NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

Di tengah rasa kantuk dan lelahnya, Ibu Laila mengajarkan kedua anaknya penjumlahan dan pengurangan. Pengenalan kembali pecahan-pecahan uang yang kemungkinan akan diterima oleh putrinya.

Salwa sudah lebih dulu pamit untuk tidur. Menyisakan Ibu Laila dan Halwa yang masih merapikan buku-buku setelah mereka belajar.

"Bu."

"Iya"

"Tadi Pak Dadang dan Teh Linda curang ya, Bu?."

Laila tersenyum.

"Makanya Ibu mengajari lagi Kakak Salwa dan Adik Halwa. Supaya kalau ada yang beli lagi tidak ada kesalahan."

"Iya, Bu. Berarti tadi seharusnya kalau lima ribu itu dapatnya lima kue ya, Bu?."

"Iya, betul."

"Kalau begitu kue itu harusnya masih sisa sepuluh ya, Bu?."

"Betul sekali sayang."

Halwa tersenyum lebar. Merasa senang bisa menyelesaikan materi matematika sederhana yang diberikan Ibunya.

"Nanti tolong dibantu Kakak Salwa, ya"

"Baik, Bu."

Pagi-pagi sekali Laila sudah sibuk, Ibu Ratna sendiri datang ke rumah memesan kue. Karena akan ada pengajian nanti siang di rumahnya. Padahal rencananya pagi ini ingin menemani kedua anaknya jualan.

"Tadi subuh sudah beli di pasar, biasa tempat langganan. Pas sampe rumah Bapaknya anak-anak makan, kok basi katanya. Aku cicipi juga dan ternyata benar, sudah berlendir dan tidak rasanya tidak enak. Semuanya aku buka dan tidak ada yang selamat, basi." Keluh Ibu Ratna.

"Iya, Bu." Sahut Laila seperlunya. Menahan diri untuk tidak bicara terlalu banyak mengenai dagangan orang lain. Yang belum tentu buatannya sendiri lebih bagus dari orang itu.

"Ini keburu 'kan ya sebelum zuhur sudah ada di rumah."

"Insya Allah, Bu. Saya akan usahakan."

"Aku bayar setengahnya dulu, Laila. Setengahnya lagi nanti di rumah." Ibu Ratna menyerahkan uang selembar pecahan lima puluh ribu.

"Alhamdulillah, terima kasih banyak Ibu Ratna."

Ibu Ratna hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan rumah Laila. Membiarkan janda muda itu menyelesaikan pesanannya. Bibir Laila tidak pernah kering dari kata hamdalah, karena berkat ide dari anak pertamanya kini dirinya memiliki kebisaan yang alhamdulillah menghasilkan. Dan yang pasti ini tidak lepas dari campur tangan yang Sang Ilahi.

Mendekati waktu akhir, pekerjaan Laila pun sudah hampir selesai. Kue-kue yang sudah tidak panas dikemas ke dalam kantung plastik berukuran sedang. Kemudian duduk di bale dapur, menunggu beberapa kue lagi yang sedang dikukusnya.

Sementara itu di tempat lain, Halwa tampak sedang ribut dengan Teh Linda saat membeli kuenya. Menarik perhatian orang-orang yang melintas di jalan tersebut.

"Kalau beli dua ya ambil kuenya dua, Teh."

"Ya lima dong, Hal!" ngotot Teh Rina sambil sudah mengantungi lima kue.

"Dua, Teh!." Halwa menarik kantung plastiknya. Ingin mengambil kelebihan yang diambil Teh Linda.

Tarik menarik pun terjadi, tentu saja si kecil Halwa yang kalah dan anak kecil itu jatuh tersungkur ke atas tanah. Teh Linda pun pergi dari sana tanpa ada yang berani mencegahnya.

"Adik!." Salwa menghampirinya. Membantu Adiknya berdiri.

"Ada yang sakit?." Salwa membersihkan lutut dan betis Halwa yang kotor.

"Tidak ada, Kak." Halwa menggeleng.

"Jualan kita, Kak."

"Tidak apa-apa, semoga Allah menggantinya dengan yang lebih baik." Begitu bijaksananya pemikiran Salwa.

Seorang laki-laki datang menghampiri dengan wajah full senyum.

"Sisanya ada berapa, Dik?."

Salwa segara menghitungnya.

"Sepuluh."

Laki-laki itu tampak mengerutkan keningnya. Karena sisa kue itu ada lima belas lagi.

