NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Terbuang

Pembalasan Istri Terbuang

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:229.8k
Nilai: 4.9
Nama Author: Naya_handa

Cantik dan kaya, dua hal yang tidak dimiliki oleh Anjani. Hal ini membuatnya diperlakukan secara tidak adil oleh suami dan keluarganya. Dihina, diselingkuhi dan diperlakukan dengan kasar, membuat Anjani akhirnya menyerah.

Keputusan bercerai pun di ambil. Sayangnya, sesuatu hal buruk terjadi pada wanita itu dan membawanya bertemu dengan seorang Kelvin Stewart yang merubah hidupnya.

Keinginannya saat ini hanya satu, yaitu membalaskan dendamnya pada Andrew Johanson Sanjaya, mantan suaminya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naya_handa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecurigaan

Suara detakan jam terdengar nyaring di telinga Anjani. Di malam yang sunyi sepi, antara sadar dan tidak, sayup-sayup dia mendengar suara detakan itu cukup keras. Mungkin karena ada weker di sebelah ranjangnya, hingga suaranya terdengar sangat dekat. Anjani ingin membuka matanya, tetapi rasanya sangat sulit. Kepalanya berat dan dia hanya bisa tertidur di ranjangnya, tidak ada kekuatan untuk bangkit.

Detakan jam itu sebenarnya bukan suara yang aneh, melainkan melodi hipnosis yang bisa membuatnya tenang. Sayangnya, ada suara lain yang membuat pikiran bawah sadarnya berusaha untuk bangun. Yaitu saat sayup-sayup dia mendengar suara seorang wanita. Bukan suara orang berbicara melainkan suara l3nguhan yang makin lama makin terdengar jelas.

“Mas, aakh... Mas....” Suara itu yang didengar oleh Anjani. Otaknya yang mengantuk berusaha mengenali suara yang terdengar sangat khas.

Suara itu jelas milik seseorang dan membuat dada Anjani tiba-tiba berdebar kencang. Tidak ada suara laki-laki yang terdengar melainkan hanya suara wanita itu. Anjani berusaha membuka matanya yang begitu rapat dan begitu sulit. Hanya telinga saja yang bisa mendengar cukup jelas. Dia berupaya menggerakan tangannya yang gempal. Mengusap sisi tempat tidurnya untuk mencari Andrew. Sayangnya Andrew tidak ada di tempatnya.

Tubuh Anjani mulai panas dingin. Dia benar-benar ingin bangun dan beranjak dari tempatnya. Suara wanita itu begitu jelas dia dengar, tetapi matanya benar-benar tidak bisa di ajak kompromi. Dia mengantuk sengantuknya dan matanya benar-benar berat. Tubuhnya sangat ringan seperti melayang di atas awan, tidak tahu mana yang harus di pijak.

Beragam pertanyaan muncul di benak Anjani. Siapa wanita di sebelah sana? Dengan siapa wanita itu bermesraan? Tidak, itu bukan hanya bermesraan melainkan seperti sedang berhubungan int!m. Bukan dengan Andrew bukan? Hanya Andrew laki-laki yang ada di rumah ini. Apa Cheryl menginap?

“Mas....” Bibir Anjani hanya bisa bergumam. Ia berharap suaminya berada di ruang kerja seperti biasanya, bukan di kamar sebelah. Sayangnya, saat ini ia tidak bisa lagi bertahan. Rasa kantuk yang begitu kuat itu benar-benar membuat Anjanji kembali terpejam, terlelap tanda bisa di tahan.

Ini mimpi atau nyata?

*****

Seperti terjatuh dari tebing yang tinggi, tubuh gempal Anjani terhenyak hingga jantungnya berdebar kencang. Seperti nyata, ia merasakan tubuhnya di dorong oleh seseorang di tepi jurang, terjatuh melayang di udara dan mendarat tepat di atas kasurnya yang empuk. Jantungnya seperti mau copot hingga membuatnya mual. Mata bulatnya segera membuka dan menatap tajam jam dinding bulat yang ada di hadapannya.

Apa? Sudah jam delapan pagi?

