ada seorang mahasiswi yang aktif mengikuti organisasi dan kegiatan kampus lainnya, pada suatu saat ia mendapatkan sebuah kesempatan mengikuti kegiatan kampus dengan mengunjungi sebuah museum peninggalan kerajaan Balden, Tapi naasnya dia harus mati karena kecelakan di dalam museum.
arwahnya malah masuk ke dalam tubuh seorang Ratu pertama di dalam kerajaan tersebut, bercerai dengan raja bodoh dan menikahi seorang pria tampan bergelar Duke. Duke ini juga di juluki sebagai Raja Iblis.
hari-harinya menjadi seorang istri Duke, harus bertanggung Jawab mengembalikan kejayaan dan keadilan untuk rakyat miskin dan cara bertahan hidup dari sang Duke.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Alaric menjauh
...----------------episode 20----------------...
Hari di mana Alaric kembali dari peperangan telah tiba. Semua orang di Mension menunggu dengan senang hati termasuk Ellisha.
Ellisha sangat senang bisa bertemu kembali dengan Alaric, dia sudah membayangkannya, pada saat Alaric baru turun dari kuda kendaraanya. Dia akan langsung berlari dan memeluk tubuhnya.
Semua orang menunggu kepulangan para prajurit perang di luar Mension, bahkan termasuk Ellisha.
dan beberapa menit menunggu akhirnya dari kejauhan mereka sudah melihat kedatangan para prajurit, di depan prajurit ada dua pria berkuda, pertama Zaid dan di samping Zaid sudah pasti Alaric, walau Alaric menutup wajahnya dengan kain hitam, tapi bentuk tubuhnya sangat di kenali oleh orang.
*kenapa suamiku menutup wajahnya? Apa dia terluka di bagian wajahnya? Aaaaah betapa sangarnya dia nanti. hm apalagi kalau di kasur hehe*seru Ellisha dengan pikiran kotornya.
Akhirnya mereka semua tiba, para prajurit melepaskan kerinduan mereka dengan memeluk keluarga mereka, Ellisha pun ingin melakukannya, pada saat Alaric turun dari kudanya, Alaric pertama kali di sambut oleh Wensto.
"selamat datang kembali tuan, selamat atas kemenanganmu"ucap Wensto sudah siap menyambut Alaric.
"terima kasih Wensto. Apa pada saat aku pergi, di kediamanku aman?"tanya Alaric.
Wensto yang mendengar itu seketika wajahnya berubah tegang, namun dia tetap tenang dan pura-pura tersenyum.
"semuanya aman terkendali tuan, masalah hanya terjadi satu kali saja pada waktu tuan baru saja pergi"ucap Wensto.
"hanya? Kau bilang!? Wensto aku peringati kamu, nyawa istriku lebih berharga dari pada nyawa ku. Jika waktu itu terjadi apa-apa kepadanya, nyawa kalian habis di tanganku!"ucap Alaric menatap tajam ke arah Wensto.
"ma_maaf tuan"
"Sayang..."seru Ellisha berlari menghampiri Alaric dengan tersenyum.
Alaric yang melihat kedatangan Ellisha, seketika amarahnya langsung meredah, namun Alaric seperti ingin pergi dan tidak mau Ellisha mendekatinya. dia dengan cepat memberikan kode untuk Zaid.
Zaid paham akan kode dari Alaric, ia langsung menghentikan langkah Ellisha. pada saat langkah Ellisha di hentikan oleh Zaid, Alaric langsung pergi begitu saja masuk ke mension tanpa menemuinya.
"heh kenapa kamu menghentikanku Zaid? Aku ingin bertemu dengan suamiku"Ketus Ellisha merasa kesal karena langkahnya di hentikan.
"mohon maaf Nyonya, tapi sekarang tuan sedang terluka, ia merasa khawatir apabila Nyonya mengetahuinya, tuan berkata tunggulah hingga lukanya sudah membaik, maka ia akan menemui Nyonya"ujar Zaid.
Sebenarnya Zaid berbohong, alasan Alaric tidak ingin bertemu dengan Ellisha di karena kan Kutukan Alaric sudah hampir memakan seluruh tubuhnya hingga ke wajahnya. perjanjiannya dengan hewan besar bewarna hitam membuatnya harus membayar lebih.
Alaric menjauh dari Ellisha karena Ia tidak mau Ellisha mengetahui Kutukan tersebut.
"apa yang kamu katakan Zaid. Aku istrinya sudah pasti aku akan menemaninya sehat maupun sakit! Apa lagi sekarang dia sedang terluka. Biarkan aku pergi! ALARIC!"teriak Ellisha melihat Alaric pergi menjauh darinya hingga tak terlihat lagi di hadapanya.
"saya minta maaf Nyonya, tapi anda harus menghormati keputusan Tuan, saya permisi"ucap Zaid dan langsung pergi setelah melihat Alaric berhasil melarikan diri dari Ellisha.
