Hana Syifa Izdihar adalah seorang anak yang di besarkan di panti asuhan. sejak kecil ia tidak pernah merasakan yang namanya kasih sayang orang tua.namun,hal itu tidak membuatnya lemah. ia justru menjadi wanita yang sangat berprestasi dan banyak juara yang ia dapatkan.namun,semua itu tak luput daripada ujian . di saat dia belajar untuk lebih baik,ia harus kehilangan seseorang yang sangat ia cintai. seseorang yang selalu menjadi suport sistem baginya selama ini.hingga, pada akhirnya takdir membawanya kepada sesuatu yang lebih baik dan pantas untuknya. yuk simak cerita selanjutnya 👇
CERITA INI MURNI KARANGAN AUTHOR.
DILARANG KERAS UNTUK MENG COPY👍
HAPPY READING
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Storyliana_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
...aku sangat senang, karena kali ini allah telah mengabulkan salah satu doa yang ku minta....
...doa, obat untuk diriku yang merindukanmu....
...allah memang tidak mengirimkan mu kembali...
...namun, kini semua rinduku dapat terobati disaat aku tak sengaja menatap netra yang sama persis dengan netra yang kau punya....
...meskipun hanya sebentar, itu semua sudah sangat berarti bagiku....
...Terima kasih🖤...
...#HANA SYIFA IZDIHAR...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
malam ini suasana begitu indah, terdapat cahaya bulan yang sangat terang beserta bintik bintik bintang yang menambah ke anggunan sang langit.
Tidak hanya itu saja, pohon pohon yang ada disana kini ikut bergoyang ke kanan dan ke kiri ketika terdapat hembusan angin yang menerpanya.
" syifa...." panggil annisa pada syifa yang tengah sibuk berkutat dengan buku nya.
" hem, kenapa ?" tanya syifa pada annisa yang memanggilnya
" kedalam yuk... Aku dingin disini" ajak annisa karena merasa kedinginan ketika kulitnya terus menerus di terpa oleh angin malam.
" iyya syif, aku juga dingin ini " sahut fatiya pada syifa.
" kalian duluan saja nggak papa" sahut syifa pada kedua sahabat nya.
" jangan lah syifa, kita kan jadi nggak enak ninggalin kamu sendirian disini " sahut annisa pada syifa.
" nggak papa annisa, nanti aku nyusul kalian kok. Aku ini masih nulis, terus masih mau rasain angin malam sambil lihat bulan:" sahut syifa pada kedua sahabatnya.
" nggak dingin apa kamu syifa ?" tanya fatiya pada syifa
" nggak fatiya, aku malah ngerasa nyaman sama tenang. Kalian masuk duluan saja nggak papa, takutnya kalau kalian di paksa disini nanti malah flu" ucap syifa pada kedua sahabatnya.
" beneran nggak papa, kita tinggal kamu sendirian disini ?" tanya fatiya pada syifa.
" nggak papa fatiya, santai saja " sahut syifa pada sahabatnya.
" yaudah , kita berdua kedalam dulu ya..., kamu juga jangan lama lama di luar nggak baik sama kesehatan kamu nanti " peringat annisa pada syifa
" tenang saja " sahut syifa sembari tersenyum pada kedua sahabatnya.
" aku kedalam ya syifa " pamit fatiya pada syifa
" iya " sahut syifa pada fatiya
Annisa dan fatiya kini berlalu membereskan barang barangnya dan berlalu masuk meninggalkan syifa sendiri disana
syifa kembali melanjutkan tulisannya sendirian di luar sembari menikmati suasana malam sendirian.
" nak..." panggil bu maryam pada annisa dan fatiya yang hendak masuk ke kamar nya.
" iyya bu" sahut mereka berdua sembari menatap wajah bu maryam
" kalian cuman berdua saja ? Syifa dimana?" tanya bu maryam pada annisa dan fatiya . Ketika tidak melihat keberadaan syifa disana .
" syifa masih ada di luar bu, kami pamit masuk dulu karena di luar dingin. Sedangkan syifa tidak mau bu karena masih belum selesai katanya " sahut annisa pada bu maryam.
" yasudah kalian istirahat saja langsung, ibu mau ke depan ,mau manggil syifa untuk masuk , kerena ini sudah malam nak " ucap nu maryam pada annisa dan fatiya.
" iyya bu, kalau begitu kami ke kamar dulu. Selamat malam bu " ucap annisa dan fatiya secara bersamaan.
" selamat malam nak " balas bu maryam sembari tersenyum pada mereka berdua.
Annisa dan fatiya kini berlalu masuk ke dalam. Sedangkan bu maryam berlalu melangkah keluar untuk memanggil syifa.
" syifa... Nak... " panggil bu maryam pada ada syifa yang tengah menulis sendirian di sana.
" eh ibu..." sahut syifa sembari tersenyum dan menutup bukunya .
