Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penguntit
Disha saat ini masih santai di dalam kamarnya hingga suara ketukan pintu membuatnya terkejut dan segera membuka pintu rumahnya ternyata seorang kurir. "Iya, ada apa ya?" tanya Disha.
"Dengan Bu Disha?" tanya kurir tersebut.
"Ini ada paket untuk Bu Disha, silahkan diterima dan tanda tangan disini," ucap kurir.
Setelah kurir pergi, Disha pun masuk dan melihat kotak tersebut, "Siapa yang ngirim?" tanya Disha dan mencari nama pengirim.
Namun, tidak ada nama pengirim pada kotak tersebut dan Disha pun membuka kotak tersebut hingga membuat ia terkejut saat melihat isi dari kotak tersebut.
"Hah, baju. Tunggu kenapa ini bajunya bermerek semua, bentar gue cari dulu harga bajunya berapa," ucap Disha dan mencari harga baju yang ia dapatkan itu.
"Hah, 15 juta. Baju gak jelas gini mahal banget, lebih bagus baju yang gue beli di mall tadi mana harganya cuma 20 ribu lagi," ucap Disha.
Disha kembali melihat-lihat baju tersebut hingga sebuah kertas mengalihkan atensinya, dengan cepat Disha pun membuka dan membaca kertas tersebut.
*Semua pakaian ini untuk kamu Disha, gunakanlah tanpa memikirkan untuk apa aku mengirimkan pakaian itu. Anggap saja sebagai hadiah*
"Hadiah? ulang tahun gue aja belum masa hadiah, yaudah kalau gue di kasih ya gue terima," ucap Disha.
"Huh, hidup gue gini-gini aja. Ish, sebel banget mana malu lagi semoga aja Ryan gak kenal sama gue dan gak ngeh kalau gue tadi jatuh di depan dia," gumam Disha.
Pagi harinya, Disha sudah rapi dan siap bekerja. "Huh, mari kita menjadi babu," gumam Disha dan berangkat kerja.
Sesampainya di cafe yang ada di dekat perusahaan, ia melihat Mega salah satu rekan kerjanya yang tengah bertengkar dengan Bella.
"Gak bisa gitu dong, lo kan tau kalau gue suka sama Arga," ucap Mega.
"Lah mana gue tau, lagian gini ya Mega. Gue sama Arga itu pacarannya udah lama bahkan sebelum lo kenal Arga, jadi lo gak bsia dong marah dan nuduh-nuduh gue ngerebut Arga," ucap Mega.
"Gak bisa gitu dong, kalau emang lo udah lama pacaran sama Arga, kenapa lo gak bilang pas gue bilang kalau gue suka Arga dan gue justru tau dari yang lain?" tanya Mega.
"Lah, gue gak mau bikin lo malu waktu itu. Terus lo gak inget gue juga pernah bilang ya kalau Arga punya pacar," ucap Bella.
"Tapi, lo gak bilang kalau lo orangnya," ucap Mega.
"Ya karena gue gak mau bikin lo malu, lagipula kita gal kenal-kenal banget malanya gue gak bilang dan gak ada kesempatan buat bilang juga ke lo, kan kita jarang ketemu berdua" ucap Bella.
"Gue benci sama lo!" bentak Mega.
"Astaga ini masih pagi lo, udahlah gak usah ribut masalah cowok doang. Kayak gak ada cowok lain aja," ucap Disha yang berusaha mendamaikan mereka.
"Lo gak ngerti perasaan gue Sha," ucap Mega.
"Iya, gue gak ngerti. Tapi, ayolah ini cuma masalah cowok loh, lo itu cantik Mega dan bisa dapatin cowok lain. Lebih baik kalian damai aja loh, gak enak kalau marah-marahan," ucap Disha.
"Lo gak usah jadi penengah karena lo sama Bella itu sama aja, kalian berdua munafik!" bentak Mega.
"Kok lo marah sih, hey Mega mendung gue baik-baik mau biat kalian damai ya. Udah Bel gak usah damai sama dia, kalau orang hatinya busuk ya bakal tetep busuk!" bentak Disha pada Mega.
