NovelToon NovelToon
Legenda Pendekar Naga

Legenda Pendekar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Komedi / Petualangan / Fantasi Timur
Popularitas:241.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Shujinkouron

Dengan sebilah pedang di tangan, aku menantang takdir, bukan demi menjadi pahlawan tetapi agar terciptanya kedamaian.
Dengan sebilah pedang, aku menantang empat penjuru, langit dan bumi, menjadi tidak terkalahkan.
Dengan sebilah pedang, aku menjelma menjadi naga, menghabisi iblis, menyelamatkan kemanusiaan.
Dengan sebilah pedang, aku menemukan dunia dalam diri seseorang, menjaganya segenap kekuatanku, bersamanya selamanya.
Dengan sebilah pedang, kuukir sebuah legenda, tentang anak manusia menantang langit, legenda pendekar naga!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shujinkouron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 26 - Janji

“Bukan apa-apa Chen’er…”

Yin Song terlalu larut dalam perasaannya sampai lupa keberadaan Xiao Chen yang sedang mengantarkan minum untuk mereka.

“Ah, Baik…” Xiao Chen memasang ekspresi yang menarik perhatian Yin Song dan Fang An.

“Chen’er, Apa kau mengetahui sesuatu tentang Tubuh Dewa Perang?” Fang An mengetahui Xiao Chen sangat senang membaca jadi mungkin mengetahui sesuatu.

“Aku…” Xiao Chen terlihat ragu.

“Chen’er katakan yang ingin kau katakan, tidak perlu takut.” Yin Song merasa perkataan sebelumnya membuat Xiao Chen merasa tidak boleh ikut campur.

Xiao Chen mengangguk pelan sebelum menjelaskan dia pernah membaca catatan tentang Tubuh Dewa Perang di salah satu buku yang ada di perpustakaan Vila Pedang Bambu namun dia yakin Fang An dan Yin Song pasti sudah membaca catatan tersebut.

“Catatan di Vila Pedang Bambu?” Fang An kaget mendengarnya.

“Saudara Fang, Kau tidak mengetahuinya?” Yin Song bisa melihat reaksi Fang An.

Fang An mengelengkan kepalanya, dia memang bukan pemilik pertama Vila Pedang Bambu dan dirinya sibuk menjalankan misi sehingga belum membaca semua koleksi buku di Vila Pedang Bambu. Fang An kemudian meminta Xiao Chen mengambilkan buku yang dimaksud olehnya.

Xiao Chen pergi ke rak buku dan mulai mencari, tidak lama dia menarik salah satu buku berwarna biru yang sedikit usang dari deretan buku tersebut. Tertulis pada sampul buku adalah Catatan Tubuh Dewa Perang.

Yin Song dan Fang An bersama-sama memeriksa isi buku tersebut, saat membuka halaman pertama, keduanya mengerutkan dahi.

Xiao Chen menyadari reaksi keduanya lalu menelan ludahnya. Baik Fang An maupun Yin Song adalah orang yang cerdas, mereka pasti menemukan keanehan dari buku tersebut dalam sekali lihat. Biarpun buku yang ditangan mereka sudah tua, berusia sekitar 20 sampai 30 tahun tetapi tinta yang menjadi judulnya serta mengisi halaman-halaman terlihat begitu baru.

Semua itu wajar karena buku tersebut baru dibuat oleh Xiao Chen dan dia sisipkan dalam ruang belajar pagi ini. Untungnya Fang An dan Yin Song memutuskan untuk terus membaca isi buku tersebut terlebih dahulu.

“Ini…” Mata Fang An melebar setiap kali halaman baru dibacanya.

Yin Song juga sama terkejutnya, bukan hanya buku ini berisi catatan lengkap tentang kondisi Tubuh Dewa Perang tetapi juga memiliki solusi sementara serta solusi seutuhnya.

“Memperkuat organ menggunakan tenaga dalam dari orang lain, serta mengolah tanaman obat menggunakan bantuan luar. Solusi ini masuk akal tetapi tidak mudah dilakukan…” Fang An bisa dengan cepat mengambil kesimpulan dari catatan tersebut.

