NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadya Ayu

Arumi harus menelan kekecewaan setelah mendapati kabar yang disampaikan oleh Narendra, sepupu jauh calon suaminya, bahwa Vino tidak dapat melangsungkan pernikahan dengannya tanpa alasan yang jelas.
Dimas, sang ayah yang tidak ingin menanggung malu atas batalnya pernikahan putrinya, meminta Narendra, selaku keluarga dari pihak Vino untuk bertanggung jawab dengan menikahi Arumi setelah memastikan pria itu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.

Arumi dan Narendra tentu menolak, tetapi Dimas tetap pada pendiriannya untuk menikahkan keduanya hingga pernikahan yang tidak diinginkan pun terjadi.
Akankah kisah rumah tangga tanpa cinta antara Arumi dan Narendra berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada calon suami Arumi hingga membatalkan pernikahan secara sepihak?
Penasaran kisah selanjutnya?
yuk, ikuti terus ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 31

Narendra baru saja selesai diinterogasi oleh pihak berwajib. Pertanyaan demi pertanyaan telah dijawab dengan tenang tanpa mengurangi atau menambahkan sesuatu yang ia lakukan. Narendra juga mengatakan bahwa pria itu terlalu emosi ketika mendapati Vino yang hampir mencumbui istrinya dan membuat ia gelap mata dan akhirnya menghajar Vino.

Ponsel yang masih disita oleh pihak berwajib membuat Narendra akhirnya menemukan secercah harapan agar dirinya bisa cepat terbebas dari sana.

“Pak, apakah saya bisa mempergunakan ponsel saya sebentar?” tanyanya ketika salah seorang polisi menyudahi interogasinya.

“Untuk apa?”

“Jika ponsel saya masih terhubung, maka barang bukti juga seharusnya ada di sana,” ungkap Narendra yang membuat polisi itu keheranan.

Narendra baru sadar jika dirinya dulu pernah diberikan akses oleh sang kakek untuk menghubungan ponselnya dengan CCTV yang ada di kediaman utama Pradipta. Bukan tanpa alasan, sebab di sana sering kali terjadi pencurian sehingga Pradipta meminta semua anggota keluarganya untuk mengakses CCTV di kediamannya. Pun dengan Narendra kemudian lebih sering mengecek keadaan sang kakek melalui CCTV ketika dirinya bekerja.

“Baik, hanya lima menit,” ucapnya kemudian menyerahkan ponsel milik Narendra.

Narendra sebenarnya merutuki polisi yang ada di hadapannya saat ini sebab polisi itu bisa mendapatkan bukti rekaman cctv ketika kejadian berlangsung, tetapi mereka tidak mencari tahu terlebih dulu akar dari tindakannya itu. Narendra yakin jika ini ada campur tangan dari Silvi dan Bastian.

Tidak ingin membuang waktu, Narendra segera kembali mengakses CCTV di rumah sang kakek. Beruntung keadaannya masih sama, ia masih bisa melihat rekaman tempo hari ketika dirinya menghajar Vino habis-habisan. Bastian dan Silvi sepertinya lupa jika keluarga Bagas pernah juga diberikan akses untuk itu dan mereka dengan percaya diri melaporkan dirinya tanpa menghapus jejaknya terlebih dahulu.

“Bapak mendapatkan rekaman ketika saya menghajar Vino, tapi Bapak tidak tahu awal permasalahannya seperti apa. Sebelum saya menghajar Vino, silakan Bapak lihat, apa yang dilakukan oleh Vino kepada istri saya.” Narendra lalu menyerahkan ponselnya kepada polisi di sana.

“Kalau seandainya istri Bapak yang dilecehkan seperti itu, apa Anda akan diam saja? Saya rasa tidak, kecuali kalau Anda tidak mencintai istri Anda! Rekaman ini adalah bukti yang sebenarnya, mereka sengaja tidak memberikan keterangan dengan lengkap agar saya bisa dipenjara!” tegas Narendra.

Polisi dengan nama Ilham itu terdiam, tetapi matanya terus menatap ponsel Narendra yang menampilkan rekaman CCTV di mana Vino tengah mengganggu Arumi di depan kamar mandi.

“Maaf atas kelalaian tim kami, kalau begitu kami akan kembali melakukan penyelidikan,” ucapnya kemudian mempersilakan rekannya untuk membawa Narendra kembali ke dalam sel nya.

***

Keesokan paginya.