"Ada lima balas, Pak." Halwa meluruskan.

Laki-laki itu tersenyum menatap kedua anak itu.

"Bungkus semuanya."

"Baik, Pak." Dengan cekatan Halwa membungkus semua kuenya lalu diserahkan pada laki-laki itu.

"Ini uangnya." Lantas laki-laki itu menyerahkan uang pecahan lima pukul ribu pada Salwa.

"Ambil saja kembaliannya buat kalian." Ucapnya lagi.

"Tapi ini terlalu besar." Salwa hendak mengembalikan uang tersebut karena dirinya pun tidak memiliki kembalinya.

"Ambil saja, anggap ini uang ganti rugi atas kue yang diambil perempuan tadi."

"Tidak" Halwa menggeleng.

"Ibu tidak akan mengizinkan kami mengambil uang yang bukan milik kami." Sambung Salwa sambil menaruh uang itu pada telapak tangan laki-laki itu.

Laki-laki yang menyebut namanya sendiri itu begitu kagum pada kedua anak itu.

"Baik, kalau ini terlalu besar untuk kalian, bagaimana dengan ini? Pak Arman harap kalian tidak akan menolak."

Halwa dan Salwa mengangguk saat Pak Arman menyodorkan dua lembar uang pecahan sepuluh ribu.

"Oke."

Kedua anak itu tersenyum dan mereka berpisah dengan Pak Arman.

Tiba di rumah Salwa dan Halwa tidak menemukannya sang Ibu. Salwa terdiam duduk di bale-bale dapur. Sedangkan Halwa langsung tidur. Cukup lama Salwa duduk di sana tapi sang Ibu belum kunjung datang. Tiba-tiba saja rasa kesalnya memuncak untuk hal yang tidak diketahuinya.

"Ahhhh..." teriaknya histeris. Piring beling putih bunga terakhir yang dimilikinya hancur berserakan. Pun dengan gelas beling putih polos, sudah berhamburan pecahannya.

Bukan hanya itu saja, beberapa perlengkapan dapur sudah berada tidak pada tempatnya. Semuanya dibuat berantakan oleh Salwa yang mengamuk. Si kecil Halwa tidak terganggu sedikitpun dengan keonaran yang dibuat Kakaknya.

Laila yang baru tiba di dapur cukup kaget dengan isi dapurnya yang sudah tidak karuan. Kejadian ini sudah hampir tiga bulan ini tidak pernah ditemukannya. Kemudian Laila merapikan kembali dapurnya hingga benar-benar kembali semula walau sudah tidak lengkap lagi. Tentu dikarenakan ada beberapa yang sudah rusak.

Memasuki kamar Laila disuguhi pemandangan yang begitu mendamaikan hatinya. Wajah polos kedua anaknya yang sedang terlelap. Hanya sebentar saja perempuan itu memandangi putri-putrinya karena harus segera membersihkan diri sebelum shalat.

Limpahan rezeki hari ini sangat lebih dari cukup. Mudah-mudahan jalan rezeki dari berjualan kue-kuenya terbuka lebar.

Halwa dan Salwa bangun di waktu yang bersamaan. Kedua anak itu langsung mencari Ibu mereka yang sedang di dapur.

"Tadi Ibu ke mana?." Halwa duduk di sebelah Ibu Laila yang sedang memilih pisang-pisang yang sudah matang. Yang akan diolahnya lebih dulu.

"Ibu mengantar pesanan Ibu Ratna." Jawab Ibu Laila kemudian menatap kedua anak perempuannya silih berganti.

Sudah biasa kalau Salwa akan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa dengan dapur Ibunya. Karena memang Salwa sendiri tidak pernah mengingatnya. Jadi percuma saja kalau Ibu Laila menanyakan.

"Kakak capek sekali ya. Besok libur dulu jualannya."

Salwa menggeleng. "Jualan saja Bu di lapangan karena katanya ada pertandingan sepak bola."

"Itu cukup jauh, Kak."

"Tidak apa-apa, Bu."

Ibu Laila Hanya bisa mengangguk pasrah, karena keinginan putrinya tidak pernah bisa ditolaknya.

"Tapi besok Ibu ikut."

"Iya, tidak apa-apa. Ibu nanti bisa lihat ya aku berjualan."

"Oke sayang."

Salwa pun menyerahkan uang hasil jualan hari itu, lagi-lagi Teh Linda memaafkan kedua anaknya yang masih kecil-kecil.

Bersambung.....

1
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!