Anjani segera menoleh tempat kosong di sampingnya, tidak ada Andrew di sana. Tempatnya pun sudah rapi, itu berarti suaminya sudah bangun dari tadi. Bagaimana mungkin? Baru kali ini ia tidur begitu lelap, sampai tidak membantu suaminya untuk bersiap.

“Astaga! Kenapa aku bisa kesiangan?” Anjani merutuki kebodohannya sendiri. Ia segera bangkit dan duduk beberapa saat di tepian ranjang. Ranjang tidurnya sampai berderit karena ia bangun tiba-tiba. Kepalanya terasa pusing, ia pegangi beberapa saat kepalanya yang terasa berputar itu sambil mengingat apa yang terjadi padanya semalam. Ia memang tertidur sangat lelap, itupun setelah ia minum obat pelangsing. Obat pelangsing, ya obat itu yang membuat ia sangat mengantuk hingga langsung tidur lelap tanpa sempat meminta izin pada suaminya.

“Kenapa pusing banget sih? Apa darah aku rendah?” Mata Anjani terpejam rapat, berusaha menyeimbangan tekanan di kepalanya agar tidak terasa berputar. Setelah membaik, ia segera bangkit dan melanjutkan langkahnya keluar dari kamar. Langkahnya yang tergesa-gesa membuat ia nyaris menyenggol vas bunga milik ibu mertuanya. Beruntung Anjani cukup cekatan, tangannya yang besar mampu menahan vas yang hampir jantuh. Selamat, hampir saja ia kena omelan mertuanya.

“Akh! Pinggangku....” Baru terasa kalau posisi tubuhnya salah saat berbalik. Bohong kalau orang bilang orang gemuk itu tidak pernah sakit pinggang. Buktinya, pinggang tebalnya terasa berdenyut nyeri saat tersentak tiba-tiba. Ia usap-usap beberapa saat sambil memeluk vas bunga di tangannya. Harusnya ia lebih hati-hati.

Pelan-pelan ia menaruh kembali vas bunga di tempatnya, setelah yakin tidak akan jatuh lagi ia segera menuju tangga untuk turun dan menemui suaminya. Ia juga mencepol rambutnya yang panjang ikal sebahu.

Dilihat dari tangga, orang-orang itu sudah sarapan. Suaminya sedang membaca koran dan sudah berpakaian rapi. Hanya rambutnya saja yang masih basah. Sudah pasti karena Anjani terlambat bangun dan tidak sempat membantu Andrew menghanduki rambutnya.

“Selamat pagi,” sapa Anjani pada empat orang yang ada di meja makan. Mereka hanya melirik Anjani dengan sudut matanya. Cheryl ikut melirik dan tersenyum sinis.

“Maaf, aku kesiangan. Mau aku buatkan apa?” Anjani masih berusaha memperbaiki semuanya. Bersikap seramah mungkin pada orang-orang yang tampak kesal karena ia terlambat bangun.

“Makan apa, kami sudah kenyang.” Widi menjawab dengan ketus, membuat Anjani tersenyum kelu.

“Mba Anjani mandi aja dulu. Biar bersih, jadi Kak Andrew enak ngeliatnya.” Cheryl ikut berkomentar. Untuk beberapa saat Anjani terdiam, bukan karena ucapan sinis Cheryl, melainkan karena suaranya yang mirip dengan suara yang ia dengar semalam. Ya, sangat mirip, suara seraknya sama, tarikan napasnya pun sama. Pagi ini bahkan gadis itu keramas. Apa mungkin semalam itu,

“Kenapa kamu?” Suara Andrew mengejutkan Anjani yang sedang melamun. Laki-laki itu menutup korannya dengan kasar lalu melipatnya.

“Em, aku boleh bicara sebentar gak Mas?” Entah keberanian dari mana yang membuat Anjani meminta waktu suaminya. Sesuatu yang mahal dan tidak pernah bisa diberikan cuma-cuma oleh suaminya.

“Kenapa?” Eh dia bersedia, Anjani kaget sendiri. “Waktuku gak banyak.” Walau ada imbuhannya, tetapi ini kesempatan yang baik.

“Aku nunggu di depan ya, Kak,” Cheryl ikut berbicara, mendelik sinis pada Anjani. Ia mengusap lengan Andrew kemudian pergi begitu saja.