Sesuai dengan rencana kemarin, akhirnya hari ini Bagas dan Arumi dengan ditemani Galendra, Satria, dan Dimas, langsung membuat laporan untuk Vino sekaligus memberikan bukti bahwa Narendra tidak bersalah. Bukan tanpa alasan mereka membawa Arumi, sebab di sini yang menjadi alasan utama Narendra menyerang Vino karena pria itu tengah berusaha melindungi wanitanya dari tindakan buruk dari Vino.

Awalnya Arumi khawatir, tetapi kekhawatiran itu langsung menghilang ketika papa mertuanya selesai membuat laporan dan pihak berwajib akan kembali menindaklanjuti kasus tersebut.

“Bukti sudah masuk dan kamu sudah memberikan keterangan dengan baik. Semoga kita semua mendapatkan hasil yang memuaskan, dan Naren juga bisa segera dibebaskan,” ungkap Bagas kepada sang menantu setelah mereka keluar dari kantor polisi.

“Aamiin, semoga saja, ya, Pa,” gumam Arumi.

Mereka memutuskan untuk langsung pulang ke rumah dan sengaja tidak menemui Narendra karena khawatir Arumi akan kembali bersedih setelah melihat keadaan sang suami yang pasti tidak akan baik-baik saja.

***

Di kediaman Bagas.

Tari tengah menemani Dewi duduk di taman belakang setelah wanita itu selesai meminum obatnya. Ya, setelah mencoba untuk tegar dan kuat, wanita paruh baya itu akhirnya tumbang semalaman.

Bagas yang tidak tega membiarkan Arumi terlalu larut dalam kesedihan meminta besannya untuk tinggal dan menemani Arumi agar wanita itu tidak terlalu kepikiran.

“Sudah mendingan, Mbak?” tanya Tari.

“Sudah lebih baik, Mbak. Oh, ya, Ari ke mana, dari tadi saya tidak melihat dia?”

“Iya, tadi pagi dia pulang karena lagi persiapan buat daftar kuliah, Mbak. Kemarin saja kalau nggak saya paksa, dia pasti nggak mau ikut ke sini padahal saya tahu kalau dia itu juga kangen sama kakaknya, cuma, ya, gitu, gengsinya gede,” ujar Tari membuat Dewi terkekeh.

“Anak cowok memang begitu, Mbak. Jangankan sama kakak perempuannya, Naren dan Galen saja kalau barengan pasti nggak bisa akur, tapi kalau salah satu dapat masalah seperti sekarang ini, pasti yang satunya khawatir bukan main. Ya, cowok itu memang terlalu besar gengsinya, tapi, ya, gitu, nggak mau ngakuin itu semua,” ungkap Dewi.

Keduanya mulai larut dalam pembicaraan anak-anak mereka. Tari juga menceritakan semua kisah Arumi yang memilih bekerja untuk membantu mereka mencukupi biaya sehari-hari, ia juga meminta maaf jika selama di rumah mertuanya, Arumi banyak melakukan kesalahan.

“Arumi itu anak baik, Mbak. Saya bersyukur punya menantu seperti dia, yang nggak neko-neko dan apa adanya. Saya banyak berterima kasih sama Arumi karena sudah membawa Narenku yang dulu kembali lagi,”

Mereka terus berbincang hingga hari beranjak siang. Tanpa mereka sadari, jika sedari tadi Narendra sudah berdiri di belakang mereka. Pria itu mendengar apa saja yang mereka bicarakan, terlebih ketika sang mama yang ia pikir wanita yang begitu kuat, ternyata bisa sakit dan sedih ketika melihat dirinya hancur, pun dengan Galendra, adik kembarnya yang ia pikir hanya bisa menggoda dan mencari gara-gara padanya ternyata sesayang itu pada dirinya.

“Ma,” panggil Narendra yang membuat kedua wanita paruh baya itu akhirnya menoleh.

“Naren!” pekik Dewi kemudian beranjak dari duduknya dan menghampiri Narendra.

Dipeluknya dengan erat putra pertamanya yang kemarin sempat pergi. Wanita itu tergugu, begitu juga dengan Tari yang merasa begitu bahagia sebab sang menantu akhirnya pulang, meski masih ada tanda tanya besar di kepalanya mengenai bebasnya sang menantu.

“Bu,” panggil Narendra setelah melepas pelukan mamanya. Pria itu juga menyalami sang mertua dan memeluknya sejenak.

