Zanaya sangat tergila-gila pada Revan sejak dari mereka duduk di bangku sekolah, bahkan dia menyuruh orang tuanya menjodohkan keduanya, siapa sangka itu menjadi petaka untuk dirinya sendiri.
Dengan kedua bola matanya sendiri, dia melihat sang suami menodongkan pistol ke arahnya yang dalam keadaan hamil besar, disampingnya seorang gadis bergelayut manja tersenyum menyeringai ke arahnya.
"Ada pesan terakhir zanaya?" Tanyanya dingin.
Zanaya mendongak menatap suaminya dengan penuh dendam dan benci.
"Jika ada kehidupan kedua, aku tak akan mencintai bajingan sepertimu. Dendamku ini yang akan bertindak!" Ucapan zanaya penuh penekanan.
Dor! Dor! Dor!
Tiga tembakan melesat ke arah wanita cantik itu tepat di kepalanya, membuatnya terjatuh ke dasar Danau.
Saat membuka mata, dirinya kembali ke masa lalu, masa dimana dia begitu bodoh karena tergila-gila pada Revan
Tapi setelah mengalami reinkarnasinya, ada takdir lain yang akan menantinya. Apakah itu, silahkan baca!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi penyelamatan
"Sialan si Zanaya itu. Gara-gara dia, aku disuruh menjadi pelayan seharian," geram Yuniar, saat ini dia telah tiba di rumahnya pada jam 11 malam.
Dirinya membayar makanan itu, dengan menjual perhiasan yang melekat pada tubuhnya. Itupun masih belum cukup, jadi untuk menutupi kekurangannya, dirinya dijadikan pelayan pencuci piring.
Harga dirinya terasa diinjak-injak, tapi daripada dilaporkan. Akhirnya dia menerima dengan tidak ikhlas. Dia pikir mencuci piring sangat mudah
Tapi, ternyata sangat sulit. Apalagi dirinya tidak pernah menyentuh pekerjaan seperti itu. Berkali-kali dia ditegur, bahkan tanpa sengaja dia memecahkan piring, hingga dia harus mengganti dengan mencuci sampai restoran tutup.
"Lihat saja, aku akan membalas mu," gumam Yuniar, kini penghuni rumah itu sudah tertidur pulas. Yuniar juga sebenarnya kesal pada anak dan suaminya. Tanpa berlama-lama, dia segera masuk ke kamarnya.
Di lain tempat, seorang gadis cantik kini mengenakan pakaian berwarna hitam. Dengan rambut yang di kuncir kuda.
Dia segera pergi dari kamarnya menyelinap keluar, setelah berbicara pada sang kakek, tentang misinya tersebut.
Motor sport berwarna hitam kini telah tersedia pada tempatnya, segera dia menancap gas setelah menaiki motor itu.
Selang beberapa menit, dia tiba di sebuah gudang tua yang dijadikan persembunyian seseorang. Masyarakat tidak akan curiga karena tempat tersebut hanya gudang tua yang telah lama tak terpakai.
Dengan cepat mematikan mesin motornya, dan menyembunyikan di tempat yang tak terlihat. Dia mengedarkan pandangannya, memasang sikap waspada.
Terlihat sebuah mobil box makanan akan keluar dari gudang tua itu. Sebelum mereka pergi, Zanaya dengan cepat menggunakan elemen airnya membentuk sebuah tombak es, dan melemparkannya pada dua ban mobil itu bersamaan.
Mobil itu terlihat berhenti didepan pintu gudang. Tak lama sopirnya turun dari sana.
"Ada apa?" tegur seorang pria berkepala plontos penjaga pintu gudang, pada supir itu.
"Bannya sepertinya pecah, lihat lah!" sahut Supir itu, menunjuk ban yang pecah itu.
"Tapi apa yang membuatnya bocor? Padahal disini tidak ada paku atau apapun," ujar pria berkepala plontos itu, mengernyit heran saat memeriksa area sekitar mobil.
"Entahlah! Ayo segera bantu aku! Para gadis-gadis ini harus segera dibawah sebelum bos marah. Pelanggan sudah banyak menunggu!" titah supir itu.
Sebelum mereka memperbaiki mobil itu, tiba-tiba sebuah jarum meluncur, membuat mereka tiba-tiba pingsan. Tak lupa Zanaya menyebarkan bubuk tidur di seluruh penjuru gudang.
Zanaya segera mendekat ke arah sana setelah memastikan orang itu tidak sadarkan diri. Dia segera membuka pintu belakang mobil box itu dengan kunci yang didapat dari kantong celana supir itu.
Terlihat beberapa gadis muda berpakaian kurang bahan ketakutan, bahkan ada yang sudah menangis.
"Shut ..., tenanglah, aku akan menolong kalian," ujar Zanaya datar, membuat gadis-gadis itu ketakutan.
"Percaya saja padaku! Aku akan memulangkan kalian pada orang tua kalian masing-masing," ujar Zanaya bersungguh-sungguh membuat mereka akhirnya percaya.