" lagi apa nak ? kenapa kamu sendirian disini ? Ini sudah malam." tanya bu maryam pada syifa.
" tidak ada bu, syifa cuman nulis nulis ajah, sambil merasakan suasana malam"sahut syifa pada bu maryam.
" suasana apa nak ? Ini angin bisa buat kamu sakit nantinya " sahut bu maryam pada syifa. Karena dirinya juga merasa kedinginan ketika berada disana.
" ngga bakalan bu" sahut syifa pada bu maryam.
" udh ayo, kita kedalam ajah yuk nak. Udah malam juga nggak baik perempuan di luar. Semuanya sudah sepi juga " ajak bu maryam pada syifa
syifa yang mengerti engan ke khawatiran bu maryam kini mengiyakan ucapannya. Ia untuk memilih menghentikan tulisannya dan melanjutkannya di dalam.
" kamu lanjut di dalam saja nulisnya. Sekalian ibu juga mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap bu maryam pada syifa
" mau ngomong apa bu ?" tanya syifa pada bu maryam
" kita kedalam ajah dulu, ibu dingin disini nak. Bisa bisanya kamu malah bilang lagi menikmati suasana " sahut bu maryam pada syifa.
Syifa kini terkekeh mendengar ucapan bu maryam yang merasa kedinginan. Sedangkan dirinya sama sekali tidak merasa kedinginan. Ia malah merasakan sejuk ketika angin berhembus pada tubuhnya.
" yasudah ayo bu" ajak syifa sembari mengambil barang barang nya untuk ia bawa ke dalam.
Mereka berdua kini berlalu masuk kedalam, aisyah beralih duduk di sofanya. Sedangkan bu maryam kini masih mengunci pintunya.
" Alhamdulillah akhirnya sudah hangat kembali " ucap bu maryam sembari tersenyum menatap syifa.
"orang beneran sejuk kok" sahut syifa sembari tersenyum pada bu maryam.
" ya beda lah nak, kulit kamu masih kencang, sedangkan bu sudah mulai menua. Jadi respon kulit kita jadi berbeda " sahut bu maryam sembari duduk di dekat syifa.
" tapi meskipun begitu, ibu masih cantik kok. Masih kayak anak anak abg" ucap Syifa memuji bu maryam.
" kamu ini, emang kerjaannya selalu menggoda ibu " ucap bu maryam sembari mencubit pelan pipi syifa.
"nggak bohong bu, beneran kok" sahut syifa pada bu maryam.
" kamu memang paling bisa buat ibu tersenyum" sahut bu maryam pada syifa. Syifa membalas ucapan bu maryam dengan sebuah senyuman termanisnya.
" oh iyya, katanya ibu mau ngomong sesuatu sama syifa? Mau ngomong apa ?" tanya syifa pada bu Maryam
" iyya , sampai lupa ibu nak" sahut bu maryam pada syifa.
" ada apa bu ?" tanya syifa sembari menatap wajah bu maryam yang sudah ia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri. Karena selama ini, dia yang sudah merawat syifa dari kecil hingga ia menginjak ewasa saat ini.
" bagaimana pandangan kamu terhadap gus zafran ?" tanya bu maryam membuat syifa tersenyum mendengar pertanyaan bu maryam.
" untuk apa ibu menanyakan hal itu pada syifa ? Tumben tumbenan?" tanya syifa sembari tersenyum pada bu Maryam karena ia menganggap pertanyaa nya itu tidak serius.
" nggak papa ibu cuman nanya ajah sama kamu nak " sahut u maryam pada syifa.
" ini mau syifa jawab atau gimana ?" tanya syifa pada bu maryam.
" ya, di jawab lah nak. Masak di anggurin " ucap bu maryam dengan nada bercandanya membuat syifa tertawa.
" lagian sih ibu kenapa nanya gitu gitu sama syifa, syifa kan nggak kenal sama gus zafran. Dan baru tahu cuman saat ini ajah" sahut syifa pada bu maryam.
" oh iyya ya, lupa. Kan gus zafran memang jarang kesini " sahut bu maryam pada syifa.
Sedari kecil gus zafran memang berbeda dengan almarhum gus fardzan. Gus fardzan lebih sering mengunjungi panti asuhan . Sedangkan gus zafran ketika ikut sang ummi saja. Gus zafran memang memiliki sifat yang banding terbalik dengan sang adik gus zafran memiliki sifat pemalu, dan tidak bisa langsung akrab dengan sembarang orang. Ia lebih suka menyendiri saja. Atau orang orang sering menyebutnya sebagai sifat introvert.
" yaudah, kalau gitu ibu ganti pertanyaan nya ya ?" ucap bu maryam pada syifa.
" jangan aneh aneh lagi ya bu " peringat syifa pada bu maryam.
" iyya, kita langsung to the poin saja " sahut bu maryam dan di angguki oleh syifa