Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Dokter aku ingin membicarakan mengenai hubungan pernikahan ku dengan istriku." ucap Ibrahim
"Ada apa dengan istrimu Ibrahim? Apakah dia bukan seorang yang baik untukmu?" tanya dokter Sulaiman.
"Bukan begitu,Nafisah adalah wanita yang sangat baik untukku.Namun dia masih belum bisa menerima hubungan pernikahan kami dan mau menganggap aku sebagai suaminya.Bahkan di dalam kamar yang sama,istriku tidak mau tidur seranjang denganku." ucap Ibrahim
"Ibrahim kau harus bisa memberikan waktu kepada istrimu untuk bisa menerima kenyataan yang sudah digariskan untuknya.Bukankah kau bilang padaku jika pernikahan kalian diputuskan oleh ayahmu?Itu berarti istrimu menikah denganmu adalah untuk menghormati keputusan ayahmu.Yang paling penting kau harus tetap memperlakukan istrimu dengan baik, tunjukkan padanya kalau kau mencintainya dan menerimanya dengan sepenuh hati sebagai istrimu.Mungkin dengan begitu tuhan akan berkenan memberikan tempat untukmu dihatinya.Kau harus bersemangat sedikit Ibrahim." ucap dokter Sulaiman yang membuat Ibrahim membenarkan perkataan dokter Sulaiman.
Di saat Ibrahim tengah mengobrol dengan dokter pribadinya,di tempat lain Nafisah yang sedang berkeliling untuk melihat keindahan rumah suaminya tiba tiba dihampiri oleh Dennis yang datang untuk mengajaknya mengobrol.
"Halo kakak ipar, sedang apa kau berada disini sendirian?" tanya Dennis
"Tidak ada,aku hanya ingin melihat dan mengenal seluk beluk rumah suamiku dengan baik." ucap Nafisah
"Jadi begitu,dimana mas Ibrahim saat ini? Kenapa dia membiarkan istrinya berkeliling di luar sendirian?" tanya Dennis.
"Mas Ibrahim sedang diperiksa oleh dokter di dalam, akhir akhir ini kesehatannya sering terganggu." ucap Nafisah yang juga bersandiwara dengan mengatakan kalau suaminya memang sedang sakit.
"Kebetulan karena kakak ipar ada disini,ada yg ingin kukatakan kepada kakak ipar mengenai mas Ibrahim.Apakah kakak ipar memiliki waktu untuk mengobrol denganku?" tanya Dennis.
"Tentu,mari kita mengobrol di kursi yang ada di dekat kolam renang itu." ajak Nafisah yang akhirnya mereka berdua duduk di kursi santai yang ada di bibir kolam renang kediaman pak Darmawan.
"Mas Dennis ingin bicarakan apa mengenai suamiku?" tanya Nafisah.
"Beberapa tahun ini tubuh mas Ibrahim sering sekali sakit sakitan,kami semua disini berusaha untuk membuat mas Ibrahim sembuh dari penyakitnya.Dennis harap kakak ipar tidak merasa kerepotan saat merawat kesehatan mas Ibrahim." ucap Dennis dengan mulutnya yang manis di hadapan Nafisah.
"Mas Dennis tidak perlu khawatir,Nafisah sama sekali tidak merasa kerepotan saat merawat kesehatan mas Ibrahim." ucap Nafisah.
"Meskipun ayah memintaku untuk mengambil tanggung jawab mas Ibrahim dalam mengurus bisnis keluarga, tetapi tetap saja mas Ibrahim lah yang berhak untuk mengurus bisnis keluarganya.Aku ini hanya seorang adik sambung,merasa tidak layak dengan semua tanggung jawab yang sedang aku emban saat ini." ucap Dennis dengan wajah bermuka duanya dihadapan Nafisah.
Mendengar ucapan Dennis yang sangat perhatian kepada suaminya membuat Nafisah sempat berpikir jika adik sambung dari suaminya itu adalah orang yang sangat baik,namun pemikiran baik Nafisah tentang Dennis segera hilang saat Dennis mengirimkan obat untuk diminum oleh Ibrahim dan meminta Nafisah untuk memberikannya kepada Ibrahim.Melihat obat itu yang sebenarnya diberikan oleh Dennis membuat Nafisah segera memasang perasaan waspada kepada laki laki yang ada dihadapannya itu.
Mungkinkah selama ini Dennis lah yang ingin mengakhiri hidup suaminya demi bisa mendapatkan semua harta pak Darmawan?Entahlah,Nafisah masih belum bisa menyimpulkan dugaannya dengan jelas.