Disha pun menarik tangan Bella untuk pergi meninggalkan Mega, "Kok lo yang marah?" tanya Bella.
"Kesel gue, niat gue baik malah dibilang munafik. Dah lah males gue sama si Mega itu," ucap Disha.
"Hahaha, Disha gak tau aja emang temen gue yang satu ini emosian," ucap Bella.
Sesampainya di kantor ternyata sudah ada Shinta, "Dia kenapa?" tanya Shinta pada Bella karena melihat wajah kesal Disha.
Bella pun menceritakan semua yang terjadi, "Gila sih, Mega kan termasuk anak baru. Tapi, udah sok-sokan aja," ucap Shinta.
"Iya tuh, aneh tuh orang," ucap Disha kesal.
"Udah gak usah kesel, besok kan libur kita gak mau nongkrong gitu," ucap Shinta.
"Besok tanggal merah ya?" tanya Disha.
"Iya, besok tanggal merah. Sebenarnya males banget sih hari ini masuk soalnya kan kemarin libur terus besok juga libur," ucap Shinta.
"Gapapa deh, lumayan dapat duit," ucap Disha.
"Tapi, nanggung banget," ucap Shinta.
"Ngeluh mulu, kapan kerjanya?" tanya ucap Gio yang merupakan ketua tim di departemen hr.
"Iya iya ketua ini juga mau kerja," ucap Shinta.
Sore harinya, Disha sudah menunggu Bus di halte dekat kantornya. Disha biasanya pulang bersama Bella, tapi hari ini Bella akan kencan dengan Arga pacarnya sehingga Disha harus pulang menggunakan Bus.
Cukup lama Disha menunggu Bus dan akhirnya Bus pun datang barulah Disha menaiki Bus tersebut, tanpa Disha sadari Ryan mengikuti Bus yang ia naiki. Inilah rutinitas Ryan jika tidak ada pekerjaan penting maka ia akan mengikuti Disha kemana ia pergi, Ryan tidak pernah bosan mengikuti Disha, ia ingin memastikan keadaan Disha secara langsung.
Anggap saja Ryan penguntit, tapi disisi lain Ryan suka julukannya sebagai penguntit
"Tuan, Baron menghubungi saya dan menanyakan mengenai anak buahnya," ucap Jack setelah Disha masuk ke dalam rumahnya.
Tentu saja Jack tidak berani mengganggu Ryan yang tengah memperhatikan perempuannya karena itu Jack berbicara setelah Disha masuk ke dalam rumahnya.
"Bukankah dia sudah ku peringatkan untuk membawa anak buahnya dalam waktu 2x24 jam dan dia tidak melakukannya bukan, makan anak buahnya tidak akan kuberikan padanya. Bilang padanya kalau anak buahnya sudah menjadi mangsa Axel," ucao Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Jack.
Axel adalah singa milih Ryan, Axel berada di markas utama yang berada jauh dari kota, meskipun Ryan terkenal kejam di dunia gelap. Tapi, Ryan begitu peduli pada anak buahnya dan tak segan-segan membalaskan dendam anak buahnya pada kelompok lain yang berani mengganggu anak buahnya, salah satunya adalah anak buah Baron yang berani berulah pada anak buahnya karena itu Ryan membawa mereka ke markasnya.
Saat dalam perjalanan pulang Tiba-tiba mobilnya di hadang dua mobil dan taka lama keluarlah Baron dan juga anak buahnya, Ryan dan anak buahnya pun kekuar dri mobil.
"Wow, ada apa ini? ramai sekali," ucap Ryan dengan santai saat keluar dari mobilnya.
"Kembalikan anak buahku," ucap Baron.
"Kenapa harus ku kembalikan anak buahmu? mereka memasuki wilayahku dan menyerang anak buahku, bukankah kau seharusnya tau apa yang akan terjadi pada mereka karena kan kau pernah menjadi bagian dari kelompokku," ucap Ryan.
"Aku tidak main-main, jadi lepaskan anak buahku," ucap Baron.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.