Buku tersebut juga berisi cara latihan yang membuat Xuehua lebih bisa mengendalikan kekuatannya serta mengurangi beban pada organ tubuhnya. Jika diikuti dengan ketat maka Yin Xuehua mampu hidup sampai usia 30 tahun.

“Dalam sepuluh tahun begitu banyak yang bisa terjadi, waktu yang bertambah juga berarti menambah harapan…” Tubuh Yin Song bergetar hebat karena menemukan cara untuk menambah usia Xuehua meskipun tidak banyak tetapi ini sebuah kemajuan.

“Chen’er, Terima kasih! Ini semua berkatmu!” Yin Song tidak bisa menahan diri dan memeluk erat Xiao Chen.

Xiao Chen merasa canggung, sementara Fang An hanya tersenyum bangga pada Xiao Chen yang telah menemukan cara ini. Keduanya tidak lagi peduli asal buku tersebut ataupun tintanya yang masih baru karena semua yang tertulis dalam buku ini adalah nyata.

Beberapa hari berikutnya Yin Song masih tinggal di Vila Pedang Bambu untuk menyalin buku tersebut sekaligus berdiskusi dengan Fang An tentang latihan yang harus dijalani oleh Xuehua.

“Saudara Fang, Jika berkenan aku ingin dirimu yang mendidik Xuehua. Hatiku akan lebih tenang andai Xuehua berada dibawah bimbinganmu.” Yin Song merasa hubungannya dengan Fang An menjadi jauh lebih erat serta mempercayai Fang An.

Fang An tidak bisa langsung menjawab, menurutnya ini sebuah tanggung jawab besar dan bukan keputusan mudah baginya. Jika bisa Fang An ingin menolak permintaan ini namun akhirnya dia meminta agar Yin Song mendiskusikan semua ini pada Jiang Kun terlebih dahulu.

Yin Song hanya bisa menghargai keputusan yang Fang An ambil dan setuju untuk mendiskusikan tentang Yin Xuehua pada Jiang Kun.

Sehari setelah Yin Song meminta Fang An menjadi pembimbing Xuehua, sebuah surat datang dari Ibukota berisi sebuah perintah dari Kaisar Han yang mengharuskan Yin Song segera kembali ke Ibukota karena sesuatu yang besar telah terjadi.

Perebutan Tahta oleh para pangeran sepertinya menjadi semakin rumit serta panas, tidak ada pilihan akhirnya Yin Song memutuskan untuk segera kembali. Yin Song meminta Fang An mengawal dirinya kembali ke Ibukota, bagi Yin Song hanya Fang An yang sungguh bisa diandalkan.

“Masa depan kembali berubah…” Xiao Chen menghela nafas ketika melihat Fang An menyetujui permintaan Yin Song, dengan demikian Fang An akan meninggalkan Lembah Seratus Pedang selama beberapa bulan lainnya.

Xiao Chen tidak mengetahui ini perubahan yang akan berdampak baik atau buruk namun dia berpikir dirinya harus berlatih lebih giat lagi karena belum tentu masa depan kali ini akan sesuai dengan kehidupan sebelumnya.

“Chen gege! Kau ikut denganku ke Ibukota, disana ada banyak makanan enak dan lainnya. Kau pasti senang disana.”

Yin Xuehua langsung cemberut ketika mengetahui mereka akan pulang ke Ibukota karena dirinya tidak ingin berpisah dengan Xiao Chen. Xuehua kemudian berpikir untuk mengajak Xiao Chen ke Ibukota.

Yin Song awalnya mendukung Xuehua karena dia tidak pernah melihat putrinya begitu bahagia seperti saat bersama Xiao Chen tetapi Fang An meminta agar Xiao Chen tetap tinggal di Lembah Seratus Pedang.

Alasan Fang An sederhana karena situasi di Ibukota sedang tidak aman akibat perebutan tahta yang terjadi.

Butuh waktu yang lama untuk menghentikan Xuehua yang menangis karena tidak ingin berpisah dengan Xiao Chen, saat Xiao Chen berjanji akan pergi ke Ibukota setelah menyelesaikan latihannya barulah Xuehua menjadi lebih tenang.

