Kematian kakak Debora, Riska, sungguh membuat semua keluarga sangat berduka.
Riska, meninggal saat melahirkan anak pertamanya. Tubuhnya yang lemah, membuat dia tidak bisa bertahan.
Karena keadaan, semua keluarga menginginkan Debora, menggantikan
posisi kakaknya yang sudah meninggal, menjadi istri kakak iparnya.
Debora terpaksa menerima pernikahan itu, karena keponakannya yang masih bayi, perlu seorang Ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33.
Debora menyelesaikan memasaknya, dalam waktu tiga puluh menit, mengolah dua macam bubur, dan sarapan untuk dirinya.
Selama Debora memasak bubur Victor tadi, Pelayan yang bernama Ira, terlihat tidak senang, karena Debora menolak tawaran wanita itu untuk membantunya.
"Tuan Victor biasanya begitu suka dengan masakan buatan saya!" ujar Ira, memberitahu Debora dengan bangga, bahwa dia yang layak untuk membuat makanan Victor.
Debora menatap tajam Pelayan itu, dengan wajah datarnya yang dingin, meneliti setiap inci raut wajah Pelayan itu.
"Kamu harus tahu batasanmu, jangan buat aku naik darah, Victor itu suamiku, atas dasar apa kamu mengungkapkan, betapa kamu bangga mengatakan semua itu padaku, jangan kamu kira usiaku lebih muda darimu, kamu lancang bicara seperti itu padaku, sekarang aku lah Nyonya di Mansion ini, kamu harus ingat itu!!" ujar Debora dengan tajam, dengan wajah datarnya yang begitu dingin.
Nita juga menatap Ira dengan tidak senang, tatapan matanya juga begitu dingin memandang Ira.
Ira jadi terdiam di tempatnya, tidak berkutik mendengar apa yang di katakan Debora itu.
Sementara Pelayan lain hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat kelakuan Ira yang mereka tahu, menyukai Tuan mereka secara diam-diam.
Debora memberikan bubur Arthur kepada Nita, dan Nita pun menerima sarapan Arthur tersebut, lalu membawanya ke ruang bermain Arthur.
Sebuah ruang kosong yang tidak di pakai, dengan luas hampir sama dengan kamar tamu, di jadikan Debora sebagai ruang khusus untuk Arthur, lengkap dengan berbagai mainan bayi.
Setelah Nita membawa sarapan Arthur, sekarang tugas Debora membawa sarapan Victor, dan tidak lupa membawa sarapannya juga.
Karena Victor sakit, Debora terpaksa akan sarapan di kamar kakak iparnya itu, sekalian menemaninya untuk sementara.
Perlahan Debora membuka pintu kamar tamu, lalu mendorong troli makanan masuk ke dalam kamar.
Victor di tempat tidur memandang Debora, yang masuk ke dalam kamar.
Troli itu di tempatkan Debora dekat tempat tidur, lalu kemudian Debora duduk di tepi tempat tidur.
"Apakah kakak mau sikat gigi terlebih dahulu, atau langsung sarapan?" tanya Debora dengan lembut.
Setahu gadis itu, kata-kata yang lembut, bisa membuat seseorang yang sedang sakit merasa nyaman, dan sangat ampuh untuk kesembuhan pasien, karena merasa di pedulikan.
Victor merasakan perasaannya begitu campur aduk, mendengar nada suara Debora yang begitu merdu.
Yang tepatnya, Victor merasakan perasaannya terasa begitu nyaman, dan tenang.
"Aku mau sikat gigi, rasanya mulutku tidak enak!" kata Victor.
"Baiklah, Ayo!"
Debora menarik selimut yang menutupi tubuh Victor, menyingkirkannya ke samping.
"Apakah kakak kuat untuk berjalan ke kamar mandi?" tanya Debora.
"Iya, bisa!" jawab Victor, lalu perlahan menurunkan kakinya ke lantai kamar.
Debora menyodorkan sandal kamar ke kaki Victor, untuk di pakai kakak iparnya itu.
"Terimakasih!" ucap Victor tercekat.
Victor tidak menyangka, Debora mau melakukan hal kecil seperti itu padanya, yang menurutnya itu hal yang tidak perlu di lakukan Debora.
Pria itu sudah salah menilai tentang pribadi Debora, sepertinya ada yang salah, dengan apa yang di sampaikan Riska semasa hidupnya, tentang pribadi Debora.
Perlahan Victor melangkahkan kakinya, sambil memegang penyanggah infusnya, Victor berjalan menuju kamar mandi.
Sesampainya Victor di kamar mandi, dan berdiri di depan wastafel, Debora mengambil sikat gigi Victor.
Debora menaruh odol gigi di atas sikat gigi, lalu memberikannya pada Victor.
Victor menerima sikat gigi, yang sudah di olesi Debora dengan odol gigi.
Setelah itu Debora keluar dari kamar mandi, supaya Victor mengikat gigi, dan membasuh wajahnya dengan bebas.
Bersambung......