NovelToon NovelToon
My Cold Bodyguard

My Cold Bodyguard

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: fasyhamor

KESHI SANCHEZ tidak pernah tahu apa pekerjaan yang ayahnya lakukan. Sejak kecil hidupnya sudah bergelimang harta sampai waktunya di mana ia mendapatkan kehidupan yang buruk. Tiba-tiba saja sang ayah menyuruhnya untuk tinggal di sebuah rumah kecil yang di sekelilingnya di tumbuhi hutan belukar dengan hanya satu orang bodyguard saja yang menjaganya.

Pria yang menjadi bodyguardnya bernama LUCA LUCIANO, dan Keshi seperti merasa familiar dengan pria itu, seperti pernah bertemu tetapi ia tidak ingat apa pun.

Jadi siapakah pria itu?

Apakah Keshi akan bisa bertahan hidup berduaan saja bersama Luca di rumah kecil tersebut?

***

“Kamu menyakitiku, Luca! Pergi! Aku membencimu!” Keshi berteriak nyaring sambil terus berlari memasuki sebuah hutan yang terlihat menyeramkan.

“Maafkan aku. Tolong jangan tinggalkan aku.” Luca terus mengejar gadis itu sampai dapat, tidak akan pernah melepaskan Keshi.

Hai, ini karya pertamaku. Semoga kalian suka dan jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fasyhamor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengakrabkan Diri

Keshi mengeratkan kardigan rajut di tubuhnya karena sekarang ia hanya menggunakan gaun tidur yang tipis. Malam hari yang sejuk ini selalu Keshi gunakan untuk berjalan di halaman belakang guna menghirup hawa malam tersebut. Kali ini sedikit berbeda karena untuk pertama kalinya Keshi melihat ada orang lain yang sedang berada di halaman belakang mansionnya.

Luca terlihat sedang menaruh sebatang rokok di antara jari telunjuk dan jari manisnya.

“Luca?“ Keshi membalik bertanya. Matanya melirik bergantian pada wajah pria itu dan sebatang rokok di tangannya. “Kamu…merokok?”

Luca menatap sekilas pada rokok di tangannya. “Maaf, saya akan membuang rokoknya.” pria itu bersiap akan menginjak rokoknya dengan sepatunya lalu membuangnya ke tempat sampah.

Tetapi Keshi mencegahnya. “Tidak perlu, kamu bisa tetap merokok.”

Mau tidak mau Luca mengangguk ragu dan kembali mengisap sebatang rokoknya dengan mata menatap lekat pada pergerakan gadis muda tersebut. Keshi berjalan maju dan berdiri di sebelah Luca dengan sedikit jarak beberapa meter, berusaha supaya ia tidak terkena asap rokok itu dan tidak menghirupnya.

“Kamu perokok aktif, Luca?” Keshi membuka percakapan.

Keshi masih mengingat jelas perkataan ayahnya dan perkataan dirinya sendiri saat ia mengatakan ingin berteman dengan Luca. Sekarang ia sedang berusaha untun mengakrabkan diri dengan bodyguardnya sendiri.

Luca tidak menoleh pada gadis di sebelahnya, ia mengisap dalam-dalam sebatang rokoknya lalu mengembuskannya kearah belakang tubuhnya sendiri, mengupayakan supaya asap itu tidak terbang ke arah Keshi.

“Hanya merokok jika ada waktu saja.” balas Luca.

Gadis itu mengangguk paham, tangannya memainkan kardigan rajut yang membalut tubuh mungilnya. Ia ingin berbincang lagi, tetapi Keshi tidak punya topik pembicaraan lagi.

“Nona Keshi selalu berjalan di sini?” Luca bertanya.

Keshi menoleh terkejut, tidak menyangka pria dingin dan cuek seperti Luca melempar pertanyaan kepadanya. “Ya? Hm…aku berjalan malam hari di sini jika ada waktu luang saja.” gadis itu mengulas senyum tipis. “Luca, bisakah kamu tidak terlalu formal saat berbicara denganku? Sedikit aneh jika aku mendengar kamu berbicara menggunakan Anda atau saat kamu memanggilku Nona.” Keshi melanjutkan perkataannya.

Luca akhirnya menoleh, membalas tatapan polos gadis itu yang terkesan lucu di mata Luca. “Saya tidak bisa seperti itu.”

“kamu bisa.” selak Keshi.

Luca terdiam, memikirkan seribu satu kalimat untuk mengiyakan permintaan Keshi atau tidak.

“Baiklah, aku…aku akan mencobanya.” dan akhirnya Luca memutuskan untuk mencoba.

Keshi tersenyum semakin lebar karena senang mendengar Luca mau menuruti permintaannya. Senyuman manis gadis itu membuat jantung Luca berdegup tidak biasanya.

Ada apa dengan jantungnya tiba-tiba? Luca membuang muka seraya menelan salivanya susah payah. Wajahnya tiba-tiba saja memanas entah karena apa, jantungnya bahkan masih berdebar cepat.

Luca melirik rokoknya yang tersisa setengah, apa ini karena merokok? Maka itu ia merasa jantungnya berdebar cepat? Luca membuang rokoknya kebawah dan menginjaknya dengan alas sepatu lalu meraihnya kembali untuk di buang di tong sampah di sebelah tubuhnya.

Keshi tidak sekalipun mengalihkan tatapannya kearah lain, ia terasa nyaman memperhatikan Luca sejak saat merokok dan selesai merokok.

“Kamu sudah selesai merokok?” tanya Keshi.