Tak lama sebuah mobil bermuatan besar datang,mereka adalah petugas jujur yang sudah diperintahkan oleh seorang jenderal kepolisian yang berteman dengan kakek Gerald.
"Maaf kami terlambat. Sebab kami sedikit kesusahan mencari alamat ini," Seorang petugas berdiri didepan Zanaya. Mereka sudah berpakaian lengkap untuk bertugas.
Mereka sudah diberitahu, jika akan bekerjasama dengan seseorang yang akan membantu misi penyelamatan mereka.
"Tidak apa-apa, segera amankan mereka," kata Zanaya datar, meski petugas itu penasaran siapa wajah di balik masker itu.
Satu persatu gadis diturunkan dari mobil box, dan diberi jaket satu persatu oleh Zanaya agar menutupi tubuh mereka, yang diambil dari ruang dimensinya tanpa terlihat oleh orang-orang.
"Tolong! Masih ada saudara ku didalam gudang sana! Dan juga, ada teman-teman kami yang sudah dibawa ke suatu tempat," Salah satu gadis menyahut, memegang tangan Zanaya.
"Baiklah! Kalian tenang saja. Saya pastikan mereka akan selamat!" kata Zanaya berjanji.
"Ada berapa gadis didalam sana?" tanya petugas itu pada si gadis.
"Didalam masih sangat banyak," jawab gadis itu.
"Sekarang kalian ikut petugas disana! Kalian akan dibawa ke tempat yang aman," ujar Zanaya datar menunjuk beberapa orang.
"Terimakasih," ujar mereka serempak. Setelahnya, mereka dibawa oleh beberapa petugas wanita masuk ke dalam mobil, lalu membawa mobil itu ke tempat yang aman.
Karena mobil yang mereka bawa tidak muat untuk semua. Akhirnya petugas itu berdiskusi, dengan hasil mereka akan kembali lagi setelah mengantar para korban.
Kemudian beberapa petugas penegak hukum yang berjumlah 9 orang, segera berpencar menelusuri gudang tua itu.
"Alfa, Beta!" panggil Zanaya,
"Ya nona?" Tiba-tiba dua sosok muncul membungkuk hormat pada Zanaya.
"Awasi mobil itu! Lakukan tindakan jika terlihat mencurigakan!" titah Zanaya pada keduanya.
"Laksanakan nona!" Mereka berdua segera melesat masuk mengikuti mobil yang pergi.
Zanaya ikut masuk membantu, pihak penegak hukum. Yang membuat para penegak hukum itu heran, karena orang-orang yang berada didalam sana sudah tergeletak pingsan.
Pekerjaan mereka sedikit ringan, karena tidak harus bertarung dengan para pengawal itu karena sudah dibereskan oleh Zanaya.
Mereka kemudian melihat Zanaya dengan tatapan bertanya, "Aku sudah memberikan mereka obat bius, berupa bom asap." ucapnya berbohong, tapi pada penegak hukum percaya. Mereka kagum dengan kecakapan Zanaya dalam bertindak.
Mereka menelusuri gudang tua itu yang berisi barang rongsokan, saat berjalan. Mereka menemukan sebuah pintu yang tergembok
Dor!
Salah satu polisi menembak sebuah gembok yang terpasang. Kemudian mereka masuk, tapi seketika Zanaya segera menarik mereka.
"Awas!"
Boom!
Sebuah jebakan yang hampir saja merenggut nyawa petugas penegak hukum itu, jika Zanaya tidak segera menarik mereka.
"Terimakasih!" ucap mereka pada Zanaya. Jantung mereka berdegup kencang karena jebakan itu, bukan karena jatuh cinta.
"Hati-hati! Disini banyak jebakan!" peringat Zanaya datar.
Sepuluh orang itu, masuk dengan hati-hati. Tanpa sengaja salah satu dari mereka menginjak sesuatu, tiba-tiba sebuah laser muncul menghalangi jalan mereka.
Pria yang paling di depan maju mengambil besi panjang yang tergeletak, kemudian melempar ke arah laser itu, seketika besi panjang itu terbelah.
Glek!
Beberapa orang meneguk ludahnya kasar, besi saja sekuat itu bisa terbelah, apalagi tubuh mereka. Bisa dipastikan langsung menuju ke akhirat.
"Bagaimana caranya kita masuk kesana?" salah satu dari mereka menyahut.
"Laser ini memiliki sebuah pengaman, kita harus memecahkan kata sandinya jika ingin mematikan laser ini," kata seorang pemuda tampan berusia 29 tahun.
Kemudian salah satu dari mereka, mengeluarkan sebuah laptop dan mengutak-atik nya.
"Kodenya sangat sulit dipecahkan," keluh salah satu pria, petugas penegak hukum itu.
"Biar aku yang mencobanya," tawar Zanaya datar, awalnya kesembilan pria itu tidak percaya. Tapi apa salahnya mencoba.
Dengan cepat Zanaya mengutak-atik laptop itu, tak lama setelah menekan enter. Akhirnya laser tersebut hilang membuat orang-orang semakin kagum.