"Kakak ipar demi bisa menyembuhkan penyakit mas ibrahim,semua keluarga yang ada disini telah mendatangkan berbagai dokter terbaik namun tidak ada satupun dokter yang bisa menyembuhkan penyakit yang diderita oleh mas Ibrahim.Untung saja aku mempunyai kenalan seorang dokter umum yang hebat yang bisa menyembuhkan penyakit mas ibrahim,dan obat ini adalah obat yang sangat ampuh untuk membuat penyakit yang diderita oleh mas Ibrahim cepat menghilang.Saya harap kakak ipar mau memberikan obat ini kepada mas Ibrahim dan memintanya untuk meminumnya." ucap Dennis dengan perangainya yang licik sembari menyerahkan obat itu kepada Nafisah.
"Mas Dennis tidak perlu khawatir,aku akan memberikan obat ini kepada mas Ibrahim." ucap Nafisah yang segera menerima obat itu dari tangan Dennis agar tidak menimbulkan kecurigaan laki laki itu kepadanya.
"Jika tidak ada hal lagi yang ingin mas Dennis bicarakan kepadaku,ijinkan Nafisah kembali ke kamar untuk memberikan obat ini kepada mas Ibrahim." ucap Nafisah
"Tentu saja kakak ipar,silahkan." ucap Dennis
Nafisah pun segera pergi dari Dennis untuk menuju ke dalam kamarnya, sesampainya di dalam kamarnya,Ibrahim yang selesai mengobrol dengan dokter Sulaiman segera menyapa istrinya itu.Namun Nafisah mengabaikan sapaan dari suaminya untuk buru buru masuk ke dalam kamar mandi dan membuang obat yang diberikan oleh Dennis untuk suaminya.
"Apa yang kau lakukan disini Nafisah?Kenapa kau mengabaikan ku barusan?" tanya Ibrahim saat memutuskan untuk menghampiri Nafisah di dalam kamar mandi.
"Aku sedang membuang obat dari mas Dennis untuk mas Ibrahim minum,maafkan aku mas aku tidak bermaksud untuk mengabaikan mas Ibrahim tadi." ucap Nafisah
"Dennis?Apakah kau baru saja bertemu dengannya Nafisah?" tanya Ibrahim dengan sedikit khawatir ketika ia mendengar Nafisah menyebut nama Dennis.
"Dia menghampiriku ketika aku sedang berkeliling untuk melihat kediaman ini,dan mengajakku untuk mengobrol mengenai mas Ibrahim." ucap Nafisah.
"Apa yang dia bilang?" tanya Ibrahim
"Mas Dennis bilang jika kau telah sakit sakitan sejak beberapa tahun terakhir,dia memintaku untuk menjagamu dengan baik.Bahkan dia mengatakan kepadaku kalau dia tidak berhak untuk mengemban tanggung jawab untuk mengurus bisnis keluarga ini.Dia bilang mas Ibrahim lah yang lebih berhak mengurus bisnis keluarga ini." ucap Nafisah.
"Sepertinya adikku ini pandai sekali membuat orang lain terkesan dengan kebaikan dan juga kepeduliannya kepadaku.Menarik!" ucap Ibrahim dengan santai.
"Mas, apakah selama ini mas Ibrahim tahu kalau orang yang ingin membuat mas Ibrahim hancur itu adalah mas Dennis?" tanya Nafisah
"Tidak ada yang tidak aku ketahui di dunia ini Nafisah,hanya saja aku masih berharap kalau Dennis bukanlah orang yang ingin membuatku hancur." ucap Ibrahim.
"Bagaimana bisa mas menganggap santai masalah sebesar ini?Apa yang sudah dilakukan oleh mas Dennis itu benar benar sudah kelewatan mas,mas tidak boleh membiarkan kejahatan yang dilakukan oleh mas Dennis semakin menjadi." ucap Nafisah dengan nada sedikit tidak terima dengan kejahatan yang dilakukan oleh Dennis kepada suaminya Ibrahim.
"Nafisah,kau pikir aku tidak ingin membuat Dennis mendapatkan hukuman atas perbuatannya kepadaku? Tentu saja aku ingin,Nafisah.Hanya saja saat ini aku tengah mengumpulkan bukti untuk mengungkap kejahatan yang dilakukan oleh Dennis.Setelah aku mengumpulkan bukti itu,aku pasti akan mengungkapkan kejahatan Dennis kepada semua orang.Namun untuk sekarang,bukan hal ini yang membuatku cemas melainkan kau Nafisah." ucap Ibrahim yang membuat Nafisah bingung.
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa
awal bab sudah sangat menarik kak,
semangat ka!