 

 

“Chen gege berjanji?” Xuehua mengulurkan jari kelingkingnya.

“Iya, aku janji.”

Xuehua kemudian memberikan sebuah gelang giok pada Xiao Chen, “Ini gelang kesukaanku, Chen gege harus mengembalikannya padaku nanti.”

Xiao Chen sedikit kaget tetapi akhirnya mengangguk juga, dia tidak memiliki benda berharga jadi Xiao Chen memberikan satu buku yang berisi puisi buatannya.

Melihat sikap keduanya, Fang An hanya bisa mengelengkan kepala sementara Yin Song tertawa kecil. Kedua anak ini masih berusia 5 sampai 6 tahun tetapi sudah bisa melakukan hal yang begitu manis, membuat Mu Rong sampai kebingungan sendiri melihat tingkah putrinya.

Fang An menukarkan kontribusi yang dimilikinya menjadi sumber daya dan memberikannya pada Xiao Chen sebelum akhirnya berangkat menuju Ibukota. Fang An juga penasaran akan sejauh apa kekuatan muridnya berkembang setelah dia kembali nanti.

 

 

1
Dika Satriya
Jadi sebenarnya harus dicapai limit nya antara hidup dan mati dulu baru.. Tanda tanda
Tier selanjutnya kebuka
Fian Tefbana
ini adalah eyang kakung yg masih muda.
Fian Tefbana
aq jg balik lagi membaca LPN. Kangen dg cerita Ka Ron yg menarik.
Dika Satriya
Kesalahan terbesar XC membiarkan She xing hidup membuat nya sulit dimasa lalu depan..

Harusnya tidak meremehkan lawan dengan menantang racun tsb. Kenapa tidak menggunakan pedang ilusi dan pedang penguasa malam,, tidak akan makan banyak waktu untuk menghabiskan semua lawan yg ada termasuk she xing
Dika Satriya
XC masih kurang greedy.. Harusnya dia tuntaskan dulu sampe pendekar bumi atau fokus maksimal kan salah satu ilmu entah kitab dewa naga atau pedang ilusi.. Menurutku berusaha mempelajari semuanya namun tidak ada yg mencapai titik tertinggi adalah kurang bijak..


Fokus salah satu dulu Chen maksimal kan baru ganti ilmu lain
C_k£mb4r🍂
Lanjut
Vivo Ykosongdua
Setelah 6 tahun berlalu, kini ku baca lagi kisah Xiao Chen
Ell Wear
mash bingung sama ilmu meringankan tubuh xc, padahal dia udh diajari sama dongfeng sekelas kultivator trus dapet kitab meringankan tubuh dari seorang pengelana. tpi kecepatannya msih kalah sama ye furao, padahal tingkatan kekuatannya masih dibwh dongfeng. mohon pencerahannya
Mei Da
Zhang ye☹️☹️💖
palupi
biar komentnya makin banyak dong ..💃😂
Sri Rahayu
siapa yaa cewe itu
איסלאמופוביה
jadi teringat Lun Zi
Syebien Bien
hehehe kiyowooo
Selfi Nadila
tiap taun gw mampir, blm ada hilal ternyata
mikay: nahan gak uninstall apk cuma berharap novel bisa lanjut
total 1 replies
tirta arya
xio chen main sama ruben onsu..chen kaya assssyuuuu...lebay mrkibayyy..goblok
tirta arya
xio chen nya lebay..ga dengerin kata2 dr roh2 yg pro sama dia sih😝😝😝😝😎😎😎
tirta arya
huraaaa..huraaaa...huraaa gelem xukk
Nomomutu Arnold
ini sdh yg kesekian kalinya saya membaca LPN secara berulang2. meskipun tahu klu kelanjutannya tdk ada lagi, tpi ini adalah novel terbaik yg prn saya baca. Kak Ron tenanglah di alam sana, tak akan ada penulis seperti mu.
artha
xio chen kemana..apa bannya bocor..apa sayapnya patah😝😝😝😝😝
artha
fin yin kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!