masa lalu.
Hubungan mereka memang rumit, tapi Jade menyayangi dua kakak kembarnya dengan tulus. Jade pun tidak peduli apakah Quon dan Quella mengetahui rahasia ini atau tidak. Yang paling penting, Jade menyayangi keduanya seperti menyayangi Marelyn.
" Aku tidak sabar untuk kembali bertemu dengan kalian... " Ucap Jade dengan senyum yang sangat lebar hingga ke matanya.
Pesawat pribadi Griffin akhirnya mendarat di bandara Milan. Griffin ditemani oleh Dexon, langsung pergi ke mansion utama. Lebih baik tinggal di mansion utama selama berada di Milan daripada Griffin harus mendengar mamanya mengomel siang dan malam jika mengetahui dirinya tinggal di panthouse miliknya.
Griffin memang membeli sebuah penthouse yang berada tak jauh dari kantor JN GROUP. Griffin terkadang membutuhkan waktu sendiri, sehingga sengaja membeli sebuah penthouse yang akan dia datangi saat dirinya benar-benar tidak ingin diganggu oleh siapapun, termasuk orang tua dan saudari kembarnya.
Tapi untuk kali ini, Griffin terpaksa harus melepas kesempatan untuk menyendiri dan memikirkan apa yang akan dia lakukan di masa depan, dan memilih kembali ke mansion utama. Griffin tidak mau direcoki oleh mamanya dan berakhir dengan semakin pusingnya dia.
" Apa Fay ada di mansion utama? " Tanya Griffin.
" Nona muda baru kembali ke mansion utama siang tadi, tuan muda. " Griffin menghela nafas. Sepertinya mimpinya untuk terbebas dari wanita-wanita cerewet harus dia kubur dalam-dalam.
" Sepertinya, nona muda kembali cek cok dengan paman Sebastian, hingga akhirnya memilih kembali ke mansion. " Lapor Dexon sesuai dengan apa yang dia dengar dari bawahannya.
" Lagi? " Ekspresi terkejut Griffin perlihatkan meski hanya beberapa detik saja sebelum akhirnya kembali datar.
" Hehe... Begitulah... Paman Sebas ketahuan membawa wanita panggilan ke apartemen pribadinya saat nona muda berkunjung ke sana. " Dexon nyengir.
Ck...
Griffin berdecak malas. Selalu seperti itu dan tidak pernah berubah sejak beberapa tahun belakangan ini. Baik paman Sebastian ataupun Fayre, keduanya sama-sama keras kepala. Yang satu enggan menolak secara terang-terangan, yang satunya lagi nekat untuk terus mengejar.
Jika sudah begini, pastinya Griffin akan kembali dipaksa untuk mendengarkan semua curhatan tak bermutu dari mulut Fayre tentang kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Griffin paling muak jika sudah seperti ini, apalagi untuk saat ini dia sangat amat lelah.
Dan benar saja, firasatnya tidak pernah meleset...
Wusshhh...
Griffin melemparkan ponselnya yang bergetar ke arah Dexon, " Angkat!! Jika dia bertanya, katakan saja aku sibuk. " Griffin pun berlalu meninggalkan asistennya untuk masuk ke dalam mansion utama.
" Huft... Untuk refleks ku bagus, kalau tidak.... Ucapkan selamat tinggal pada ponsel baru ini.. " Dexon geleng kepala.
Griffin langsung menuju ke kamar pribadinya. Dia ingin segera mandi untuk menyegarkan kembali pikiran dan tubuhnya. Saat melewati kamar milik daddy dan mamanya, Griffin sempat berhenti sejenak. Ingin menyapa daddy dan mamanya tapi mengingat sekarang sudah cukup larut malam, Griffin mengurungkan niatnya.
Biarkan saja besok pagi saat makan pagi bersama dia akan menyapa daddy dan mamanya. Yang penting, sekarang Griffin benar-benar ingin segera mengistirahatkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.