“Kamu pulang, Naren,” gumam Tari dengan mata yang memerah.

“Iya, Bu. Berkat doa, Mama, Ibu, Arumi, dan semuanya, akhirnya Naren bisa pulang,” jawab Narendra.

“Ya, sudah, ayo kita masuk. Besan temani Naren saja, biar saya yang siapkan makanan. Naren pasti lapar,” ucap Tari ketika Dewi masih mematung menatap putranya yang kini sudah pulang.

“Mbak nggak perlu repot-repot, biar nanti saya minta Bi Eni yang memasak, ayo kita temani Naren saja.” Dewi menolak.

Ia lantas mengajak Narendra dan Tari kembali ke dalam dan meminta tolong kepada Bi Eni untuk menyiapkan makanan yang enak untuk Narendra.

Mereka bertiga menuju ruang keluarga. Narendra mengedarkan pandangannya mencari keberadaan sang istri yang sedari tadi tidak terlihat.

“Arumi mana, Ma?” tanya Narendra.

“Dia keluar sama Papa dan yang lainnya. Mereka akan membuat laporan baru untuk Vino,” jawab Dewi.

Di tengah rasa bahagianya itu, terdengar lah salam dari luar. Para pria berikut Arumi baru saja tiba di rumah. Mereka langsung menuju ke ruang keluarga untuk beristirahat sembari nanti menyiapkan langkah selanjutnya untuk membebaskan Narendra. Namun, mereka semua dibuat terkejut sebab orang yang hendak mereka keluarkan dari penjara justru telah duduk manis di sofa bersama mama dan ibu mertuanya.

“NAREN!” pekik Arumi kemudian berlari menghampiri sang suami.

Narendra berdiri, membuka lebar kedua tangannya untuk menerima pelukan dari sang istri.

“Naren, kamu pulang? Kenapa nggak ngabarin aku, hu hu,” Arumi kembali menangis di dalam dekapan suaminya.

Rasa haru kini kembali menyeruak di dalam dadanya sebab pria yang kemarin sempat ditangisi, kini telah kembali pulang.

“Kenapa kamu menangis? Bukankah aku pernah bilang kalau aku akan baik-baik saja. Kenapa kamu jadi cengeng begini, hm?"

“Aku takut, Ren. Aku takut kamu nggak akan pulang,” jawab Arumi yang suaranya terdengar serak dan pelan.

“Sudah, sekarang berhenti menangis. Kamu nggak malu dilihatin mereka semua?”

Arumi melerai pelukannya, ia menatap semua orang yang ada di sana dengan pipi yang bersemu merah. Ia malu, ia lupa kalau dirinya saat ini masih di ruang keluarga. Kembali Arumi membenamkan wajahnya di dada bidang sang suami.

“Aku malu, Ren,” gumam Arumi yang berhasil membuat semua yang ada di sana menertawakan tingkahnya.

***

Ada orang yang tiba-tiba bebasin Narendra,”

1
suryani duriah
Luar biasa
Les Tary
anak buah yg ngintai o on suruh ngintai terang2an bukannya dpt informasi eh malah dicurigai
Konny Rianty
senang nya thorrrr" akhir yg bahagiaa...puas bc nyaaa
Emy Chumii
Luar biasa
Emy Chumii
bagus deh Arumi gak jadi ama Vino tukang celup 😪😪😪
Emy Chumii
makin seru..😎😎
sashi kirana
Luar biasa
yusuf b
Lumayan
Konny Rianty
Alhamdulillah" makasih thorr" cerita yg bagusss, jadi puass bc nyaaaa....
Konny Rianty
iya,si tua bangka, udh mau masuk lubang kuburrr...🤐🤐
Emy Chumii
mampir Thor 🙏
Astrid Kusuma Wardhani
rekan kerjanya juga gak beretika, nyebut bosnya Naren doang. gak jelas
Astrid Kusuma Wardhani
koq di depan rekan kerja, nyebut suaminya yang notabene bos di kantor cuma Naren doang? gak pake embel2 Pak atau Mas? gak beretika.
key
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
kasar banget jadi perempuan. kalau cuma teriak masih bisa dimaklumi..
#ayu.kurniaa_
.
Annik Widia Ariwati (Ummusaska collection)
bagus
Supriyany Acup
Luar biasa
Supriyany Acup
Lumayan
jumirah slavina
sekarang aja menolak... besok² klo gak ada tar kecarian...
🤪🤪🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!