Anak kecil di larang baca, karena ada ****** ****** seperti belah duren dan juga kekerasan.
yang suka jangan lupa follow dan kasih ulasan.
yang gak suka skip dan tinggalkan.
kisah seorang gadis indigo yang sederhana dengan hantu mafia tampan yang berawal dari pertemuan mereka saat ritual pengusiran hantu.
awalnya mereka selalu bertengkar , namun seiringnya waktu timbul rasa cinta dalam hati kedua nya..
Apakah cinta mereka bisa bersatu??
yuk simak cerita nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsa FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 17
"Ainggg nyeri hate!! Aaaaaaaaa" tangis jerit tata di kamarnya yang berada di lantai atas.
"nyonya! apa yang terjadi??" tanya luna.
"gak ada yang terjadi,, silahkan kalian pergi! " ketus nyonya elis.
"biarkan kami membantu,, aku adalah seorang pengusir arwah " tegas luna menahan pintu yang hendak di tutup nyonya elis.
Sontak nyonya elis terdiam,, dan air matanya mulai membasahi pipinya. sorot matanya memperlihatkan kesedihan dan ketakutan yang mendalam.
"percayalah padaku,,, "sambung luna meyakinkan.
"Ba~baiklah,,silahkan masuk? " ucap nyonya elis luluh.
Luna mengangguk kepada arthur,, dan mereka pun masuk ke dalam rumah itu.
"mari ikut saya" ucap nyonya elis.
"naiklah"sahut luna.
mereka pun berjalan menuju tangga lebar dan tinggi,, mereka pergi ke kamar tata anaknya yang berada di lantai dua.
"Aaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh"jeritan tata memekik telinga mereka lagi.
"apa hantu itu tak cape berteriak terus! " ucap arthur.
"pah,,, "panggil nyonya elis.
"mah,, dia mengamuk lagi!! kita harus bagaimana" ucap tuan widodo.
"mah,,, siapa gadis ini? " sambungnya saat melihat luna.
"Pah,, dia ke sini untuk menanyakan rumah kita yang di jual kepada nyonya ratna" ucap nyonya elis.
"untuk apa anda menanyakan tentang rumah itu? " ucap tuan widodo.
"ini sangat penting untuk teman saya tuan,, saya mohon" ucapnya.
"tidak,, pergi saja kau dari sini" tegasnya.
"tuan,,, saya akan membantu mengobati anak anda,, asalkan tuan juga mau membantu saya" ucap luna.
"pah,, gadis ini bilang dia adalah pengusir arwah,, kenapa kita tak mencobanya pah,, kasian anak kita" isak tangis nyonya Elis.
Tuan widodo menatap luna dari atas sampai bawah merasa tak yakin seorang gadis mungil dan muda menjadi seorang pengusir arwah.
"mah, lihat lah dia,, mana mungkin ada gadis seperti dia menjadi seorang pengusir arwah" tegasnya.
"dasar tua bangka keras kepala!! " umpat arthur
"Tuan,, arwah yang bersemayam di tubuh anak anda adalah hantu kiriman,, anak anda kerasukan!! jika anda tak segera mengeluarkan arwah arwah itu dari tubuhnya,, arwah arwah itu akan mengambil alih tubuh anak anda,, dan jiwa anak anda tak kan terselamatkan!! " tegas luna.
"Apa?? " sontak nyonya elis dan tuan widodo terperangah mendengar ucapan luna. tubuh mereka seketika lemas dan tak berdaya.
"gimana,, apakah anda sepakat dengan saya?? " tanya luna.
Tuan widodo berpikir sejenak di sertai bujukan nyonya elus yang mulai merasa khawatir.
"Baiklah aku setuju! " ucap tuan widodo menghela nafas.
"baiklah,, kita percepat saja!! boleh aku masuk ke kamarnya sekarang? " ucap luna to the point.
Tuan widodo mengangguk dan mengeluarkan kunci dari saku celananya,, dia membuka kunci dan membukakan pintu kamar anaknya untuk luna.
Luna pun melangkah masuk ke dalam kamar lembab yang berbau pesing dan keringat yang bercampur aduk. terlihat tata sedang terbaring terlentang di atas ranjangnya dengan pergelangan kaku dan tangannya yang sudah membiru dan berdarah masih terikat dengan rantai,,
"Arthur... "bisiknya lirih.
"mereka banyak sekali"sambungnya sedikit gemetar.
"jangan khawatir!! ada aku!! " ucap arthur.
Tatapan luna terpaku pada sosok menyeramkan yang melenggang di atas langit langit ,seolah tengah mempermainkan ketakutannya. di sekitarnya, arwah arwah tak kasat mata berkeliaran, menambah suasana mencekam yang kian pekat dengan asap hitam tebal yang merambah seluruh penjuru ruangan.