Luca menoleh pada Keshi. “Ya,”

Keshi mendengkus di dalam hati, mau bagaimana pun Luca memang pria yang dingin dan cuek, sedikit agak kesal saat dirinya mendengar jawaban singkat dari bodyguardnya sendiri.

Keduanya kini terdiam, tidak tahu ingin berbicara apa. Pandangan mata kedua orang itu terlihat menatap lurus, menonton pohon-pohon tinggi yang daunnya berterbangan terkena angin malam.

“Luca.” tiba-tiba saja Keshi menyebut nama pria itu.

Mengakibatkan Luca menoleh dengan tatapan bingung karena Keshi menyebut namanya, tetapi pandangannya kosong menatap depan.

“Ya?”

“Kamu tahu? Saat pertama kali kita bertemu dan aku melihat wajahmu. Aku seperti pernah melihat dirimu, aku berusaha mengingat di mana aku melihatmu, tetapi berakhir aku tidak mengingat apa pun.” penjelasan panjang dari Keshi membuat Luca meneguk salivanya.

“Sepertinya itu hanya keliruan Anda, maksudku…itu hanya sebuah kekeliruanmu.” Luca segera mengoreksi cara bicaranya.

Gadis itu menoleh, karena tinggi badannya yang jauh dengan Luca, Keshi harus mendongakkan kepalanya. Mata Keshi memandang lekat pada wajah dan bola mata milik Luca.

“Aku bersumpah aku seperti pernah melihatmu.” Keshi berucap dengan sungguh-sungguh.

“Apa kamu pernah mendengar bahwa di dunia ini manusia memiliki 7 kembaran? Wajahku mungkin biasa saja, maka itu mirip dengan orang yang pernah kamu temui.” untuk pertama kalinya Luca mengucapkan kalimat panjang, ia sendiripun sedikit terkejut bisa berbicara panjang seperti itu.

Keshi mengerjap polos. “Eh? Benarkah ada 7 kembaran manusia? Aku baru dengar.”

Luca menarik senyum tipis, sangat tipis di ujung bibirnya itu. “Tentu ada.”

Keshi tiba-tiba saja tertawa dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, setelahnya ia menyugar rambutnya dan kembali membalas tatapan Luca. “Benar, sepertinya aku hanya keliru saja.”

Hawa dingin malam berembus mengenai tubuh dan wajahnya, Keshi memgeratkan kembali kardigan rajutnya dan tubuhnya terlihat sedikit menggigil.

“Hawanya semakin dingin, Nona Keshi. Sebaiknya kamu masuk.” Luca memperhatikan gadis itu yang menggigil kedinginan.

Keshi tidak bisa melakukan apa pun lagi selain mengangguk dan membalik tubuhnya. “Baiklah, aku akan masuk ke dalam. Kamu juga masuk, Luca. Hawanya semakin dingin.”

Melihat pria itu mengangguk membuat Keshi tersenyum dan melangkah pelan seraya berucap, “senang berbincang denganmu, Luca.” gadis itu masuk melewati pintu belakang mansion yang menyambung dengan dapur kotor.

Luca memperhatikan kepergian gadis itu, melihat cara jalan Keshi membuat Luca menjadi candu untuk memperhatikannya. Setelah Keshi masuk ke dalam mansion, Luca membalik tubuh dan menatap pada hutan di hadapannya dengan pikiran berkelana.

Ini sedikit melenceng dari rencananya, sejak awal Luca tidak ingin akrab dan dekat dengan Keshi. Tetapi memang bisa apa jika Tuhan sudah berkehendak?

...\~\~\~...

“Darimana saja kamu, Luc?” Luca mendongak menatap rekan kerjanya, Rocco.

Rocco sedang menyesap kopi di cangkirnya, ia menumpu satu kaki kirinya pada kaki kanannya seraya menatap bertanya pada Luca yang baru saja masuk ke dalam rumah dan melangkah melewati ruang tamu.

“Merokok di luar.” jawaban pendek Luca membuat Rocco berdecih sinis.

“Aku baru tahu kamu merokok.”

Luca mengedikkan bahunya mendengar balasan perkataan Rocco, ia bersiap akan melangkah melewati ruang tamu untuk menaiki tangga menuju kamarnya. Tetapi Rocco kembali membuka suara, membuat Luca tidak jadi melangkah.

“Kudengar tadi Boss memanggil kamu dan Bowen. Apa dia bertanya tentang penembakan itu?” tanya Rocco.

Pria bermata gelap itu mengangguk menjawab.

Rocco kembali bertanya. “Apa yang kamu jawab saat di tanya Boss?”

Luca melirik sekitar ruang tamu, ada beberapa kamar para penjaga di lantai bawah ini, dan Luca bisa menduga bahwa beberapa penjaga yang lain tidak mengetahui tentang penembakan kemarin.

“Aku tidak menjawab apa-apa, Bowen yang menjawab.”

“Dia menjawab apa?”

“Kau bisa tanyakan langsung pada Bowen.”

Rocco berdecak kesal melihat Luca yang malah berjalan menjauhinya untuk menaiki tangga, meninggalkan dirinya sendirian di sini dan menggantung sesuatu hal penting yang sejak tadi Rocco ingin dengar.

“Kamu menyebalkan, Luc!”

1
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor.. semangat
Amoramor: itu udah ada bab 27 yg baru
total 1 replies
Anna Kartika Ningrum
lanjiut thor.. suka cerita nya
Anna Kartika Ningrum
lanjut thor /Smile/
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya thor.. kpn kelanjutannya
Amoramor: sabar yaa, lagi di review
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!