*apa maksud si Zaid ini! AKH! Gara-gara dia aku tidak bisa bertemu dengan Alaric. Aku bahkan sudah menyiapkan es jus segar spesial untuknya, akan aku bawakan deh*seru Ellisha kembali ke dapur mension untuk mengambil jus yang sudah di buatnya, sementara jus lain sudah di bagikan ke para prajurit yang lain.
Mereka tak menyangka akan di seguhkan dengan air es di musim semi, es di musim semi memiliki nilai yang berharga dan menghilangkan dahaga, itu sangat berarti bagi mereka.
...----------------...
"hmmm hm.. Hm...🎤"senandung kecil dari Ellisha, ia dengan senang hati berjalan ke ruang kerja Alaric sambil membawakan minuman dingin di tanganya, itu juga termasuk janjinya jika Alaric berhasil pulang dengan selamat.
Tapi setibanya di depan pintu kerja milik Alaric, Ellisha di hentikan oleh kedua prajurit berbadan besar tepat di depan pintu.
"maaf nyonya, anda di larang masuk ke dalam. Tuan ingin sendiri"ucap salah satu dari mereka.
"hey..... Apa kah aku butuh izinkan kalian untuk masuk. Bahkan suamiku saja tidak bisa menahan diriku untuk masuk! BIARKAN AKU MASUK! SAYANG... MEREKA MENAHAN KU DILUAR AKU INGIN MASUK....AAAAAA"rengek Ellisha di depan pintu kamar Alaric.
Sebenarnya Alaric mendengar teriakan Ellisha. dia juga tidak sanggup membuat Ellisha merengek di luar pintunya, namun apalah daya, dia merasa lebih baik Ellisha sedih karena dia menjauhinya dari pada Ellisha sedih karena Kutukan yang dialaminya.
Alaric memandangi dirinya di cermin besar di ruangan kerjanya. Tak kuasa ia menahan rasa sakit, hampir seluruh tubuh Alaric di penuhi dengan corak hitam bahkan hampir melahap tubuhnya.
*bagaimana aku bisa menghilangkan noda hitam di tubuhku ini. Kalau di tubuhku tak apa, bisa aku sembunyikan, tapi sekarang ia sudah menjalar di wajahku, bagaimana aku bisa menatap wajah istriku dengan leluasa lagi.. Aku ingin memeluk dan menciumnya*batin Alaric menahan emosi yang menggenjolak di dalam hatinya.
Ellisha di luar juga hampir menyerah, ia sudah tidak punya kekuatan untuk berteriak lagi.
Sampai ia melontarkan kata membuat Alaric semakin sedih.
"BAIK! JIKA KAMU TIDAK INGIN BERTEMU DENGAN KU LAGI. MAKA BAIKLAAAH... AKU AKAN PERGI! AKU JUGA TIDAK SUDI MELIHATMU LAGI! DASAR DUKE SIALAN!"pungkasnya langsung pergi dari situ.
*hehe sepertinya wanita sialan itu di buang oleh tuan... Jikalau begitu maka putriku sepertinya memiliki kesempatan untuk mendekati tuan. Aku akan membuat putriku bisa lebih dekat dengan tuan bagaimanapun caranya HAHAHAHAHA*batin seseorang yang sedari tadi melihat Ellisha dari kejauhan.
...----------------...
"Yang mulia raja, sebentar lagi akan ada perayaan Pameran besar-besaran di kerajaan Balden. Masyarakat juga sangat menantikannya, tugas kita memberikan undangan kepada kerajaan tetangga dan mempersiapkan apa saja yang di butuh kan untuk bisa merayakan Pameran ini jadi yang mulia_"
"AH! Apa kalian tidak bisa mengurusinya sendiri? Cuman soal Pameran apa aku yang harus melakukannya sialan!?"putus Staylo merasa kesal di atas singgasananya.
Para menteri yang sudah tau akan jawaban apa yang akan di beri Staylo hanya saling memandang dengan wajah lelah mereka.
Mereka sangat merindukan pemerintahan di bawah Ellisha. Sampai ada salah satu menteri yang melontarkan kata bahwa. "yang mulia jika Anda berkenan, maka izinkan Ratu Prianka untuk bertanggung Jawab akan hal ini, dulu yang memegang tanggung Jawab ialah Ratu Ellisha, namun kini dia_.."
"_aaah benar!! Ratu Prianka aku menyerahkan tugas ini kepada mu yah? hahaha dan tadi apa kamu bilang Ratu Ellisha. kalau di pikir-pikir ratu Ellisha akan datang di Pameran bukan? baiklah kalau begitu, buatkan undangan khusus dariku untuknya, aku sangat merindukan dia"putus Staylo lagi tanpa memikirkan perasaan Prianka.
dengan kesal Prianka menolak "tidak yang mulia! Aku sedang hamil bagaimana aku bisa bekerja dengan begitu keras? dan bagaimana bisa yang mulia mengatakan kata rindu kepada wanita lain..."Lirih Prianka dengan wajah cemberut.
"hahaha kamu pasti bisa sayang..., Ellisha dulu juga walau sakit dia masih bisa. Jika Ellisha bisa kamu juga pasti bisa"seru Staylo, dan langsung mengangakiri rapat siang itu"
BERSAMBUNG...