“Dia sudah pergi, kamu mau ngomong apa?” Andrew sepertinya paham, alasan Anjani tidak bicara karena ada Cheryl.

Tetapi wanita itu masih belum berani bicara. “Kenapa, saya juga harus pergi?” Widi ikut sensi. Anjani tidak menimpali, hanya melihat takut-takut pada ibu mertuanya yang melotot. Wanita itu pun pergi bersama putri bungsunya sambil mendumel, entah mengatakan apa.

“Mereka sudah pergi. Katakan,” Andrew menyilangkan tangannya di depan dada, menunggu benar Anjani akan berbicara apa. Baginya ini kali pertama Anjani ingin berbicara dengannya. Awas saja kalau tidak penting.

Takut-takut Anjani mengangkat wajahnya dan menatap wajah suaminya beberapa saat. Sangat tampan seperti biasanya. Berbicara dengan pria ini sulit dan tidak boleh salah. Terlebih ia sadar benar, kalau pertanyaan yang ada di benaknya seperti dua sisi mata pedang. Ditahan sesak, diungkapkan bisa merusak. Kendatipun begitu, ia memilih untuk menanyakannya. Rasa penasarannya terlampau tinggi.

“Semalem, Mas ke mana?” pertanyaan itu yang dilontarkan Anjani dengan takut-takut.

Andrew terdiam beberapa saat, tidak langsung menjawab. Ia menatap heran pada istrinya. “Tidur. Memangnya ke mana lagi?” Sekilas Andrew tampak tidak suka dengan pertanyaan istrinya. Ia mengambil jas yang tersampir di kursi lalu memakainya.

“Semalem, aku kebangun, tapi Mas gak ada di sampingku. Aku pikir Mas pergi.” Anjani melanjutkan kalimatnya dan ekspresi Andrew sedikit berubah, sedikit kikuk.

“Saat aku ke kamar, kamu udah tidur nyenyak banget. Tadi pagi juga aku bangunin, kamu kayak mayat hidup gak bisa dibangunin. Aneh kalau kamu mikir aku gak ada, padahal semalam aku ada di sebelah kamu dan dengerin kamu ngorok. Sampai pusing kepala aku.” Panjang sekali jawaban Andrew, sesuatu yang sangat langka. Biasanya jawabannya hanya singkat saja dan tidak ada kalimat penjelasan sedikitpun. Apa sebenarnya yang coba Andrew jelaskan pada istrinya?

“Maaf, semalem aku memang ngantuk banget. Padahal gak capek-capek banget. Cuma semalam itu aku denger suara aneh dari kamar Cheryl. Semalam Cheryl nginep kan Mas?” Anjani memberanikan dirinya untuk menatap Andrew. Feeling-nya sebagai seorang istri yang berbicara kalau ada sesuatu yang tidak beres.

"Cukup katakan tidak suka kalau kamu memang tidak suka Cheryl menginap di rumah ini, tidak perlu mengatakan hal-hal yang tidak jelas dan tidak masuk akal." Kalimat sinis itu yang menjadi timpalan Andrew. Laki-laki itu tampak murka.

"Bukan begitu Mas, aku hanya tidak nyaman melihat Mas yang terlalu dekat dengan gadis lain. Aku," Anjani menghentikan kalimatnya saat sadar kalau suaminya menatapnya dengan tidak suka. Benar adanya kalau wanita memang tidak pernah bisa menyembunyikan rasa cemburunya, seperti yang terjadi pada Anjani saat ini. Entah keberanian dari mana yang membuat ia berani mengungkapkan perasaannya.

"Aku akan melarang Cheryl datang ke sini kalau itu membuatmu tidak suka. Puas?" Mata Andrew melotot tajam pada Anjani.

"Bu-bukan begitu maksudku Mas." Anjani mendadak tergagap. Entah seperti apa ia harus menjelaskan kebingungan dan dugaan yang ada di kepalanya.