"Tuan,,, nyonya,, tolong bawakan garam sebanyak banyak nya " ucap luna sembari mengeluarkan beberapa botol air suci, benang merah daj pedang kecilnya.
"baik!! " ucap tuan widodo, mereka bergegas pergi ke dapur untuk membawa garam.
"Mereka takkan menyakiti siapapun,, karena tuannya hanya menginginkan gadis ini. tapi,, jika kita membuatnya marah, nyawa gadis ini yang terancam" ucap luna.
"mereka berbahaya juga,, tapi... siapa yamg mengirim mereka untuk merasuki gafis ini? " tanya arthur.
"Itu dia,, aku harus menemukannya,, karena mereka akan pergi jika kita menghancurkan alat ritual yang di pakai orang itu untuk memanggil mereka"ucap luna.
"Baiklah,,apa yang harus kulakukan sekarang? " tanya arthur.
"Lindungi saja aku dari belakang,, aku akan menaburkan garam dan memasang benang merah ini agar arwah arwah itu tak bisa kemana mana" ucap luna.
"Oke!! " sahut arthur.
"Nona,, ini garamnya! " ucap nyonya elis memberikan setoples garam kepada luna.
"Terimakasih " ucap luna.
"Ayo,, kita mulai" bisik luna
"Eum! " angguk arthur.
Luna perlahan berjalan di ikuti arthur di belakangnya,, menuju ranjang tata,, para arwah itu menatap lekat dan mengendus tubuh luna juga arthur. luna menghindari tatapan mata mereka yang menyeramkan dan fokus menabur garam mengelilingi ranjang tata,, kemudian mengikatkan benang merah berkeliling di setiap sudut tiang besi ranjang nya.
"Panas sekali! " luna membuka syalnya karena keringat terus bercucuran di seluruh badannya.
KRRREEAAAAATTTTT
tiba tiba suara ranjang besinya terdengar bergerak. luna.arthur dan juga orang tua tata sontak menoleh ke arah ranjang tata,, dan betapa terperangahnya mereka ketika melihat tubuh tata terangkat sendiri melayang terbang sekitar 1 meter dari ranjang nya dengan kedua kaki dan tangan masih terikat rantai.
"Astaga,, tata?? "nyonya elis menangis
BLUGGGGG
Tubuh tata terbanting dengan keras ke atas ranjangnya, matanya terbuka lebar,, melirik kesana ke mari dengan tatapan penuh amarah namun tersungging senyuman tipis di bibirnya. tata sontak bangkit dan terduduk di ranjangnya, rambutnya yang panjang dan gimbal menutupi sebagian wajahnya karena tak pernah di sisir semenjak dia sering mengamuk.
"Keluar kalian dari tubuh gadis ini! katakan! siapa yang menyuruh kalian!! " tegas luna.
"Hahahahahhhhhahh ahhahahhhh,!!! hahahah hahahah " tata hanya tertawa terbahak bahak.
"maneh teu kudu nyahooo!! idittt siaaa tidieuuuu!! leuuu lain urusan maneh!! " ucap tata kemudian.
"apa yang dia katakan?? aku tak mengerti! " ucap arthur.
"Aku juga tak mengerti! " bisik luna.
"Tuan,, nyonya,, apakah kalian mengerti bahasa yang mereka gunakan? " tanya luna.
"Kami tak mengerti sama sekali! " sahut nyonya elis.
"Sepertinya bahasa itu bahasa orang daerah sini,, saya pernah sesekali mendengar tetangga saya bicara bahasa itu saat saya pergi ke warung, saya akan coba minta bantuan padanya "sambung nyonya elis.
"baiklah nyonya tolong cepat! " ucap luna.
Nyonya elis bergegas pergi dari rumahnya untuk memanggil tetangganya itu.
Tata terdiam hening dengan kepala termangut mangut sendiri tanpa henti.
"Tuan,, apakah ada orang yang marah atau,, apakah tata pernah bertengkar dengan seseorang sebelum dia mengalami hal seperti ini? " tanya luna.
"itu tidak mungkin, putri kami adalah gadis yang ceria dan ramah,, dia memiliki banyak teman di kota,, namun dua bulan yang lalu,, dia pulang dari kota dengan alasan ingin rehat sebentar dari kuliahnya,, dan seminggu kemudian,, anak kami mulai bersikap aneh, dia tiba tiba tertawa kemudian menangis sendiri,, dia juga sering menyakiti dirinya sendiri,, dan seiring berjalannya waktu dia sering mengamuk,, dia mengurung diri di rumah,, dia sering kelayapan ke gudang untuk mencari binatang seperti kecoa, tikus dan serangga lainnya untuk di makan nya makanya kami mengikatnya dengan rantau seperti itu, kami sudah berobat ke dokter ahli saraf, dokter spesialis bahkan kepada seorang dukun! tapi... hasilnya nihil....