"Jadi maumu apa?!" Suara Andrew makin meninggi membuat Anjani terhenyak. "Sudah bangun terlambat dan sekarang kamu seperti menuduhku memiliki hubungan yang tidak-tidak dengan Cheryl. Sadarkan diri kamu Anjani, bicaramu melantur. Kamu cemburu tanpa alasan. Ingat, kamu memang istriku, tapi kamu tidak berhak mengatur aku bisa dekat dengan siapa saja. Kamu juga tidak berhak menuduh yang tidak-tidak padaku. Apa kamu tidak sadar kalau aku sudah sangat bekerja keras untuk keluarga ini, termasuk terpaksa menerima kehadiran kamu di rumah ini?" Lagi, suara Andrew meninggi di ujung kalimatnya. Ia menatap Anjani dengan tajam seolah ingin mencabik dirinya yang berani berbicara yang tidak-tidak.

Anjani tidak menimpali. Dari kalimat Andrew yang panjang ini, Anjani malah bisa menyimpulkan kalau suaminya sedang membuat pembelaan atas sesuatu yang tidak Anjani ketahui persis duduk masalahnya. Laki-laki ini sedang playing victim, sebuah tindakan yang dilakukan saat seseorang sedang tersudut oleh kesalahan yang coba ia tutupi.

Lantas, bisakah Anjani menyimpulkan kalau suaminya memang melakukan sesuatu?

"Apa masih ada yang kurang jelas?!" Suara Andrew membuyarkan pikiran Anjani. Anjani hanya bisa menggeleng. "Lain kali, pikirkan dulu apa yang mau kamu tanyakan dan bicarakan, jangan asal main tuduh!" Laki-laki itu menutup kalimatnya dengan tegas seraya mengambil tas kerja yang ia taruh di atas kursi.

Baru kali ini Anjani tidak berusaha membujuk suaminya dan membiarkan laki-laki itu pergi begitu saja. Ia masih berpikir, kalimat mana yang membuat Andrew merasa tertuduh kalau ia tidak melakukan apa pun?

*****

1
Ida Idato
Luar biasa
Ida Idato
Lumayan
Wayan RaNa
anjani masih plinpan, kebanyakan perempuan kyk gitu, takut menjanda
Helen Nirawan
ngomong sono ma ember , gk sadar diri , prett , siluman kecoa sinting
Helen Nirawan
bikin jd penghuni rsj tuh laki bini kampret , biar rasain , emosi
Helen Nirawan
kasian anak ny , py ortu gk beres 😓
Helen Nirawan
kasi obat impotent aj tuh playboy cap semut 😈😈
Helen Nirawan
najis cowo gratisan gk py malu , lu klo mo obral sana sini , sono noh di lampu merah x aj ada tua tua keladi yg nawar 😈😈
Helen Nirawan
klo mo operasi wajah , jgn pake wajah yg asli ny donk , cari yg laen aj , biar gampang and gk mudah dikenalin ama duo siluman rayap tuh yg gila
Helen Nirawan
dasar bego ( maaf kasar )🙏 , emosi , blg mo cerai , skr di rayu dikit lgs mau , oon jgn dipiara ,
Helen Nirawan
ini laki mau ny apa seh , lu benci ma.bini lu ampe lu py pacar gelap tuh cacing bau , trus bini minta cerai lu marah mau lu apa ? takut di minta harta lu , itu mah DL , sukurin
Helen Nirawan
harta ? tuntut aj semua ny , biar jd gembel.tuh laki
Helen Nirawan
gk.usah cengeng , laki murah gk usah ditangisin , di pasar byk , prett buang aj tuh laki ke kandang singa 😈
Helen Nirawan
br baca dah emosi , pengen gw rebus tuh orgil ,isshh
Elok Pratiwi
sampe bab ini cerita nya datar ga menarik
Agnes Theresia Tuto linang
terima jhanra
Agnes Theresia Tuto linang
uuuh... Andrew cowok playboy sangat murahan 😡
Agnes Theresia Tuto linang
Kisah perjalanan percintaan seseorang penuh Lika liku terkadang diawali dengan niat baik tetapi di hancurkan dengan niat jahat ada juga sebaliknya ♥️
Shaa Erahh
Luar biasa
Agnes Theresia Tuto linang
tetap kuat jharna kamu bisa melalui beratnya persoalan hidup mu.
ingat di ujung cambuk kehidupan ada emas berlian intan menanti mu✌️
Helen Nirawan: yg kuat donk , jgn lemah ntar ketahuan tuh ,
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!